Mahakarya Sang Pemenang

Akhir yang Bisa Ditebak Bagian 2



Akhir yang Bisa Ditebak Bagian 2

0Albertini sudah berlari menuju Gilberto. Bahkan jika bola memang akan diumpankan ke pemain Brasil itu, Albertini akan bisa mencegahnya mencetak gol. Tapi Upson malah meninggalkan posisinya. Umpan Fabregas mendarat tepat di tempat dimana Upson seharusnya berada.     
0

Bahkan dengan pengalaman Hierro yang luas, dia tidak akan bisa mengatasi kesalahan seperti itu. Lagipula, sekarang sudah menit ke-85 dan dia sudah hampir tak bisa berlari.     

Setelah melampiaskan rasa frustrasi dan kekesalannya, Tang En memanggil Peter Crouch, yang baru saja menyelesaikan pemanasannya. Tang En tidak ingin pertandingan ini berakhir dengan hasil seri. Dia sama sekali tidak peduli tentang rekor itu; dia hanya tak bisa terima bahwa tiga poin yang hampir saja mereka miliki kini telah hilang dan hanya menjadi satu poin!     

Kami telah mendominasi seluruh pertandingan. Tapi hanya karena kesalahan sepele, kami merusak situasi yang sudah sangat baik itu. Aku tak bisa menerima ini!     

Saat para pemain Arsenal menyelesaikan perayaan mereka dan baru akan memulai pertandingan, Forest mengganti pemain di sisi lapangan mereka - Tang En menggantikan Hierro, yang sudah kelelahan, dengan Crouch.     

Taktik tim Forest berubah menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan lebih kasar dalam sekejap. Tak ada lagi manuver yang rumit, seperti memotong keluar untuk mendukung serangan atau berpura-pura menyerang dari sayap padahal sebenarnya menyerang dari tengah. Semua pemain lini belakang hanya melakukan satu aksi saat mereka menerima bola – yakni meneruskannya ke Viduka dan Crouch. Kalau mereka memiliki kesempatan untuk melakukan serangan langsung, mereka akan melakukannya. Kalau tidak, mereka akan mengembalikan bola ke Eastwood atau Ribéry untuk digunakan dalam tembakan panjang dan tembakan bola lambung.     

Tak ada banyak teknik yang bisa dibahas, tapi pada titik ini, Tang En tak lagi peduli tentang itu.     

Forest, yang seolah kembali memulai pertarungan, menekan daerah penalti Arsenal dengan membabi buta. Pergantian pemain yang dilakukan Tang En di saat-saat terakhir menggerakkan seluruh lini Forest; semua orang tahu bahwa bos mereka sangat marah. Dia tidak bisa menerima hasil ini.     

Dan karenanya, Arsenal, yang telah mendominasi Liga Utama Inggris selama lebih dari satu musim, didorong mundur ke area penalti mereka sendiri bahkan setelah mereka mencetak gol!     

"Ini adalah serangan gila-gilaan yang datang dari Forest! Albertini melakukan tembakan panjang! Tapi Ashley Cole berhasil menendang bolanya dengan kuat untuk mengeluarkannya dari area serangan ... Benar-benar putus asa! Ribéry melakukan terobosan, dan dia masuk! Dia jatuh! Wasit menolak memberikan tendangan penalti! Tribun penonton City Ground bergemuruh dengan cemoohan yang bisa membuat jantung berhenti berdetak! Meskipun kelihatannya Ribéry memang sengaja mencoba untuk mendapatkan tendangan penalti kalau dilihat dari rekaman..."     

Saat rekannya memberikan komentar dengan antusias, Martin Taylor menggelengkan kepalanya. "Kalau saja Forest mulai bermain seperti ini 20 menit sebelumnya, skornya akan menjadi 2: 1 dengan keunggulan mereka. Sayang sekali ..."     

Dia mengarahkan pandangannya ke tepi lapangan. Baik Wenger dan Tang En sedang berdiri di pinggir lapangan, dengan cemas mengamati jalannya pertandingan sambil melihat waktu. Meskipun rasanya mungkin sangat lama bagi Wenger, tapi mungkin akhir pertandingan ini terasa sangat cepat bagi Twain.     

Meskipun gelombang terakhir serangan acak Forest telah sedikit mempermalukan sang juara bertahan, Arsenal berhasil mendapatkan hasil yang mereka inginkan: hasil imbang 1: 1. Mereka berhasil bertahan dalam 43 pertandingan berturut-turut tanpa kalah, dan sebuah rekor baru pun terlahir.     

Saat peluit akhir pertandingan ditiup oleh wasit, tepuk tangan yang menggemuruh memenuhi City Ground. Tentu saja, para fans itu tidak memberi selamat kepada Arsenal atas rekor baru mereka, tapi kepada Nottingham Forest, yang para pemainnya tampil luar biasa meski harus imbang di menit-menit terakhir.     

Martin Taylor mengucapkan ini dengan bahasa yang pas. "Meskipun Nottingham Forest tidak berhasil mengakhiri rekor tak-terkalahkan milik Arsenal, tim muda ini menunjukkan masa depan bagi banyak fans Forest. Kalau penampilan mereka adalah faktor penentu hasilnya, maka mungkin mereka tidak sepenuhnya gagal. Tapi jujur saja, pertandingan ini mungkin akan berakhir dengan skor 3:1 dengan kemenangan tim tuan rumah. Tapi sayang sekali. Usia yang masih muda memberi mereka keberanian, tapi mereka juga harus membayar untuk itu. Bagaimanapun juga, saya masih menyukai tim Forest yang ini. Melihat punggung tim muda yang berlarian di lapangan telah memberi saya harapan."     

Tak peduli bagaimana mereka telah berusaha saling menjatuhkan satu sama lain selama pertandingan, ketegangan di tubuh Tang En seolah merembes keluar tak lama setelah peluit akhir pertandingan ditiup. Dia melihat ke arah papan skor dan kemudian ke arah para pemain Arsenal, yang berlarian dan bersorak gembira. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berdaya. Kemarahan yang tadi dirasakannya saat mereka kebobolan gol kini sudah menghilang.     

Pertandingan sudah berakhir, kan?     

Dia berbalik untuk melihat Wenger berjalan ke arahnya sambil tersenyum dan lengan terulur.     

"Apa pun hasilnya, ini adalah pertandingan yang hebat," kata Wenger, seolah mengulang apa yang dulu pernah dikatakan oleh manajer tim pemuda Arsenal kepada Tang En. Itu adalah pertemuan pertamanya dengan Wenger.     

Tang En menggelengkan kepalanya. "Kecuali hasilnya, ini pertandingan yang bagus."     

Wenger tertawa. Suasana hatinya sedang baik.     

Meskipun Tang En sendiri tidak dalam suasana hati yang baik, dia masih memberi selamat kepada Wenger. "Selamat atas rekor baru Anda."     

Kali ini, Wenger yang menggelengkan kepalanya. "Oh, tidak. Rekor baru hanya dibuat untuk dipecahkan oleh orang lain. Kuharap kita akan bertemu lagi di lapangan. Sampai jumpa di konferensi pers. Aku harus pergi sekarang."     

Wenger menepuk bahu Tang En dan pergi untuk bergabung dengan kerumunan perayaan yang dilakukan oleh timnya.     

Para pemain Forest yang tampak sedih menundukkan kepala saat mereka berjalan melewati Tang En. Tang En memandang Wenger dan kemudian berteriak pada para pemainnya, "Kenapa kalian semua tampak seperti habis kebobolan gol? Dengarkan semua sorakan dari tribun penonton itu! Kalian pikir itu untuk siapa? Itu bukan untuk Arsenal, itu semua untuk kita! Kalian semua sudah tampil dengan baik! Angkat kepala kalian!"     

Tang En berteriak begitu keras, bahkan Wenger pun bisa mendengarnya dengan jelas meski dia memunggungi mereka. Dia hanya tersenyum dan, dengan sedikit menggelengkan kepalanya, berjalan ke arah para pemainnya sendiri dengan tangan terbuka.     

※※※     

Pada konferensi pers usai pertandingan, media memfokuskan semua perhatian mereka pada Wenger, yang telah memimpin Arsenal untuk mencetak rekor baru. Mereka melontarkan segala macam pujian padanya, melupakan penampilan Arsenal di lapangan yang tak karuan.     

Tang En duduk di samping Wenger dengan lengan dilipat di dada, menatap dingin ke arah media yang semuanya oportunis.      

Dalam hal ini, Wenger jauh lebih pengertian daripada media dan mengambil inisiatif untuk mengarahkan perhatian ke Forest. Dia berulang kali memuji penampilan dan taktik luar biasa yang ditunjukkan oleh Forest dan para pemain mereka; bagaimana semua itu mengejutkannya, dan manajemen yang luar biasa oleh Tony Twain. Pada akhirnya, orang Perancis itu juga dengan sopan memberikan penghormatan dan penghargaannya kepada Brian Clough.     

Konferensi pers itu berakhir dengan para manajer saling berpelukan dan berjabat tangan. Semua tampak gembira dan menyenangkan; dari sisi Forest, mereka tidak kalah dalam pertandingan dan bahkan bisa mendapatkan hasil imbang melawan Arsenal yang perkasa; bagi Arsenal sendiri, sebuah rekor baru telah diukir ke dalam sejarah.     

Tapi, di dalam hati keduanya, semua tidaklah seharmonis seperti yang terlihat. Meski hasil imbang ini bisa memberikan pelajaran bagi Tang En dan tim Forestnya, hal ini juga membuat Wenger menyadari lawan tangguh yang akan dihadapinya di masa depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.