Mahakarya Sang Pemenang

Tim Forest yang Luar Biasa



Tim Forest yang Luar Biasa

0Tadinya ruang ganti pemain Nottingham Forest cukup bising, dan semua orang sedang beristirahat atau mencoba mendengarkan musik untuk rileks. Saat Twain bangkit dari sudut ruangan, seluruh ruangan mulai kembali tenang.      
0

"Di babak pertama... aku tidak akan bicara omong kosong. Masalah yang harus kita selesaikan sekarang bukanlah bagaimana meredam serangan Barcelona, melainkan bagaimana kita bisa mencetak gol."     

Saat dia mengatakan ini, dia memandang ke arah George Wood. Beberapa orang mengikuti arah pandangnya dan memandang ke deretan belakang.      

"George, kau harus menyerang dan bertahan sekaligus. Apa itu terlalu sulit bagimu?" Twain tersenyum.      

George Wood menggelengkan kepalanya. "Tidak ada masalah."     

"Tidak ada masalah?" Twain menatapnya tajam dan bertanya, "Apa artinya 'tidak ada masalah'? Itu agak sulit atau cukup mudah?"     

"Erm..." George Wood memikirkannya sekali lagi. "Saat aku kembali untuk bertahan, aku mungkin melewatkan beberapa peluang untuk menyerang karena aku ada di belakang. Sementara untuk hal-hal yang lain, tidak ada yang sulit."     

"Gunakan lebih banyak operan, dasar bodoh." Twain menunjuk ke arahnya. "Kau berlari bolak balik seperti pesawat ulang alik di babak pertama. Aku bertanya-tanya apa kau memang punya energi dan waktu luang untuk melihat situasi di sekelilingmu. Seorang playmaker lini tengah tidak mengandalkan stamina yang tak terbatas. Kau harus mengamati situasi di lapangan, perhatikan posisi rekan setim dan pemain lawan, lalu putuskan bagaimana kau akan melakukan serangan. Playmaker lini tengah tidak mengandalkan kekuatan fisik mereka. Dia menggunakan otaknya." Nada suara yang terkandung dalam kritik Twain tidak terdengar kasar, tapi dia membiarkan semua orang tahu bahwa dia sedang mengkritik George Wood dan tidak sedang bercanda.      

Wood mengangguk. Dia memang sibuk berlari di paruh awal babak pertama. Bagaimana mungkin dia bisa mengatur serangan? Pertanyaan itu tidak tinggal lama di benaknya. Dia menunggu untuk mendapatkan bola sebelum kemudian mendongak untuk menemukan rute operan. Kalau ada peluang baginya untuk mengoper, dia akan melakukannya. Kalau tidak ada, dia akan menggiringnya sendiri. Dia jarang mempertimbangkan segala sesuatu seperti van der Vaart. Karenanya, sampai saat ini, sebagian besar operannya diarahkan langsung ke rekan setimnya, dan bukan ke ruang kosong yang ada di depan mereka. Tingkat keberhasilan jenis operan seperti itu sangatlah tinggi, tapi dia takkan bisa menciptakan peluang yang bagus. Operan yang bisa menembus lini pertahanan dilakukan untuk mengancam lawan saat sedang menyerang. Kalau operannya selalu mencapai titik yang akurat di kaki pemain lain, operan itu akan membuat momentum serangan terhenti. Akan mudah bagi lawan untuk menghentikan sebuah serangan selama lini pertahanan belakang mereka berada di posisi yang bagus.      

Di babak kedua, dia tidak perlu berlari mondar mandir antara lini depan dan belakang, tapi dia harus lebih memfokuskan energinya untuk bertahan karena Nottingham Forest akan menggunakan taktik serangan balik defensif. Kalau mereka tidak bertahan, bagaimana mungkin mereka bisa menyerang balik? Wood berada di jantung pertahanan lini tengah. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan jenis permainan dimana saat lawan menyerang, dia hanya perlu menunggu hingga rekan setimnya merebut bola dan mengoper kepadanya untuk mulai mengatur serangan.      

"Selain itu, saat kita memainkan serangan balik defensif, pertahanan sangatlah penting, tapi kalau hanya bertahan tanpa menyerang bailk, maka kita hanya akan bisa bertahan sampai mati." Twain tidak berniat untuk melepaskan Wood begitu saja. Dia juga mengkritik penampilan Wood di lini pertahanan. "Kau sudah terlalu lama menjadi gelandang bertahan, George. Bertahan dengan aktif memang bagus, tapi kau harus mempertimbangkan misimu lebih dulu. Apa tugasmu disini?" Dia bertanya sambil menatap Wood.      

"Mengatur serangan," jawab Wood.      

"Kelihatannya kau tidak bingung meski sudah lari mondar mandir seperti tadi. Kalau kau terus bertahan, bertahan dan bertahan, bagaimana kau bisa mengatur serangan? Kau hanya satu pemain, bukan monster yang bisa membelah tubuhnya kapan saja."     

"Kalau begitu apa yang harus kulakukan?" George Wood ganti bertanya.      

Twain memandang ke arah para pemain lain di ruang ganti. Beberapa diantara mereka mendengarkan percakapannya dengan George, sementara yang lain ada yang menutup mata mereka untuk beristirahat dan beberapa lagi mendengarkan musik.      

Dia berdehem dan kemudian berkata, "Itu sangat mudah. Kau harus mempercayai rekan setimmu."     

George Wood menoleh dan memandang ke sekeliling. Dia melihat sejumlah besar rekan setim yang balas menatapnya.      

"Baiklah, guys!" Twain membiarkan Wood sendirian dan menepukkan tangannya dengan keras agar semua orang memandang ke arahnya. "Di babak kedua nanti, kita harus mencetak gol. Ini bukan pertandingan tandang dimana hasil imbang masih bisa diterima. Kita tidak bisa melonggarkan pertahanan kita dan harus lebih berani dalam menyerang. Kalau kita kehilangan bola, aku tidak ingin kalian berbalik dan berlari mundur. Kalian harus segera menekan lawan, rebut bolanya dan serang. Kalau kalian tidak bisa mentekel bola, hentikan laju lawan yang membawa bola. Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan."     

"Bagian awal babak pertama sudah oke, tapi kita memberikan tekanan yang terlalu sedikit kepada Barcelona di bagian akhir. Ini tidak boleh terjadi lagi. Di babak kedua nanti, tunjukkan pada mereka apa yang bisa kalian lakukan!" Dia memukulkan tinjunya ke telapak tangannya.      

※※※     

Di sisi lain, Rijkaard dengan menulis dan menggambar di papan taktis. Dia sedang menginstruksikan kepada para pemainnya bagaimana caranya menembus pertahanan Nottingham Forest yang solid.      

"George Wood jelas harus mengatur serangan. Kalau aku adalah Tony Twain, aku tidak akan membiarkannya terfokus dalam bertahan di babak kedua. Dengan begitu, akan ada celah di dalam lini pertahanan Nottingham Forest yang bisa kita manfaatkan. Formasi pertahanan mereka secara keseluruhan cukup rapat dan kita tidak bisa mengoyaknya dengan operan bola. Sidwell bukanlah ancaman bagimu, Messi." Dia menatap Messi, yang duduk di satu sisi.      

"Tingkatkan terobosan di babak kedua dan majulah untuk menemukan kesempatan mengacaukan formasi pertahanan mereka. Hal yang paling ditakuti oleh pertahanan semacam itu adalah satu atau beberapa pemain yang bisa melakukan terobosan luar biasa." Secara tidak langsung, dia mengkritik Messi karena kurang termotivasi di babak pertama.      

Dengan pengecualian satu momen dimana dia melewati tiga pemain berturut-turut, penampilan Messi cenderung datar. Timbul spekulasi bahwa dia baru saja pulih dari cedera dan penampilannya masih belum benar-benar bugar. Tapi sebenarnya, Messi tidak terlalu bersemangat karena adanya perbedaan yang besar antara ekspektasi dan kenyataan yang ada di lapangan.      

Dilihat dari semua aspek, bagaimana mungkin perasaan bangga setelah berhasil melewati George Wood bisa dibandingkan dengan saat melewati Sidwell?     

Messi tahu apa masalahnya. Dia harus lebih serius lagi di babak kedua. Apapun alasannya, George Wood tidak menjaganya, yang bermakna bagus baginya.      

Baru-baru ini, media mengkritik Barcelona karena mengembangkan "sebuah ketergantungan terhadap Messi" setelah baru saja membuang "ketergantungan terhadap Ronaldinho". Mereka mengatakan bahwa Rijkaard tidaklah kompeten dan memuji Messi karena terlalu kuat.      

Saat Barcelona menyerang, semua orang akan berusaha untuk memberikan bola kepada pria kecil itu, berharap dia bisa membuat keajaiban.      

Jadi, karena Nottingham Forest tidak menghormatiku, aku akan membuat kalian menyesalinya! Dia mengepalkan tangannya.      

※※※     

Setelah babak kedua dimulai, Barcelona ingin mencetak gol dan Nottingham Forest juga ingin mencetak gol seperti di paruh awal babak pertama. Kedua tim saling serang dan jalannya pertandingan berubah.      

Nottingham Forest mendapatkan tiga kesempatan untuk menjebol gawang lawan, dan Barcelona memiliki dua peluang untuk memasuki daerah kosong tim Forest. Sayang sekali tidak satupun dari mereka yang berhasil memanfaatkannya, meski mereka berhasil mengejutkan kedua manajer. Tidak peduli tim mana yang akan menembak ke gawang, kedua manajer itu akan sama-sama bangkit dari kursi mereka. Rijkaard hanya bangkit sedikit, sementara Twain akan melompat bangun dan berjalan keluar dari area teknis.      

Setelah lima belas menit dipenuhi serangan-serangan yang mendebarkan, Nottingham Forest dan Barcelona sama-sama sadar bahwa serangan mereka membuat gawang mereka rentan, yang dibuktikan oleh lima peluang bagi kedua tim untuk mencetak gol.      

Karenanya, kedua tim memilih untuk bermain konservatif di waktu yang bersamaan.      

Hal ini tidak mengejutkan, karena menstabilkan pertahanan adalah gaya khas permainan Nottingham Forest. Tapi, sangatlah mengejutkan melihat Barcelona juga ikut menstabilkan pertahanan mereka sebelum menyerang balik.      

"Barcelona ingin memainkan serangan balik defensif seperti Nottingham Forest?" seru komentator.      

Twain tertawa. Dia tahu kenapa Rijkaard tiba-tiba saja menjadi konservatif. Berkat salah satu serangan mereka, Rijkaard menyadari kehebatan serangan Nottingham Forest, dan menjadi konservatif akan membantunya untuk menang. Manajer, yang dikenal di dunia sepakbola karena gaya sepakbola ofensif dan artistiknya, harus menyerah pada kenyataan dan memilih pertahanan yang lebih aman saat posisinya terancam.      

Hal yang membuat Twain senang bukanlah penampilan Barcelona, melainkan transformasi George Wood.      

Salah satu hal favoritnya tentang Wood adalah bocah itu selalu mendengarkan kata-katanya. Penampilan Wood mengalami perubahan yang spesifik setelah dia mengkritik performa Wood di babak pertama tadi.      

Wood tidak lagi menyibukkan diri dengan menyerang dan bertahan. Dia telah belajar untuk "berdiri diam dan menendang". Twain selalu menekankan berlari saat bermain sepakbola, tapi tentu saja juga ada pengecualian. Sebagai pengatur lini tengah, dia berharap playmaker-nya akan bertindak seperti jenderal lapangan dan menunjukkan kestabilan. Selain itu, bagi seorang gelandang bertahan, Wood tidak perlu bergerak maju dan menerobos melewati lini pertahanan musuh saat menyerang. Seringkali mereka perlu meluncurkan serangan dari lini belakang. Belajar bagaimana menilai situasi di lapangan adalah hal yang harus dilakukan oleh George Wood.      

Tim Forest menyerang dan mengancam gawang Barcelona sebanyak tiga kali. Salah satunya diawali langsung oleh Wood, dan dua lainnya dimulai secara tidak langsung olehnya. Salah satu operan langsungnya dari sayap memberikan peluang bagi Ribery untuk menerobos masuk ke area penalti dan menembak ke gawang. Meski Valdes berhasil menghalaunya, umpan lurus Wood sejauh 30 meter telah memberikan kesan yang mendalam bagi semua orang. Dia masih berada di lini tengah dan tim Forest telah berganti dari posisi bertahan ke menyerang. Seandainya Wood memutuskan untuk menggiring bola, maka lini pertahanan belakang Barcelona akan sudah terbentuk dan dia takkan bisa mengirim umpan kecuali umpan silang. Dia hanya perlu melihat sekilas ke depan. Dia menyadari bahwa lini pertahanan belakang Barcelona masih belum terbentuk sementara Ribery berlari di sepanjang sayap. Ada cukup ruang di depan Ribery dan dengan kecepatannya...      

Dengan umpan lurus yang tegas, dia mengirim bola dari lingkaran tengah ke sayap diantara bek tengah Barcelona, Milito dan Puyol.      

Seperti pisau panas yang membelah mentega, dia membuat bola melewati dua bek Barcelona. Ada ruang kosong di kotak penalti. Saat orang-orang mengira kalau tembakannya luput, Ribery muncul di balik lini pertahanan lawan dan menerima bola!     

Ribery segera mencoba menembakkan bola ke gawang, tapi dia terlalu menekankan kekuatan, dan sudut tembaknya terlalu lurus, jadi tembakan itu berhasil dihalau oleh Valdes.      

Seluruh stadion City Ground masih memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Ribery dan George Wood.      

Bahkan Twain, yang berada di pinggir lapangan, tidak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan untuk George Wood saat dia melihat umpan tajam itu.      

Kalau George mengirimkan bola itu langsung ke Ribery, Puyol dari Barca akan senang bertarung satu lawan satu melawan Ribery dan serangan tim Forest akan menemui jalan buntu. Bola yang diarahkan ke ruang kosong di depan pemain penyerang itu ibarat menggali saluran ke hilir untuk genangan air mati, dan seluruh serangan mereka mendadak kembali hidup.      

"Itulah yang dimaksud Demetrio tentang bakat yang dilihatnya dalam diri Wood!" Twain berucap sombong kepada orang-orang di sekelilingnya.      

"Sayangnya, skalanya masih terlalu kecil." Kerslake menggelengkan kepalanya.      

"Tidak apa," kata Dunn. "Pada awalnya, 'kadang-kadang' dia akan cemerlang, dan saat ini 'kadang-kadang' itu sudah menjadi 'sering'. Pada akhirnya nanti..."     

Twain melanjutkan ucapan Dunn, "Pada akhirnya nanti, dia akan 'selalu' cemerlang!"     

※※※     

Wood sedikit kesal melihat Ribery menyia-nyiakan kesempatan itu, tapi di dalam hatinya, dia merasa senang. Saat dia melihat bola itu bergulir dari kakinya, dan dengan akurat melewati dua bek Barcelona, lalu Ribery yang menusuk masuk untuk menerima umpan itu, perasaan ini sangat berbeda dari saat dia menyekop dan menjatuhkan lawan sebagai seorang gelandang bertahan. Yang satu destruktif, yang lainnya konstruktif.      

Tapi ada satu kesamaan – baik itu destruktif ataupun konstruktif, dia merasa senang setelah dia berhasil melakukannya.      

※※※     

Karena aktivitas dan kecemerlangan mendadak Wood, Rijkaard sadar bahwa meski tidak ada van Nistelrooy, Eastwood ataupun van der Vaart, serangan Nottingham Forest masih termasuk kuat. Dia khawatir tim Forest akan berhasil menyerang diam-diam kalau timnya terus menyerang mereka. Tidak kebobolan gol adalah hal yang terpenting. Karenanya dia berlari ke pinggir lapangan dan menginstruksikan timnya untuk melambatkan irama permainan mereka.      

Saat tim Barca bergerak mundur, tim Forest ikut bergerak maju karena Barcelona jarang menyerang balik, tapi akan salah besar kalau dia mengira Barca tidak punya kemampuan untuk menyerang balik. Twain tidak ingin menjadi orang bodoh yang membombardir lawannya selama delapan puluh sembilan menit lalu dikalahkan dengan serangan diam-diam yang terjadi di menit ke sembilan puluh.      

Messi memang tampil baik di babak pertama dan berhasil menembak ke gawang, tapi meski tembakannya berhasil melewati Edwin van der Sar, bolanya ditangkis oleh Pepe yang menggunakan tubuhnya untuk memblokir bola di garis gawang. Itu adalah salah satu peluang terbaik bagi Barcelona untuk mencetak gol.      

Saat Barcelona bergerak mundur, pria yang merasa bebas adalah George Wood. Dia tidak harus fokus ke lini belakang untuk bertahan. Dia mulai mencoba menggeser posisinya ke depan. Kadang-kadang dia lebih terlihat seperti gelandang serang dan bukannya gelandang bertahan.      

Pertandingan secara bertahap mencapai kebuntuan. Kalau tidak ada yang bisa mencetak gol, maka Barcelona dan Nottingham Forest akan harus memainkan babak tambahan untuk menentukan tim mana yang akan melaju ke final. Kalau hasilnya masih imbang setelah babak tambahan, maka hanya ada satu pilihan yang tersisa – adu penalti!     

Tidak ada yang ingin pertandingan mencapai titik itu. Bahkan babak tambahan juga akan sangat menguras stamina pemain kedua tim.      

Karena itulah, kedua tim mulai kembali bersemangat dan meluncurkan serangan di sepuluh menit terakhir pertandingan.      

Messi kembali bermain dengan aktif. George Wood menerima banyak bola dari rekan setimnya, dia sudah mulai merasa seperti "menara komando lini tengah".      

Messi berhasil menerobos sisi samping area penalti yang dijaga Sidwell dan langsung mengoper bola ke Eto'o, yang bergerak menyilang ke dalam area penalti, tapi tembakan Eto'o berhasil dibuang keluar oleh Edwin van der Sar.      

Di sisi lain, George Wood tiba-tiba melakukan terobosan di sayap dengan memanfaatkan kecepatannya dan menarik perhatian dua orang, Abidal dan Yaya Toure, tapi dia mengoper bola ke Beckham yang ada di belakang. Saat Beckham mengoper bola, Bedtner berhasil menekan bek terjangkung Barcelona, Marquez, lalu berusaha menyundul bola agar masuk ke gawang tapi bola itu membentur mistar dan memantul lalu ditangkap oleh Valdes.      

Menjelang akhir, saat George Wood sadar bahwa Barcelona menjaga ketat operan-operannya, dia melakukan tembakan panjang sejauh tiga puluh meter. Meski tendangannya itu melesat langsung ke arah tribun penonton, Twain dan semua orang lain bisa menebak apa yang ada di hati George Wood – dia tidak menolak menjadi pemain ofensif.      

Seiring berjalannya waktu, skor pertandingan masih 0:0.      

Rijkaard sudah sejak lama berdiri di pinggir lapangan untuk mengarahkan pertandingan, sementara Twain tidak bisa duduk diam dan bangkit dari kursinya.      

Dia memandang ke arah layar besar. Waktu yang ditampilkan disana adalah 84 menit 58 detik; skornya masih nol-nol untuk Nottingham Forest dan Barcelona.      

Beckham sedikit lelah, jadi Twain memutuskan untuk menggantinya. Daya kekuatan Lennon mungkin akan bisa membawa keajaiban di menit terakhir..      

Sidwell juga bisa saja digantikan untuk memasukkan van der Vaart di menit-menit terakhir, tapi kalau dia melakukan itu maka George Wood akan harus kembali ke posisinya sebagai gelandang bertahan. Selain itu, dia tidak tahu bagaimana penampilan van der Vaart nantinya. Tidak ada banyak waktu yang tersisa, kecuali mereka mau memainkan babak tambahan.      

Dia merasa puas melihat performa George. Wood memang masih belum bisa membawa kemenangan bagi tim, tapi itu bukan salahnya. Jalannya masih panjang kalau dia ingin menjadi seorang playmaker lini tengah.      

Dia memanggil van der Vaart dan Lennon dari area pemanasan dan siap untuk menginstruksikan pada mereka tentang bagaimana harus menyerang.      

※※※     

George Wood melirik dua rekan setim yang sedang mendengarkan instruksi Twain di pinggir lapangan. Salah satunya adalah playmaker sejati di tim: van der Vaart. Dia hanya membutuhkan waktu satu detik untuk memahami apa yang sedang dipikirkan oleh Twain.      

Manajer tidak ingin memainkan babak tambahan. Twain ingin menyelesaikan pertarungan di menit-menit terakhir ini, dan penampilannya dalam menyerang jelas tidak membuatnya puas. Kalau Twain merasa puas, dia takkan memasukkan van der Vaart untuk menggantikan tugasnya.      

Apa artinya itu?     

Itu artinya dia tidak berhasil menyelesaikan misinya.      

※※※     

Messi kembali berhadapan dengan Sidwell, dia bermaksud menerobos setelah memancing Pepe keluar dari posisinya lalu mengoper bola ke belakang Pepe agar diambil Eto'o.      

Saat dia melewati Sidwell dengan mudah dan baru akan mengangkat kepala untuk menemukan seseorang, bola di bawah kakinya sudah direbut oleh George Wood.      

Selama hampir sembilan puluh menit, George Wood tak sekalipun berurusan dengan Messi, tak peduli bagaimana Messi menciptakan kekacauan di area penalti tim Forest. Messi hampir melupakan pemain yang dianggapnya sebagai pemain yang paling berbahaya.      

Sebagai akibatnya, setelah dia melewati Sidwell, dia hanya bisa memikirkan tentang Pepe dan tidak melihat bahaya yang tengah mengintainya.      

George Wood melihat celah disaat Messi mengangkat kepala dan lengah dalam menjaga bola. Tiba-tiba saja dia muncul dari samping dan menyekop bola di bawah kaki Messi!     

Nottingham Forest tidak memberikan waktu bagi Barcelona untuk bereaksi. Pepe, yang tadinya datang untuk menjaga Messi, menerima bola yang disekop Wood tepat pada waktunya. Dia bermaksud mengopernya ke yang lain, tapi dia melihat Wood yang baru saja bangun memberi isyarat kepadanya. Isyaratnya itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tapi Wood jelas menyuruhnya agar mengoper padanya.      

Pepe menghadap ke arah Messi dan membuat gerak tipu seolah-olah akan menggiring bola dan menerobosnya. Dia menipu Messi agar lawan mengubah pusat gravitasinya, dan segera diikuti dengan mengoper bola ke George Wood, yang berlari di depannya.      

"Dia playmakernya, hentikan dia!" Puyol berteriak dari lini belakang. Wood pada dasarnya mengatur serangan Forest di sepanjang pertandingan ini. Orang bodoh manapun tahu siapa yang paling berbahaya dan siapa yang harus diprioritaskan selama serangan balik tim Forest.      

Tanpa menunggu Yaya Toure, Xavi langsung bergerak maju. Dia bermaksud menunggu George Wood mendekatinya dan akan berusaha merebut bola atau memaksa Wood untuk melambat dan berbalik sehingga serangan cepat tim Forest akan gagal.      

George Wood tidak berencana untuk melewati Xavi dan dia juga tidak berniat untuk membalikkan badan. Dia menatap Xavi tapi kakinya mengoper bola ke Beckham di sisi kanan.      

Lalu dia menerobos Xavi dan terus berlari ke depan.      

Sementara itu, Nottingham Forest memulai serangan balik dengan cepat. Gareth Bale, yang diturunkan di menit ke-25 babak kedua, bergerak maju dari sayap kiri bersama Ribery.      

Xavi menolehkan kepalanya untuk melihat punggung George Wood, dan disaat yang bersamaan, melirik ke arah pemain Forest lain yang sedang berlari maju. Lalu dia memandang ke arah Beckham dan memutuskan untuk menghadang pria Inggris itu, yang skill penguasaan bolanya sedang-sedang saja, dan membiarkan George Wood diurus rekan-rekan setimnya.      

Beckham melihat Xavi bergegas menghampirinya dan dia bisa menebak niat pria itu yang ingin merebut bola atau menjebaknya tetap berada di tempatnya jadi bola takkan bisa dioper lagi.      

Dia tidak memberikan kesempatan bagi Xavi untuk melakukan itu. Dia langsung mengoper bola. Pria yang menerima operannya adalah George, yang baru saja memberinya bola!     

Dia sudah bergerak dari tengah ke sayap. Wood baru menggiring bola beberapa langkah sebelum Yaya Toure bergegas menghampirinya. Semua pemain bertahan Barcelona memiliki gagasan yang sama: rebut bolanya dan hancurkan serangan atau gagalkan serangan lawan.     

George Wood tidak memberikan kesempatan bagi Toure untuk melakukannya. Dia langsung mengirim bola ke kaki Ribery di tengah.      

Ribery bergerak dari sayap ke tengah karena dia ingin menerima operan Wood. Lini pertahanan Barcelona mulai merasa gugup saat melihatnya mendapatkan bola. Sebagai penerima penghargaan Ballon d'Or, dia tidak bisa diabaikan begitu saja. Baik dalam memberikan umpan yang mengancam atau menembakkan bolanya sendiri ke gawang lawan, Ribery adalah pemain yang bagus.      

Iniesta, yang tidak bagus dalam bertahan, muncul dari sayap untuk mengepungnya, dan pria yang berada di hadapannya adalah bek tengah Argentina, Milito.      

Kalau Ribery ingin menembak langsung, Milito bisa memblokirnya. Kalau Ribery ingin menerobos, maka Iniesta akan menahannya.      

Ribery tidak menembakkan bola dan tidak menerobos. Dia mengoper bolanya.      

Sosok yang familiar bagi semua pemain Barcelona, George Wood, menerima operan bolanya.      

George Wood, yang berada di dekat garis tepi lapangan dan telah bergerak cepat ke sayap, menerima bola. Abidal langsung menghampiri untuk menghadangnya. Sekarang dia berada di depan area penalti Barcelona, bagaimana mungkin disana ada ruang yang membuatnya tidak ditekan lawan dengan keras?     

Abidal bergegas maju dan mencondongkan tubuhnya ke satu sisi Wood sambil menjulurkan kakinya untuk menyodok bola dan memaksa Wood untuk membalikkan badan.      

Wood memang membalikkan badan tapi dia mendorong bola dengan tumitnya ke celah di belakang Abidal.      

"David!"     

Beckham berlari sekuat tenaga dan muncul di belakang Abidal tepat pada waktunya. Dia tidak offside! Karena Gareth Bale berlari maju dan menekan Puyol, Beckham sendirian di depan Puyol, meski dia muncul dari belakang orang lain.      

Abidal sangat fokus dalam mentekel bola Wood dan tidak menyadarinya, tapi Marquez melihat semua itu dengan jelas. Beckham berlari sebelum George Wood mendapatkan bola. Pria itu tiba-tiba saja mempercepat larinya saat Wood menerima bola.      

Tadinya Marquez mengira Beckham ingin menerima umpan balik George Wood, tapi dia langsung sadar bahwa dia salah. Beckham tidak bergegas maju ke arah Wood melainkan mengambil jalan memutari kedua pria itu. Marquez bergerak maju, berusaha memasukkan Beckham ke posisi offside. Dia tidak melihat situasi di ujung yang lain karena dia mempercayai Puyol.      

Puyol juga menyadari apa yang dilakukan Marquez. Dia ingin bergerak maju untuk menciptakan jebakan offside, tapi sudah terlambat.      

Dia baru setengah langkah melakukannya saat Beckham menerima bola tanpa ada yang menjaganya!     

Setelah mengganggu Marquez di lini depan, Bendtner dan Arshavin tidak mempedulikan Marquez yang mengangkat tangannya dan memandang ke arah asisten wasit, dan bersama-sama bergegas menuju ke gawang!     

"Hati-hati dengan operannya…" Sebelum Valdes menyelesaikan kalimatnya, dia melihat Beckham mengayunkan kaki kanannya.      

Abidal berbalik ke Beckham dengan panik dan melompat maju, dan George Wood berdiri diam disana seolah sedang menonton pertunjukan.      

Marquez dan Milito kembali mundur untuk mengejar Bendtner dan Arshavin.      

Valdes memandang ke arah Beckham, tapi dia melihat dua striker dari sudut matanya dan memfokuskan perhatiannya pada mereka.      

Beckham menendang. Itu bukan tendangan melengkung dengan menggunakan telapak bagian dalam kakinya, melainkan tendangan voli menggunakan punggung kakinya!     

Di waktu yang bersamaan, Valdes melompat ke samping, siap untuk menghentikan tembakan itu. Dia baru saja melayang saat dia melihat bola melewati sisi satunya. Bola itu sangat cepat sampai-sampai dia hanya bisa bergerak lambat dalam menolehkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi di belakangnya. Tapi itu tidak perlu; dia bisa mendengar suara sorakan dari seluruh stadion.      

"Bum! Bum! Bum! Bum! Bum! Bolanya masuk!"     

Lima operan itu mengakhiri serangan tim.      

David Beckham mengacungkan kedua tangannya ke arah George Wood dan melompat ke arahnya sambil tersenyum gembira.      

Penampilan George Wood yang luar biasa di sepanjang pertandingan, serta aksinya sebagai titik estafet untuk terus mengoper bola dan mengatur serangan tim telah membuatnya jadi target utama bagi lini pertahanan belakang Barcelona. Franck Ribery juga sangat dikenal sehingga saat dia mendapatkan bola, Barcelona harus selalu menjaganya. Tidak ada yang memperhatikan pemain veteran, Beckham, yang sudah tak bisa berlari dan hanya bisa mengoper. Lini pertahanan kami terorganisir dengan sangat baik sehingga meski operannya bisa lolos, Bendtner hanya akan punya sedikit kesempatan…      

Karena itulah, Beckham muncul dari belakang dan menembak!     

"Beberapa orang mengatakan bahwa Nottingham Forest adalah panti jompo. Setelah kepergian Hierro, ada pula pemain-pemain tua seperti Albertini, van Nistelrooy dan Edwin van der Sar. David Beckham datang bergabung setelah Albertini pensiun. Tapi siapa yang mereka andalkan untuk meraih gelar Liga Champions tahun lalu? Albertini, bajingan tua itu! Dan bagaimana dengan tahun ini! Fans Nottingham Forest bisa menantikan aksi David Beckham!" komentator berteriak dengan penuh semangat. Seolah-olah dia sedang mengumumkan bahwa Nottingham Forest telah lolos ke final Liga Champions.      

Tapi, pertandingan masih tersisa tiga menit sebelum memasuki perpanjangan waktu.      

Twain tidak merayakan gol itu dengan mereka yang ada di sekelilingnya. Dia menarik van der Vaart dan Lennon yang tampak gembira lalu memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan taktiknya. Dia tadinya menunggu bola mati untuk mengganti pemain, tapi sekarang dia harus mengubah taktiknya.      

Barcelona yang sedang tertinggal akan seperti hewan buas yang terluka. Mereka bisa memunculkan ledakan energi yang luar biasa di menit-menit terakhir. Kalau tim Forest lengah, mereka akan dilahap. Barcelona hanya membutuhkan satu gol untuk menyamakan kedudukan dan tim yang akan pergi ke Moskow, Rusia akan berubah dari Nottingham Forest menjadi Barcelona.      

※※※     

Setelah mereka merayakan kemenangan, Twain memasukkan van der Vaart dan Lennon untuk menggantikan Sidwell dan pencetak gol, Beckham. Saat Beckham melangkah keluar dari lapangan, para fans berdiri dan memberinya tepuk tangan yang meriah.      

Tony Twain memeluk Beckham dan memberi acungan jempol pada George Wood, untuk mengakui kontribusi Wood dalam gol tadi.      

Dia khawatir Wood akan berpikir sebaliknya, karena van der Vaart memang akan mengambil alih komando serangan dari Wood. Wood perlu melakukan pekerjaan yang menjadi keahliannya, bertahan.      

Messi akhirnya berhadapan dengan George Wood di akhir pertandingan, tapi dia sudah lelah setelah harus menghadapi pertahanan tim Forest di awal pertandingan – dia baru saja pulih dari cedera. Bagaimana mungkin kebugaran fisiknya bisa dibilang prima?     

Dalam menghadapi George Wood yang fisiknya tak kenal lelah, jiwanya masih kuat, tapi tubuhnya sudah lemah.      

Seorang striker cepat seperti Eto'o hanya memiliki peranan yang terbatas tanpa adanya ruang yang luas untuk bergerak. Bagaimana dengan Henry? Seberapa besar ancaman yang bisa diberikannya saat dia terjebak di dekat garis tepi lapangan dan tidak bisa masuk ke tengah?     

Meski perpanjangan waktu mencapai lima menit, terdengar suara cemoohan tak puas di stadion City Ground. Tembok barat Nottingham Forest tidak menunjukkan tanda-tanda akan runtuh. Keunggulan fisik yang dihasilkan dari rotasi tampak nyata.      

Ketika wasit meniup peluitnya di akhir pertandingan, seluruh stadion City Ground, dan separuh Nottingham, dibanjiri suara sorakan.      

Tony Twain berjalan ke pinggir lapangan, bermaksud untuk merayakan kemenangan, tapi dia tertangkap dan diangkat oleh para pemain di sekelilingnya. Dia diangkat di atas kepala mereka!     

"Mereka berhasil lolos ke final Liga Champions UEFA tiga kali berturut-turut! Tony Twain telah mengukir nama timnya di sejarah Liga Champions, untuk disandingkan dengan Real Madrid, Ajax, AC Milan, Juventus, Bayern Munich, Benfica, dan manajer terbaik di sepanjang sejarah! Mereka adalah yang pertama mencapai semua ini di abad baru ini… Ini benar-benar gila!"     

"Ini luar biasa! Benar-benar tak bisa dipercaya! Mereka benar-benar berhasil melakukannya!"     

Tony Twain diangkat diatas kepala para pemain dan dia melambaikan tangannya untuk menerima sorakan dari kerumunan. Meski mereka masih belum memenangkan gelar Liga Champions, dia sudah melakukan banyak hal untuk menerima kehormatan ini. Bisa memimpin sebuah tim kecil yang tak dikenal selama hampir tiga puluh tahun untuk kembali ke puncak bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah oleh orang biasa.      

"Aku harus mengatakan ini… meski Tony Twain tidak banyak disukai, hasil yang diperolehnya membuat semua orang merasa iri. Bagi mereka yang mengkritiknya, bukankah mereka ingin tim yang mereka dukung memiliki manajer ajaib semacam ini? Sebagian besar pemain yang dilatihnya dari seluruh dunia adalah para pemain yang namanya tak pernah didengar. Dan sekarang, mereka semua telah tumbuh menjadi pilar-pilar Nottingham Forest. Pohon muda itu telah tumbuh menjadi pohon yang menjulang tinggi!"     

"Wood! Wood! Tumbuh jadi pohon besar! Forest! Forest! Nottingham Forest!!" tidak satupun fans meninggalkan tribun di stadion City Ground dan menyanyikan lagu lain yang mereka buat untuk George Wood.      

"Ya, Franck Ribery, yang dulunya hanya bermain di liga rendah Prancis kini menjadi penerima penghargaan Ballon d'Or. Pepe, yang menghadapi kesulitan tidak bisa bermain di Portugal, kini menjadi jantung pertahanan belakang Forest. Gareth Bale, yang hampir ditolak oleh Southampton, sekarang menjadi pesepakbola nasional termuda dan pencetak gol termuda di sepanjang sejarah Wales. Eastwood, yang dulunya bermain sepakbola amatir karena cedera dan hampir menyerah, kini telah menjadi pemain utama tim Forest. Tentu saja, kita juga tidak bisa melupakan George Wood. Siapa yang akan pernah menduga, seorang bocah biasa yang baru mulai belajar sepakbola profesional di usia tujuh belas tahun? Penampilannya di pertandingan malam ini layak mendapatkan nilai sembilan poin!"     

"Kenapa tidak sepuluh?" tanya rekannya.      

"Ah, dia masih muda. Masih banyak ruang untuk tumbuh, dan kita menantikan masa depannya. Aku tidak ingin memberinya sebelas poin yang mengejutkan saat waktunya tiba."     

Para pemain berkumpul di sekeliling Tony Twain untuk merayakan kemenangan bersamanya. Siapa yang peduli dengan mood orang-orang Barcelona?     

Twain bahkan tidak sempat berjabat tangan dengan Rijkaard. Dia melihat Rijkaard melangkah pergi sendirian. Dia tahu bahwa posisi Rijkaard sedang rentan, tapi dia tidak merasa sedih sedikitpun. Dia hanya memandang punggung Rijkaard yang perlahan menghilang di tengah kerumunan dan memperingatkan dirinya sendiri berulang kali.      

Kalau aku kalah, akulah yang berada di posisinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.