Mahakarya Sang Pemenang

Pertarungan Bola Atas Bagian 2



Pertarungan Bola Atas Bagian 2

Tepat saat Drogba mendapatkan bola, dia menyadari bahwa dirinya dijepit oleh dua orang pria kekar. Yang menekannya dari belakang adalah si pemuda Spanyol, sementara orang yang melangkah lebar ke arahnya dan bermaksud mencuri bola adalah si pria berdarah campuran.     

Tang En tahu bahwa pertama kalinya Drogba bermain di Liga Utama, gerak kakinya masih sangat kasar. Selama dia menggunakan dua pemain bertahan untuk menjepitnya, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan bola. Itulah yang sedang dilakukan oleh Wood dan Piqué kepada Drogba. Saat ini, Chelsea hanya memiliki dua rute serangan: satu rute akan bergantung pada Lampard yang menerobos maju dan menembak, sementara rute yang lain akan bergantung pada Drogba. Lampard sudah dijaga oleh Matthew Upson dan Albertini, sementara Drogba harus menghadapi dua lawan yang kuat secara fisik tapi belum memiliki banyak pengalaman bertanding.     

Saat Wood mencoba mendapatkan bola, Drogba buru-buru melangkah mundur. Tapi, dari belakang, Piqué mengulurkan kakinya di waktu yang tepat.     

Bolanya dicuri!     

Sangat mudah merebut bola Drogba!     

Drogba, si binatang buas, takkan melepaskan bola itu dengan mudah, dan berusaha mengejarnya. Tapi saat dia baru saja mengubah pusat gravitasinya untuk bergerak maju, punggung berkaus merah dengan angka 13 muncul di depannya. Itu adalah George Wood, yang tadi kalah darinya saat bersaing untuk mendapat bola atas, yang membuat Chelsea bisa menyamakan skor.     

Drogba merasa seolah-olah dia menabrak sebuah batu besar. Dia tidak pernah menganggap tubuhnya lebih lemah dari siapa pun; ini adalah pertama kalinya dia tidak mendapatkan reaksi dari lawannya setelah dia menabrak mereka. Bahkan, justru dia yang terpantul mundur ke belakang!     

Dengan pengalaman yang dimilikinya, dia mengambil kesempatan ini untuk menjatuhkan diri ke tanah. George Wood tidak bergerak lagi setelah mereka berbenturan tapi malah berhenti sejenak. Ini jelas dianggap pelanggaran kan?     

Pemain itu sudah jatuh ke tanah, tapi suara peluit tak terdengar. Forest telah mendapatkan kesempatan untuk melakukan serangan balik.     

"Benar-benar fisik yang luar biasa! Kami sudah menyebutkan ini beberapa kali, tapi aku ingin mengatakannya lagi; George Wood telah mengalahkan Didier Drogba! Tak bisa dipercaya bahwa pemain seperti itu baru bermain sepak bola kurang dari dua tahun! Tubuh kokohnya adalah anugrah dari Tuhan untuk Nottingham Forest!"     

Disaat komentator melontarkan pujian untuk Wood, Forest sedang berada di tengah-tengah transisi penting dari bertahan ke menyerang. Chelsea baru saja bergerak menekan ke depan untuk menyerang dan tidak mengira kalau bola Drogba akan direbut dengan begitu cepat. Pemain mereka tidak punya waktu untuk kembali ke posisi mereka dan membentuk garis pertahanan yang komplit; ada lubang besar yang terbuka di depan mereka. Selama Forest mengambil peluang dengan timing dan memposisikan umpan mereka dengan akurat, serangan balik mereka bisa menjadi ancaman besar bagi Chelsea.     

Tapi Wood jelas tidak cocok untuk peran ini.     

Karena kebiasaan, dia ingin mengoper bola ke Albertini. Tapi saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat bahwa Lampard tidak mundur untuk bertahan, melainkan justru melangkah maju untuk menghalangi Albertini menerima bola.     

Itu adalah langkah yang cerdas dari Lampard. Dia tahu bahwa serangan Forest harus diluncurkan oleh pria Italia itu; jadi kalau dia menjaga Albertini, dia akan mematikan pondasi serangan Forest. Selain itu, ia bisa mengulur waktu untuk rekan setimnya, yang bergegas kembali ke posisi mereka untuk bertahan.     

Dalam pikiran Wood, sebuah suara tiba-tiba memberitahunya kalau dia tidak boleh melakukan itu; dia tidak boleh memberikan bolanya pada kapten. Karena kalau dia melakukannya, mereka tidak hanya kehilangan kesempatan untuk melakukan serangan balik, tapi bola mungkin akan dicuri oleh lawan. Lawan kemudian akan melancarkan serangan!     

Jadi dia melihat Albertini sekilas dan membalikkan badan. Ribéry sedang berlari ke depan sekarang; Scarface sangat cepat ... Kenapa bukan dia? Aku akan menendang bola dengan keras ke depan, ke suatu tempat yang kosong, dan lalu ... biarkan saja Scarface berlari untuk mendapatkannya!     

Wood melaksanakan idenya ini setelah ide itu terbentuk di benaknya. Dia menendang bola itu ke depan dan membuatnya terbang tinggi. Dia hanya bisa melakukan yang terbaik untuk memastikan bola tetap berada di arah yang dia inginkan. Mengenai ke mana tepatnya bola itu akan mendarat, dia sama sekali tidak tahu.     

"Ini serangan balik tim Forest!!" seru komentator dengan penuh semangat tapi merasa kecewa tak lama setelah itu. "Oh ... umpan itu sepertinya agak melebar. Tak mungkin bisa diterima!"     

Ribéry, yang sedang berlari ke depan, mendengar sorak-sorai yang semakin keras dari tribun penonton dan menoleh ke belakang, lalu melihat bahwa bola tiba-tiba saja melayang di langit di atasnya dan jatuh agak di depannya. Dia meningkatkan kecepatannya, tapi ada sosok biru yang tiba-tiba muncul.     

"William Gallas. Dia muncul di tempat yang tepat pada waktu yang tepat! Bola itu datang, dan dia melompat! Dia bermaksud mengarahkan bola ke tempat yang aman ... Tapi sundulannya luput!"     

Bola melesat ke tanah dan melambung tinggi di depan Gallas, memantul tepat ke atas kepalanya yang botak ... Peristiwa itu adalah hal yang sangat langka.     

"Maju!" Tang En bergegas ke pinggir lapangan dan berteriak dengan suara keras. Adegan itu sangat konyol, tapi dia tidak punya waktu untuk berhenti sejenak dan tertawa.     

Franck Ribéry awalnya berniat mengerem dan menunggu Gallas menghentikan bola sebelum dia bergerak maju untuk menekan. Di sisi lain, dia mengira mungkin Gallas akan berlari mundur untuk bertahan. Tapi gaya inersianya yang kuat tak bisa membuatnya mengerem tepat waktu; tanpa disangka olehnya, hal itu justru membantunya menerobos. Dia melaju melewati Gallas dan bahkan ingat untuk menggunakan bahasa Perancis saat memberitahu pemain Perancis itu, "Merci!"     

Tidak ada yang mengira Gallas akan luput dalam menyundul bola. Dalam sekejap saja, lini pertahanan Chelsea telah runtuh. Terry dan Carvalho sama-sama melepaskan pemain yang mereka jaga dan berlari menuju Ribéry; kedua pemain gelandang yang baru dipasangkan untuk musim ini rupanya masih belum cukup selaras.     

Saat Terry melihat Carvalho, dia melambaikan tangan untuk memberi isyarat agar Carvalho kembali dan bertahan di jalur tengah, membiarkan dia yang menangani Ribéry. Dengan patuh, Carvalho mundur. Tapi Ribéry bukan orang bodoh. Dia tidak akan memberikan kesempatan pada bek Chelsea untuk membangun kembali garis pertahanan mereka! Dia membuat keputusan cepat untuk tak lagi menerobos ke garis akhir dan segera mengangkat kakinya untuk memberikan umpan ke depan gawang!     

Bola itu melayang di atas kepala Terry, memasuki wilayah udara area pertahanan Chelsea. Saat Carvalho berbalik dan melompat untuk menyundul bola, dia melihat seorang pemain mengarah ke dirinya di udara.     

"Nicklas Bendtner!"     

Rambut pirang bocah Denmark itu terkibas di tengah hujan. Carvalho bahkan merasakan tetesan air dari rambut itu menerpa wajahnya, masuk ke matanya. Dan kemudian ... kemudian ada benturan tubuh yang kuat antara keduanya. Setelahnya terdengar suara sorakan yang memekakkan telinga.     

"GOOOOOL yang luar biasa!!! Benar-benar pertempuran yang hebat! Nottingham Forest kembali memimpin!"     

Saat Carvalho jatuh ke lumpur di belakangnya, dia menyaksikan sosok merah itu, dengan tangan terbuka lebar, berlari ke suatu tempat di luar batas pandangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.