Mahakarya Sang Pemenang

Dari Hati-ke-Hati Bagian 1



Dari Hati-ke-Hati Bagian 1

0Tim Tony Twain memiliki awal yang fantastis di musim baru. Leg pertama kualifikasi Liga Champions: Menang! Liga Utama Inggris Putaran 1: Menang!     
0

Selain hasil yang mereka peroleh, hal yang membuat Tang En merasa senang adalah kondisi para pemain. Tentu saja, ada pula pemain yang bisa membuat kepalanya pusing, seperti misalnya Anelka.     

Semakin baik penampilan Anelka, semakin parah sakit kepala yang dirasakan oleh Tang En. Pemain ini, yang awalnya tidak termasuk dalam rencananya, diturunkannya ke lapangan sebagai pemain pengganti dua kali berturut-turut dan selalu mencetak gol di tiap pertandingan. Dengan penampilannya yang seperti itu, sulit untuk tidak membuatnya sebagai pemain starter.     

Tapi membiarkannya bermain sebagai starter? Tang En khawatir kalau Anelka akan menjadi terlalu sombong.     

Bagaimanapun, tampaknya semua pilihan itu problematis.     

Tang En memiliki kebiasaan berbicara pada Dunn saat makan malam setiap kali dia dihadapkan pada masalah yang tak bisa ia selesaikan. Dunn mungkin punya solusi; atau bahkan meski Dunn tidak punya solusi, Tang En mungkin akan dikejutkan oleh inspirasi dan bisa menemukan solusi saat dia membicarakan masalahnya dengan Dunn.     

"Mainkan dia," jawab Dunn setelah mendengar dilema Tang En.     

Tang En menatap Dunn dan tiba-tiba saja mengibaskan tangannya. "Jangan bilang padaku alasannya. Biar kutebak. Hmm ... Sudah jelas kondisinya sangat bagus, semua orang juga bisa melihatnya. Tapi, apakah dia akan mulai membuat masalah atau tidak masih belum diketahui ... Jadi, tidak ada alasan yang nyata untuk tidak membuatnya menjadi pemain starter."     

Dunn mengangguk.     

"Lalu, kalau dia mulai bertindak seperti bintang besar yang sombong ... aku hanya akan berurusan dengannya saat dia melakukan itu."     

Masalahnya terselesaikan begitu saja.     

Meskipun Dunn bukan anggota manajemen untuk Tim Pertama, seringkali dia seolah memiliki pengaruh yang sama dengan anggota manajemen tim Pertama. Tang En selalu ingin menemukan alasan untuk memindahkan Dunn ke Tim Pertama. Dunn yang bekerja disamping Tang En akan sangat membantunya. Jadi, pada saat itu, dia berkata, "Dunn, apa kau punya keinginan ... untuk pindah ke tim Pertama?"     

Dia mengira kalau Dunn pasti akan menyetujuinya tanpa ragu, dan dia akan segera menindaklanjutinya dengan surat undangan resmi.     

Tanpa diduga, Dunn menggelengkan kepalanya. "Tidak."     

"Kenapa?" Tang En menganggap ini aneh. Dia mengira Dunn ingin sekali dipromosikan ke Tim Pertama.     

"Aku tidak punya rencana untuk melangkahi urutan dalam promosiku."     

Tang En memutar matanya. Alasan itu hanya bisa dipikirkan oleh orang seperti Dunn. Meskipun Dunn secara bertahap telah berubah setelah tinggal bersamanya selama setahun, masih ada beberapa aspek yang sudah mendarah daging dan tak bisa diubah. Hal-hal seperti harus tetap menjalankan rencananya dalam bekerja, dan tetap tidak minum alkohol meskipun dia tinggal dengan seorang alkoholik.     

"Hidupmu ... Benar-benar membosankan." Tang En menggerutu kesal.     

"Aku punya pertanyaan." Dunn meletakkan pisau dan garpunya. "Kenapa kau sangat tertarik dengan hidupku? Dari sejak setahun yang lalu, sampai sekarang ..."     

Tang En tertawa sambil mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya. "Apa dunia tidak lagi percaya pada kebahagiaan dari membantu orang lain, atau pada sifat manusia yang welas asih? Umm... kalau aku mengatakan bahwa itu karena aku telah mengambil alih tubuhmu, mengambil alih posisimu, mengambil alih rumahmu, mengambil alih semua milikmu, dan aku merasa sedikit malu dan berharap bisa memberikan kompensasi padamu entah bagaimana... Apa kau akan mempercayainya?"     

Tanpa menunggu Dunn menjawabnya, Tang En tertawa lagi.     

"Sebenarnya sih, begini. Aku membutuhkan seorang asisten yang bagus, tapi aku tidak pernah bisa menemukan kandidat yang tepat sampai aku bertemu denganmu. Aku tiba-tiba saja merasa terinspirasi, dan aku merasa kalau kau adalah orang yang tepat dan telah kucari-cari selama ini. Asisten yang kubutuhkan. Jadi, untuk memanfaatkanmu, aku harus membantumu menyelesaikan semua permasalahan yang kauhadapi; itu termasuk semua kebutuhanmu sehari-hari... dan banyak lagi hal yang lain. Dengan begitu, kau akan bersedia untuk membantuku. Bagaimana dengan penjelasan itu?"     

"Lupakan saja. Kurasa penjelasanmu yang pertama tadi sudah cukup bagus."     

Tang En tertawa terbahak-bahak. Dia suka melihat Dunn seperti ini.     

Setelah tawanya mereda, Tang En memutuskan untuk berbicara dengan Dunn tentang beberapa hal yang lebih serius.     

"Dunn, apa kau tidak ingin memiliki seorang pacar atau sesuatu seperti itu? Dalam hal usia yang sesungguhnya, kau lebih tua dariku, kan?"     

Dunn menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tertarik pada wanita."     

Mendengar ini, Tang En terkejut, dan segera melompat bangkit dari kursinya.     

Dunn hanya menyaksikan apa yang dilakukan Tang En dengan wajah tanpa ekspresi, dan berkata, "Jangan punya pikiran yang aneh-aneh. Aku hidup selibat."     

Tang En tertawa kecil dan duduk lagi. "Itu bagus, itu bagus ... aku tidak berminat untuk terlibat dalam cinta tabu ..."     

"Bagaimana dengan pasanganmu?" tanya Dunn setelah melihat Tang En duduk lagi.     

"Aku?" Pertanyaan itu datang secara tak terduga, sedikit membuat Tang En tertegun. Dia menatap langit-langit seolah sedang serius mempertimbangkannya. "Aku tidak hidup selibat, tapi tentang pasanganku ... aku tidak tahu."     

Satu sosok melintas di benaknya, tapi dia menggelengkan kepalanya.     

Sosok yang lain juga terlintas di dalam pikirannya. Tapi kali ini, Tang En tidak tergesa-gesa menggelengkan kepalanya. Sebaliknya, dia menatap ke arah langit-langit, matanya mulai tidak fokus.     

Dunn menyaksikan Tang En yang mulai melamun, dan bergumam, "Beberapa orang bingung tentang dimana mereka bisa menemukan satu orang yang cocok, tapi kau malah bingung tentang siapa yang harus dipilih ..." Dia menggelengkan kepalanya.     

※※※     

Setelah memutuskan untuk membiarkan Anelka menjadi salah satu pemain starter di pertandingan berikutnya, Tang En merasa bahwa sudah waktunya baginya untuk berbicara dengan Anelka.     

Orang Prancis yang sombong dan keras kepala itu sudah pernah bermain di bawah arahan banyak manajer, beberapa di antaranya adalah manajer kelas dunia. Tang En tidak menganggap bahwa dia akan bisa melakukan sesuatu yang lebih baik daripada semua orang itu dan berhasil mengendalikan Anelka, tapi setidaknya dia harus mencoba. Akan jadi manajer seperti apa dirinya kalau dia bahkan tidak berusaha?     

Dua hari sebelum pertandingan, di hari tim Forest seharusnya pergi ke Bolton Wanderers FC, mereka melakukan latihan tim yang terakhir. Kerslake mengatur pertandingan pemanasan berdurasi 20 menit di tim. Biasanya, pertandingan semacam ini akan mengkonfirmasi pilihan starting line-up dan memastikan daftar pemain; Tang En tidak mungkin bisa membawa semua orang ke pertandingan tandang. Dia hanya akan membawa 16 pemain yang ada di dalam daftar pemain.     

Menurut aturan kebiasaan, pemain yang menerima rompi kuning selama pengelompokan pra-pertandingan akan memiliki 80 hingga 90 persen kemungkinan untuk dimasukkan ke dalam starting lineup untuk pertandingan resmi.     

Kerslake memegang daftar saat dia memanggil nama para pemain. Mereka yang dipanggil akan melangkah keluar dari barisan dan mengambil rompi kuning yang diberikan oleh seorang manajer di sampingnya. Setelah itu, mereka akan berdiri di sisi lapangan yang berbeda.     

Edwin van der Sar, Pepe, Piqué, Leighton Baines, Chimbonda, George Wood, Arteta, dan Ribéry… Mereka berada dalam starting lineup pertandingan sebelumnya; tidak ada perubahan untuk posisi mereka.     

Tapi saat mereka akhirnya mencapai segmen akhir dalam memanggil penyerang, nama pertama yang dipanggil adalah Nicklas Bendtner.     

Setelah itu, Kerslake mengulangi "Nicklas," tapi kedengarannya seperti "Nicolas." Anelka merasa tidak yakin, tapi kemudian dia mendengar Asisten Manajer memanggil nama lengkapnya. "Nicolas Anelka."     

Beberapa pemain di tim berbalik untuk melihat ke arah pria Prancis yang berdiri di belakang. Di dalam hati, mereka sama sekali tidak terkejut. Setelah melihat bagaimana penyerang Prancis itu mencetak gol di kedua pertandingan saat dia dimasukkan sebagai pemain pengganti, di satu demi satu pertandingan, mereka tahu bahwa membuatnya menjadi pemain starter adalah hal yang tak terhindarkan.     

Penampilan seperti itu tidak bisa diabaikan oleh manajer. Dia sendiri telah mengatakan bahwa tidak ada bedanya antara pemain utama dan pemain cadangan di tim. Penampilan mereka sendirilah yang akan memutuskan apakah mereka akan diturunkan sebagai starter atau cadangan. Kalau Anelka, dengan kondisinya yang fantastis, tidak bisa bermain sebagai starter, bagaimana mungkin Tang En bisa membuktikan bahwa kata-katanya tentang sistem rotasi itu tidak bohong?     

Anelka menjaga agar wajahnya tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Dia melangkah maju, melewati rekan-rekan satu timnya, dan mengambil rompi kuning dari tangan manajer.     

Ini adalah pertama kalinya dia mengenakan rompi kuning sejak dia datang ke tim Forest.     

"Baiklah!" Kerslake meniup peluit dengan keras. "Masuk ke posisi!"     

Pertandingan pemanasan dimulai.     

Tang En berdiri diam di pinggir lapangan, mengamati. Anelka sangat aktif di dalam pertandingan itu; dia terus meminta operan bola dari rekan setimnya dan menunjukkan antusiasme dalam gerakannya. Anak itu masih belum membuat masalah apapun sejak kedatangannya ke tim dua minggu yang lalu. Itu mengejutkan Tang En ...     

Apa mungkin dia salah paham tentang Anelka?     

Sebelum ini, pemahaman Tang En tentang Anelka hanya sedikit lebih baik dari pada penggemar biasa. Sebagian besar pemahaman itu berasal dari rumor yang dimunculkan oleh media. Tapi siapa yang bisa menjamin kalau media tidak menambahkan kata-kata mereka sendiri ke dalamnya? Bagaimanapun juga, mereka cukup tidak senang dengan Anelka dan dua saudara lelaki yang menjadi agennya.     

Kalau begitu, orang seperti apa Anelka sebenarnya?     

Hanya dari berinteraksi selama dua minggu terakhir, Tang En merasa bahwa Anelka adalah seseorang dengan karakter yang sangat tertutup. Itu bukan hanya ketertutupan biasa; dia benar-benar sangat tertutup, sampai-sampai dia bisa dikatakan agak terasing. Selain sedikit lebih terbuka saat dia bersama dengan dua kakak lelakinya, dia sangat pendiam dan tidak suka berbicara.     

Eastwood adalah contoh sempurna dari sifat yang berlawanan dengannya. Pria Romani itu bisa langsung akrab dengan semua orang sejak hari pertama dia bergabung. Anelka, di sisi lain, telah berada di tim selama dua minggu tapi masih terbatas dalam hubungan saling sapa sekilas dengan rekan-rekan setimnya.     

Karakter introvert Anelka juga bisa dilihat dari perspektif lain. Meski dia adalah pemain yang terkenal dan memiliki reputasi buruk di kalangan media, hampir tidak ada skandal yang bersangkutan dengan kehidupan pribadinya. Berita tentang dirinya selalu saja tentang perselisihan antara dirinya dan sang manajer. Saat ada hubungannya dengan klub, biasanya berita itu akan ada hubungannya tentang biaya transfer atau gajinya. Atau, mungkin tentang perseteruannya melawan French Football Federation. Hampir tidak ada gosip dan hanya segelintir skandal tentangnya.     

Itu karena hidupnya terlalu sederhana. Selain itu, hanya ada sedikit sekali acara sosial yang dihadirinya. Usai latihan setiap hari, dia akan berkendara pulang ke hotelnya dan pergi keluar dengan kakak-kakak lelakinya untuk mencari makan. Kemudian, dia akan mencari hiburan di bar dan klub sebelum kemudian pulang untuk beristirahat.     

Itu adalah jenis kehidupan malam yang sangat umum bagi orang dewasa. Tang En juga akan melakukan hal yang sama, jadi dia tidak merasa ada hal yang tidak pantas mengenai rutinitas itu.     

Seseorang dengan karakter semacam itu umumnya tidak akan proaktif dalam membicarakan pikiran mereka. Tapi, setelah semua yang dipendamnya meledak; itu takkan jadi masalah kecil lagi; seorang introvert klasik dengan air tenang yang dalam.     

Untuk membangun hubungan dengan orang seperti itu ... merepotkan sekali. Dia sudah cukup pusing saat harus berurusan dengan seseorang seperti George Wood. Sekarang ditambah pula dengan Anelka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.