Mahakarya Sang Pemenang

Calon Asisten Manajer Bagian 2



Calon Asisten Manajer Bagian 2

0Saat dia sedang bekerja, Tang En menerima panggilan telepon dari Cina.     
0

Panggilan telepon itu sudah dinanti-nantikannya sejak lama, dan dia hampir menyerah menunggu panggilan itu.     

Saat Tang En mengangkat telepon, ia tidak langsung mendengar suara yang pernah sangat dikenalnya. Tapi, dia tidak mendesak si penelepon di ujung yang lain. Dia hanya memegang gagang telepon dan menunggu dengan sabar. Dia tidak tahu respon seperti apa yang akan diberikan oleh pria itu, tapi dia masih menantikannya.     

Setelah beberapa waktu, Tang En akhirnya mendengar suara yang paling ingin didengarnya. "Kau ... masih membutuhkan asisten manajer?"     

Dengan ponsel di tangannya, Tang En menyeringai lebar dan tanpa suara. Masalah terbesarnya telah terpecahkan.     

"Tentu saja! Tentu saja, aku masih membutuhkan asisten manajer! Sangat membutuhkannya!"     

Setelah dia mengakhiri pembicaraan teleponnya, Tang En kembali menghubungi Edward Doughty dan mengatakan padanya kalau dia sudah menemukan asisten manajer, dan bahwa klub tak perlu mengkhawatirkan tentang itu lagi.     

Edward juga merasa senang. "Itu bagus, Tony. Siapa dia?"     

Tang En tertegun sejenak. Apa yang akan dia katakan pada Edward? Apa dia akan memberitahunya kalau asisten manajer yang ditemukannya adalah seorang pria Cina berusia 24 tahun yang tidak dikenal di dunia sepakbola, tidak memiliki pengalaman melatih, dan bahkan lebih muda dari sebagian pemain? Dia bisa membayangkan kalau Edward akan mengira dia sudah minum terlalu banyak.     

Setelah dengan seksama mempertimbangkan pro dan kontra-nya, Tang En memutuskan untuk bersikap jujur ​​dan memberi tahu Edward. Dia tidak ingin Edward mengetahuinya belakangan dan berpikir kalau Tang En telah membohonginya. Hal itu takkan bagus untuk kerjasama diantara mereka berdua.     

"Um, Edward... Dia adalah pemuda yang bahkan belum menerima lisensi melatihnya..."     

Dia mencoba memberitahunya dengan pendekatan yang lebih bijaksana.     

Tapi, Edward jelas merasa senang, dan mengabaikan arti sebenarnya dari kalimat itu. "Orang-orang muda itu bagus; tim Forest tidak punya banyak orang-orang muda. Bukannya kau sendiri juga masih muda? Kita berdua masih muda, Tony. Bagus, kau bisa menyiapkan sebuah kontrak untuknya, tak peduli berapa lama kau ingin mempekerjakannya."     

Mendengar Edward berbicara terus terang seperti itu, Tang En tidak tega untuk mengatakan padanya bahwa dia salah paham ... Tang En hanya bisa pura-pura tidak tahu.     

※※※     

Seminggu kemudian, Tang En telah selesai merancang ulang jadwal dan rencana perjalanan turnamen Portugal untuk dua orang, dibawah kerja proaktif Nn. Barbara Lucy. Saat itulah asisten manajernya, pria lain yang bernama Tang En, tiba di Nottingham, Inggris dari Cina.     

Tang En melakukan perjalanan khusus ke London untuk menjemput asisten manajernya itu di Bandara Heathrow. Sebenarnya, meski dia tidak pergi menjemputnya, Tang En dari Cina itu sudah tahu jalannya. Bagaimanapun, dia adalah orang Inggris asli. Tapi, untuk menunjukkan antusiasmenya, Tang En merasa kalau ia berhutang kepada Tang En yang ini. Kalau dia tidak mencoba melakukan sesuatu yang lebih baik di aspek lain, dia akan merasa bersalah.     

Duduk di dalam mobil saat kembali ke Nottingham, Tang En dari Cina itu tetap diam di sepanjang perjalanan dan hanya melihat pemandangan yang bergerak di luar jendela. Mungkin pemandangan yang dikenalnya itu mengingatkannya tentang masa lalunya di sini.     

Mobil Landy mengantarkan kedua pria itu langsung ke Branford Garden Lane No. 13. Setelah keluar dari mobil, Dunn berdiri sambil melamun di depan rumah tempat tinggalnya dulu.     

Tang En meletakkan koper ke tanah saat ia melihat ini, tak tahu harus berkata apa. Aku merasa seperti seekor burung kukuk yang mencuri sarang burung murai; Aku seperti penjambret tubuh... Aku menempati tubuh orang ini, dan juga tinggal di rumahnya. Tentu saja, dia juga menempati tubuhku. Tapi dari sudut pandang saat ini, kelihatannya aku lebih berhasil daripada dirinya.     

"Um, beberapa hal sudah berubah sejak terakhir kali kau tinggal disini." Tang En membuka pintu mendahuluinya, lalu berdiri di ambang pintu dan memberinya isyarat agar pria itu masuk ke dalam.     

Setelah mereka memasuki rumah, Tang En menutup pintu, dan mengantar Dunn ke lantai dua. Sebuah kamar tidur sudah disiapkan khusus untuknya, di sisi timur kamar Shania. Jelasnya, Shania juga memiliki kamar tidurnya sendiri di sini.     

Saat mereka baru saja menaiki tangga dan kamar tidur utama tepat berada di depannya, Dunn mengangkat kepalanya dan melihat foto yang tergantung di dinding. Saat melihatnya melamun lagi, Tang En menggaruk kepalanya, tertawa dengan canggung. "Kurasa aku melakukan pekerjaanku dengan baik."     

Dunn tidak mengatakan apa-apa, dia melangkah masuk ke kamar tidur, berdiri di bawah foto itu dan melihat foto dirinya dengan tangan terangkat dan sedang berteriak — dirinya yang dulu. Dia belum pernah mengalami momen yang liar dan gemilang seperti itu. Setelah melihat foto itu selama beberapa waktu, dia kembali menatap Tang En yang masih berdiri di pintu kamar.     

Tang En tahu apa yang akan dia tanyakan, jadi dia menunjuk foto itu dan berkata, "Itu adalah kemenangan pertama dari tim yang kupimpin setelah aku datang ke tempat ini. Esok harinya, foto ini diterbitkan di surat kabar. Aku sangat menyukainya, jadi aku meminta salinan foto yang diperbesar. Aku harus mengakui kalau kadang-kadang aku bisa putus asa ..."     

"Itu terlihat bagus," jawab Dunn. Dia berbalik untuk melangkah keluar dari ruangan.     

"Tadinya aku khawatir kau takkan datang kemari, karena kau tidak menghubungiku sampai aku meninggalkan Cina. Apa yang membuatmu memutuskan untuk kembali ke Nottingham?" tanya Tang En, masih berdiri di pintu.     

Dunn melihat kembali ke foto yang tergantung di dinding dan berkata, "Aku ... kurasa aku tak bisa melakukan apa pun kecuali sepak bola."     

"Aku sudah memutuskan untuk setuju dengan penilaianmu tentang dirimu sendiri jadi aku bisa punya partner yang hebat." Tang En tertawa. "Aku sudah melihat catatan dan informasi yang kau tinggalkan di rumah ini. Aku harus bilang... Aku tidak tahu apa yang akan kau capai di pekerjaan lain, tapi sungguh sangat sayang sekali kalau kau tidak menjadi seorang manajer sepakbola! Aku sangat senang kau memutuskan untuk datang kemari. Aku punya beberapa orang teman disini dan kami punya rencana yang hebat. Kurasa kalau kau mendengarkannya, kau akan tertarik." Melihat Dunn tampak kurang yakin, dia melanjutkan. "Yah, meskipun kau tidak banyak bicara, dan kau sepertinya tidak terlalu disukai, aku bisa tahu kalau kau dan aku adalah orang yang sama. Kau suka kegagalan?"     

Dunn menggelengkan kepalanya.     

"Aku juga tidak menyukainya." Tang En tersenyum dan merentangkan tangannya. "Kau lihat kan, apa yang kukatakan memang benar. Kita adalah pria-pria yang tidak suka gagal. Oke, apa kau ingin mendengar rencana untuk tim Forest? Yah, itu bukan sesuatu yang bisa dijelaskan dalam dua atau tiga kalimat. Kenapa kau tidak mandi dulu? Dan lalu, kita akan bisa membicarakan tentang ini pelan-pelan ... Aku jamin kau akan menyukainya, karena kita berdua adalah pria yang tidak menyukai kegagalan. Dengan kata lain, kita berdua suka menang, dan ingin jadi juara, kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.