Mahakarya Sang Pemenang

Agen Bagian 1



Agen Bagian 1

0Nilai George Wood sebesar "dua triliun" hanyalah sebuah cara untuk menunjukkan bahwa Wood tidak dijual. Meski Wood sendiri mungkin tidak akan pernah bisa mencapai status seperti itu di sepanjang masa hidupnya, hal itu mengklarifikasi posisinya saat ini di dalam tim jika dilihat dari sudut pandang yang lain. Chelsea yang mengajukan penawaran sepuluh juta bagi pemain pemula itu menyebabkan beberapa orang melihat adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan.     
0

Sebelum George Wood menjadi terkenal, selain Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) yang bertanya padanya apakah dia membutuhkan jasa mereka untuk mewakilinya dalam melakukan berbagai diskusi kontrak profesionalnya, tidak ada agen profesional lain yang mendekatinya. Dimana arena sepakbola dunia terus-menerus menghasilkan pemain sepakbola profesional baru yang tak terhitung jumlahnya, tidak akan ada cukup agen jika semua pemain harus didekati.     

Total hanya ada 170 agen sepakbola profesional di Inggris. Di Eropa, angka ini sudah merupakan jumlah agen terbanyak. Meski begitu, tidak semua pemain profesional memiliki agen; itu termasuk George Wood. Saat Wood pertama kali menandatangani kontrak dengan Forest, tidak ada negosiasi yang terlibat. Dia juga tidak tahu apa-apa tentang prosedur standar. Klub memberinya kontrak yang dibacanya secara menyeluruh. Dia merasa puas dengan itu, dan dia menandatanganinya.     

Sesederhana itu. Memanfaatkan ketidaktahuan Wood, tim Forest berhasil membuatnya menandatangani kontrak yang sangat menguntungkan bagi tim di masa depan.     

Bukan berarti Tang En tidak pernah mempertimbangkan mencarikan agen untuk mengurus George Wood, membantunya mengelola keuangannya, dan membantunya untuk mendapatkan lebih banyak uang; tapi memiliki agen itu seperti pedang bermata dua. Ada pro dan kontra.     

Kalau peraturan mengijinkan manajer untuk menjadi agen bagi para pemainnya, Tang En percaya bahwa 99 persen manajer di dunia ini akan berjuang mati-matian untuk menjadi agen bagi para pemain mereka. Itu akan membuat para manajer bisa mengendalikan para pemain mereka; sesuatu yang sangat diinginkan oleh setiap manajer. Dengan begini, mereka takkan dipusingkan oleh masalah yang ditimbulkan dari menandatangani kontrak, memperbarui kontrak atau menaikkan gaji.     

Sayangnya, itu tidak diijinkan.     

Tang En berharap George Wood akan bisa menemukan agen yang luar biasa; orang yang tidak hanya unggul dalam pekerjaannya tapi juga memiliki karakter yang bagus. Seseorang yang tidak akan bertengkar dengan Tang En setiap dua atau tiga hari sekali untuk mengajukan permintaan yang tidak masuk akal atau mengancam akan membuat Wood melakukan transfer jika tidak diberi gaji yang lebih tinggi.     

Tapi agen seperti itu sama langkanya seperti warisan dunia.     

Beberapa pemain sepakbola yang menjadi terkenal saat mereka masih muda semuanya menyia-nyiakan bakat mereka dengan sering melakukan transfer dan melawan klub mereka. Dan semua itu terjadi karena mereka tidak bisa menemukan seorang agen yang bagus. Para pemain semacam itu bukan minoritas; salah satu contohnya adalah mantan pemain penyerang untuk tim nasional Perancis, Nicolas Anelka, yang dulu pernah dipuji sebagai "anak ajaib".     

Tang En tidak ingin George Wood terlibat dengan agen seperti itu. Sayangnya, dalam posisi Tang En sebagai manajer Forest, dia tidak punya hak untuk membantu pemainnya memilih agen mereka. Itu akan menimbulkan masalah yang tidak perlu dan spekulasi kecemburuan. Kapan pun ada hal yang melibatkan konflik kepentingan, manajer harus berusaha menjauh darinya.     

Dia tahu kalau ada banyak orang yang mendekati Wood dengan harapan bisa menjadi agennya. Seperti lalat yang menemukan kue mentega, mereka semua berdengung dan berputar di sekitar Wood.     

Mungkin dia harus memberi Wood beberapa saran ... Tidak melanggar aturan kalau manajer memberikan beberapa saran, kan?     

※※※     

Setelah latihan berakhir dan para pemain sudah mandi serta berganti pakaian di ruang ganti, semua orang bersiap untuk pulang. Para pemain yang sudah akan pergi melihat Tang En berdiri di luar ruang ganti dan menganggap itu sedikit aneh, tapi mereka masih menyapanya dan mengucapkan selamat tinggal padanya. Tang En membalas sapaan mereka tapi tidak menghentikan mereka atau berbicara kepada siapapun; jelasnya, dia tidak disana karena menunggu mereka.     

George Wood adalah orang terakhir yang muncul dari ruang ganti; dia adalah orang terakhir yang masuk. Setelah dia keluar, Tang En memanggilnya, "George, apa kau punya masalah belakangan ini?"     

Wood menggelengkan kepalanya, dia merasa aneh mendengar Tang En mengajukan pertanyaan seperti itu.     

"Eh, maksudku, apa baru-baru ini ada banyak orang yang menyebut diri mereka agen dan mencarimu?"     

Kali ini, Wood mengangguk. "Ya. Tapi tidak banyak."     

Tang En tidak tahu apakah pengertian Wood dan pengertiannya tentang "banyak" itu sama, tapi bukan itu masalahnya. Dia mengangguk pelan dan melanjutkan, "Bagaimana menurutmu tentang itu? Apa pendapatmu tentang para agen itu?"     

"Aku tidak tahu. Mereka memberitahuku banyak hal, tapi aku tidak tertarik pada mereka."     

"Apa yang membuatmu tertarik?"     

"Bermain sepakbola."     

Tang En tertawa. Sepertinya anak ini sudah menyukai permainan sepakbola. Meski begitu, Tang En perlu memperbaiki pandangan kuno Wood tentang dunia.     

"Tidak, tidak. Itu tidak akan berhasil," katanya. "Pemain profesional tidak cukup hanya bermain sepakbola. Kau juga perlu melakukan banyak hal lain. Aku tidak keberatan kalau kau menjadi bintang besar, kalau kau memilih untuk mewakili sejumlah merk internasional, atau kalau kau bisa mendapatkan lebih banyak uang dalam setahun. Itu semua layak kau dapatkan."     

"Bukannya tugas seorang pesepakbola profesional adalah bermain sepakbola?" tanya Wood.     

"Tentu saja; tugas mereka adalah bermain sepakbola, tapi itu hanya satu bagian dari tugas mereka. Kau adalah seorang bintang sekarang, George. Kau tidak bisa terus bermain sepakbola... begini saja, kapan menurutmu kau bisa terus bermain sepakbola?"     

Wood memikirkannya dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu."     

"Baiklah. Secara umum, normalnya seorang pemain akan bisa bermain bola hingga mereka berusia 34 tahun sebelum kemudian pensiun. Tapi kurasa kau akan bisa bermain hingga usia 40 tahun." Tang En tertawa. Kalau Matthäus bisa melakukannya, tentunya George Wood tidak jauh berbeda darinya?     

"Kalau kau hanya memikirkan tentang bermain sepakbola sebelum pensiun di usia 40 tahun dan tidak mempedulikan hal-hal lain, uang yang bisa kauperoleh akan terbatas. Dan bagaimana dengan dana pensiunmu setelah itu? Apa yang bisa kau gunakan untuk hidup setelahnya? Ibumu tidak memiliki sumber penghasilan, dan pada saat itu, kau juga harus memberikan nafkah bagi istri dan anak-anakmu... Apa kau paham dengan yang kukatakan?"     

Wood paham. Tony mengatakan kepadanya bahwa setelah dia pensiun, dia tidak akan memiliki sumber penghasilan. Hanya mengandalkan tabungan yang diperoleh dari bermain bola selama beberapa tahun ini, dia tidak hanya harus menafkahi ibunya, tapi dia juga mungkin sudah memiliki keluarga sendiri pada saat itu... Kalau begitu, bagaimana dia bisa menjamin kenyamanan bagi keluarganya?     

"Jadi, kau harus mempertimbangkan untuk mendapatkan seorang agen yang bisa dipercaya dan mengontraknya untuk mengelola keuanganmu serta mendapatkan lebih banyak uang untukmu. Dengan begitu, kau tidak perlu mencemaskan tentang semua masalah itu bahkan setelah kau pensiun." kata Tang En, mengungkapkan tujuan pembicaraan mereka.     

Wood mengangguk setelah mendengar kata-katanya. "Aku akan memikirkannya lagi."     

Tang En menepukkan tangannya dengan puas. "Pulanglah, jangan biarkan ibumu menunggu terlalu lama."     

Saat dia menyaksikan Wood berjalan menjauh, Tang En menghela nafas lega. Yang tersisa sekarang adalah melihat agen seperti apa yang akan ditemukan oleh Wood... semoga saja situasinya tidak akan terlalu buruk.     

※※※     

Kondominium yang ditinggali oleh Wood dan ibunya, Sophia, saat ini berada persis di sebelah utara kompleks latihan Wilford. Wood hanya membutuhkan 20 menit untuk pulang dari area kompleks latihan, tapi dia jarang berjalan kaki. Dia biasanya berlari seperti sedang melakukan pemanasan sebelum pertandingan, berlari kecil di sepanjang perjalanan pulang.     

Saat dia tiba di depan pintu rumahnya hari ini, dia menemukan seseorang sedang berdiri di sana. Pintu rumahnya terbuka, dan ibunya yang berdiri di luar pintu sepertinya membahas sesuatu dengan pria itu. Ibunya melambai ke arahnya saat dia semakin mendekati rumah. Pria itu juga berbalik untuk melihat ke arahnya.     

Dia adalah seseorang yang berpakaian dengan sangat rapi. Dia tampak familiar. Pria itu segera menyapa Wood saat dia melihatnya. "Halo, Wood."     

Segera setelah mendengar suaranya, Wood ingat siapa pria itu. Dia adalah agen perekrut artis yang antusias dan bertemu dengannya saat dia menemani ibunya berbelanja. Apa dia mencari Wood untuk mengajaknya bergabung dengan dunia hiburan lagi?     

"Aku tidak tertarik dengan dunia hiburan."     

Sebelum pria itu mengatakan sesuatu, Wood menolaknya dan menggelengkan kepalanya.     

Tanpa diduga, pria itu kelihatannya tidak kecewa saat mendengar Wood menolaknya. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Kurasa kau salah paham. Pertama, ijinkan aku untuk memperkenalkan diriku lagi. Aku adalah Billy Woox, seorang agen pemain sepakbola profesional. Aku baru saja menerima sertifikasi dari Komite Asosiasi Sepakbola Inggris. Aku tidak berada disini hari ini untuk memintamu bergabung dengan dunia hiburan. Tapi, aku berharap aku bisa menjadi agenmu dan menjadi perwakilan hukum bagimu dalam mengelola kontrak dan urusan bisnismu."     

Wood sejenak merasa bingung setelah mendengarnya mengatakan itu. Dia merubah identitasnya?     

Setelah memperkenalkan dirinya, Billy Woox menoleh dan kembali tersenyum pada Sophia. "Nyonya, bisakah kita membahas ini lebih jauh di dalam rumah? Seperti yang Anda tahu, sekarang musim dingin dan cuaca di luar benar-benar ..."     

Sophia tidak langsung menjawab melainkan melihat langsung ke arah putranya. Semua agen lain telah menghubunginya melalui telepon. Yang ini datang kemari secara pribadi; mungkin dia memang harus berbicara dengannya. Dia mengangguk.     

"Silakan masuk, Tuan Woox." Sophia membukakan pintu dan membiarkan mereka berdua masuk.     

Saat Billy Woox, pria yang bersikap seperti pria terhormat itu, masuk ke dalam rumah, dia diam-diam mengamati dekorasi rumah itu secara menyeluruh. Meskipun dekorasinya sangat sederhana, tapi itu tidak buruk. Selain kebutuhan sehari-hari, hanya ada beberapa dekorasi atau barang mewah. Sebelum datang kemari, dia telah secara khusus menganalisis pendapatan Wood di tim Forest. 2.500 pound per minggu dan itu sebelum pajak. Gaji itu sama sekali tidak bisa dianggap tinggi ...     

Meskipun tim Forest bertanggungjawab atas semua pengeluaran untuk perawatan kesehatan ibu Wood, dan Wood tidak perlu menghabiskan gajinya untuk membayar operasi, pemilik wanita di rumah ini jelas tampak sudah terbiasa dengan kemiskinan mereka dan sangat berhemat.     

Setelah memahami situasinya, Woox sudah tahu apa yang perlu dia katakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.