Mahakarya Sang Pemenang

Kita Menuai Apa yang Kita Tabur Bagian 2



Kita Menuai Apa yang Kita Tabur Bagian 2

0Kali ini, Crouch bahkan dijaga oleh pemain Sporting Lisbon disampingnya. Peluangnya tidak terlalu bagus. Tapi, Crouch dengan seseorang menjaganya sangat dekat tampaknya justru memaksanya untuk melakukan yang terbaik. Dia menekan lawannya dengan tubuhnya yang jangkung dan sapuan kakinya yang panjang.     
0

"GOL! GOL! GOL! Crouch, yang telah menyia-nyiakan beberapa peluang, akhirnya memanfaatkan kesempatan ini. Dia mencetak gol yang penting! Nottingham Forest kembali memimpin!"     

Crouch sangat bersemangat setelah dia mencetak gol. Meskipun dia tahu bahwa nilai kemenangan di pertandingan ini tidak terlalu tinggi, khususnya karena lawan mereka sudah mendapatkan dua gol di pertandingan tandang, dia masih senang bisa menang. Kemenangan ini untuk Eastwood dan untuk George Wood. Itu adalah pertandingan yang harus mereka menangkan untuk rekan setim mereka.     

Crouch bahkan belum mengambil dua langkah sebelum dia dipeluk hingga terjatuh oleh Viduka. Setelah itu, lebih banyak rekan setimnya yang berkerumun dan menumpukkan diri di atas mereka, wajah mereka semua tersenyum lebar karena gembira.     

Pada saat bola melesat melewati tiang gawang Sporting Lisbon, sorakan yang telah lama ditahan-tahan akhirnya muncul dari kubu Tang En.     

"Sial, itu tadi indah sekali!" Bahkan Kerslake, yang biasanya menahan diri untuk tidak menyumpah, tidak bisa menahan diri. Bisa dibayangkan kalau mereka pasti sangat gembira.     

Meski Tang En sendiri tidak terlalu bersemangat seperti mereka, dia masih merasa sangat senang melihat gol itu. Dia berdiri dan memberikan acungan jempol bagi Crouch. Pikirannya sama seperti pikiran para pemain. Ini bukan sekadar melaju ke babak perempat final, mereka tidak lagi terlalu berharap setelah bermain imbang. Tim sebenarnya tidak punya alasan untuk mengambil resiko yang besar seperti ini, menggunakan tubuh mereka habis-habisan dengan resiko mengalami cedera. Tapi mereka semua tahu makna sejati dibalik kemenangan pertandingan ini.     

Jujur saja, sebagai manajer, dia seharusnya lebih tegas dan keras. Tapi Tang En sangat menyukai perasaan bisa bersatu dengan tim, bekerja keras bersama mereka untuk mengejar kemenangan bahkan jika kemenangan itu tampak tak berarti. Meskipun sepak bola profesional pada akhirnya adalah tentang keuntungan, bukankah sesekali akan bermakna untuk memainkan pertandingan seperti ini? Tang En juga merasa bahwa hanya tim semacam ini akan memiliki masa depan untuk diimpikan. Itu karena mereka adalah tim yang tak terpisahkan.     

※※※     

Forest kembali memimpin. Sorak-sorai yang terdengar di stadion terus berlanjut selama sepuluh menit.     

Dalam menghadapi kebobolan gol ini, manajer Sporting Lisbon, José Peseiro, sama sekali tidak merasa terganggu. Lagi pula, dia sudah mendapatkan dua gol tandang.     

Dengan begini, pertandingan terus berlanjut hingga akhir tanpa ada kejutan lagi. Disaat para pemain Forest bersama-sama berterima kasih kepada pendukung mereka di stadion, Tang En sudah meninggalkan area teknis dan menuju lokasi diadakannya konferensi pers.     

Sebagai seorang manajer yang telah menahan emosinya dengan cukup baik selama ini, hal yang menyenangkan akan dimulai sekarang.     

Bukan hanya dia yang mengetahui tentang ini. Para reporter dan hidung mereka yang tajam juga mengetahuinya. Setelah menyelesaikan wawancara di area umum dengan cepat, semua orang segera mencari tempat mereka di ruang konferensi pers, menunggu dimulainya konferensi.     

Saat José Peseiro tiba, petugas pers mengumumkan dimulainya konferensi pers. Tangan-tangan yang tak terhitung jumlahnya segera terangkat.     

Tidak ada yang peduli tentang bagaimana hasil akhir pertandingan ini akan berdampak terhadap upaya Forest untuk bertahan di Liga UEFA Europa ataupun penampilan debut Nani. Semua orang hanya peduli pada dua pemain yang cedera dan satu kartu merah yang muncul di pertandingan ini.     

Ekspresi Peseiro tampak muram saat dia duduk di kursinya dalam konferensi pers itu. Kegembiraannya setelah mencetak dua gol di pertandingan tandang telah lenyap setelah mendengar kabar tentang cedera Rochemback.     

Menurut pemeriksaan pendahuluan oleh dokter tim, cedera Rochemback kemungkinan besar adalah ligamen yang robek di pergelangan kakinya. Setelah mendengar ini, senyum di wajah Peseiro benar-benar menghilang. Sebagai seorang manajer yang terus-menerus berhubungan dengan sepak bola dan cedera pemain, dia tahu persis apa artinya bagi seorang pemain yang ligamennya robek.     

Untuk musim ini, Rochemback takkan bisa tampil lagi.     

Karenanya, dia tidak membicarakan tentang hasil pertandingan selama konferensi pers itu atau apakah hasil pertandingan itu membuatnya senang. Sebaliknya, dia seolah menudingkan jari-jarinya ke arah Nottingham, Tony Twain, dan George Wood.     

"... Kurasa pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Forest nomor 13 adalah sebuah permainan yang sangat tidak etis dan licik. Dia seharusnya mendapatkan hukuman yang lebih berat untuk itu! Itu benar-benar ..."     

Peseiro bahkan belum menyelesaikan kritiknya saat dia diinterupsi oleh Tony Twain yang duduk di sampingnya. "Kurasa aku perlu mengingatkan Tn. José Peseiro tentang satu hal. Kalau Rochemback menerima kartu merah setelah melakukan pelanggaran terhadap Eastwood, dia tidak akan cedera. Tidak ada yang akan mencoba mencari masalah dengannya di ruang ganti tim tamu. Daripada mengkritik pemainku, bukankah seharusnya Anda menegur wasit utama untuk pertandingan ini? Tentu saja, jika Anda masih terus mengkritik pemainku, aku ingin meminta Anda untuk menegur Fábio Rochemback, pemain Anda sendiri. Saat ini, Eastwood masih berbaring di rumah sakit, dan aku masih belum mendapatkan kabar tentang seberapa parah cederanya. Bisakah aku bertanya, Tn. Peseiro..." Tang En menolehkan kepalanya untuk menatap tajam lawannya itu, dan tiba-tiba meninggikan suaranya, "Apa yang membuat Anda marah?!"     

"Itu – itu hanya kecelakaan. Kecelakaan seperti itu pasti terjadi dari waktu ke waktu di dalam pertandingan sepak bola. Itu tidak bisa menjadi alasan bagi pemainmu untuk melakukan pelanggaran keras terhadap Rochemback!     

"Baiklah, kalau begitu. Mengenai pelanggaran George Wood, aku benar-benar minta maaf. Aku yakin itu hanya kecelakaan yang tidak ingin kita lihat, kan? Kecelakaan semacam itu terjadi dari waktu ke waktu di sebuah pertandingan sepakbola. Tentu saja, tidak perlu merasa marah karenanya. Aku akan mengajukan pertanyaan yang sama, Tn. Peseiro. Apa yang membuat Anda marah?"     

Menyaksikan konfrontasi antara kedua manajer yang mulai saling berdebat tanpa menghiraukan para wartawan yang menonton mereka, media tetap diam. Mereka semua sedang menonton pertunjukan yang bagus. Tidak ada wartawan yang mencoba mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan; itu hanya akan mengganggu situasi dramatis yang sedang berlangsung.     

Balasan Tang En membuat Peseiro tidak bisa menjawab. Menyadari situasi yang tidak berjalan dengan baik, petugas pers mencoba mengakhiri konferensi pers yang sangat reaktif ini lebih awal dari jadwal. Tapi, Tang En mengangkat tangan untuk menghentikannya.     

"Biarkan Tn. Peseiro melampiaskan kemarahannya hingga selesai. Kau tidak boleh menghentikannya berbicara, bukan? Tn. Peseiro, apa yang membuat Anda marah? Bukankah Anda merasa bahwa sangat, sangat normal bagi pemain Anda untuk melanggar pemain saya dengan sengaja, bahwa itu adalah sesuatu yang 'terjadi dari waktu ke waktu di pertandingan sepak bola?' Tapi, saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain Anda, itu adalah perbuatan yang tidak etis, licik, dan harus dihukum berat?"     

Tang En terus mendesaknya, rentetan pertanyaannya membuat Peseiro berkeringat.     

"Aku benar-benar minta maaf tentang pelanggaran yang dilakukan oleh George Wood. Aku yakin dia pasti, pasti tidak bermaksud melakukannya. Lagi pula, tidak ada seorang pun di lapangan yang dengan sengaja akan mencoba melakukan pelanggaran terhadap seorang pemain asing yang mana mereka tidak punya dendam terhadapnya, kan?" Tang En dengan sengaja menekankan kata "tidak punya dendam", membuat sarkasmenya tampak benar-benar jelas.     

"Aku tidak tahu apakah Tn.. Peseiro pernah mendengar frase, standar ganda. Kurasa penampilan tim Anda sebelum ini memberikan definisi yang sangat bagus. Anda telah menjelaskan dengan sempurna kepada audiens kita tentang apa yang membentuk standar ganda. Oh, ya ampun. Sebenarnya, seharusnya aku berbicara lebih dulu di konferensi pers hari ini. Dengan begitu, aku jelas akan mengumumkan pelanggaran yang dilakukan oleh Fábio Rochemback sebagai perbuatan yang sangat tidak etis, sangat licik, dan pantas mendapat hukuman yang lebih berat. Dengan begitu, Anda bisa menggunakan kata-kataku untuk melawanku. Anda terlalu cemas, Tn. Peseiro. Sedangkan untuk Rochemback dan cederanya, aku yakin dia juga pasti menyadarinya saat dia beraksi melawan Eastwood. Kita menuai apa yang kita tabur."     

Setelah mengatakan ini, Tang En berdiri dan berkata kepada para wartawan di bawah panggung, "Semuanya, meskipun Sporting Lisbon telah mencetak dua gol tandang, kami sangat gembira dengan kemenangan ini. Aku dan timku benar-benar merasa senang meski adanya situasi yang muncul di lapangan. Aku merasa sangat bangga terhadap para pemain dan timku. Aku juga merasa bangga bahwa Forest memiliki fans yang sangat luar biasa. Terima kasih, semuanya. Konferensi pers hari ini berakhir disini. Terima kasih dan sampai jumpa lagi!"     

Sekali lagi, dia meninggalkan konferensi lebih awal... Atau mungkin sebenarnya tidak; dia sudah mengumumkan berakhirnya konferensi pers.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.