Mahakarya Sang Pemenang

Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA Bagian 1



Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA Bagian 1

0Satu-satunya hal yang diingat Tang En tentang Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA 2004 setelah dua tahun adalah tim nasional Yunani. Di Kejuaraan Sepak Bola Eropa itu, ada banyak kejadian yang membuat Tang En terkejut, seperti misalnya Rooney yang mulai tenar, dan perubahan Zidane di saat-saat akhir pertandingan. Tapi, Tang En baru menyadari ini di saat semuanya sudah berakhir: hal yang memberikan kesan mendalam bagi diri Tang En adalah sebuah tim, dan bukan pemain bintang sepakbola manapun secara khusus.     
0

Bisa menonton dan merasakan lagi Kejuaraan Sepak Bola Eropa 2004 adalah pengalaman yang sama sekali baru bagi Tang En, dan ini membuatnya merasa bahwa perjalanannya kembali ke masa lalu masih memiliki banyak keuntungan. Selain itu, ia juga bisa belajar, dari dekat, tentang bagaimana Rehhagel menerapkan taktiknya. Taktik keseluruhan tim Yunani terlalu kuat, dan Tang En bahkan merasa bahwa taktik itu benar-benar melampaui semua tim lain di Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA 2004. Pada akhirnya, tim Yunani benar-benar merupakan tim yang paling layak mendapatkan gelar juara.     

Sekarang ini, satu-satunya hal yang membuat Tang En khawatir adalah pertanyaan tentang apakah efek riak yang disebabkan oleh kedatangannya akan mempengaruhi Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA yang diadakan di Portugal. Bagaimana kalau tim Yunani pada akhirnya tidak menjadi juara? Tentu saja, keberuntungan juga berperan dalam memperoleh gelar juara. Tapi tetap saja, Tang En merasa bahwa pemikiran Rehhagel dan taktik yang ia gunakan di Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA masih akan menyebar dan diwariskan, bahkan meski orang-orang Yunani itu tidak memenangkan kejuaraan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa penyebaran taktik itu akan jauh lebih cepat kalau tim Yunani memenangkan gelar juara.     

Di masa lalu, semua orang mengatakan bahwa skill tim Yunani masih sangat kasar dan belum terpoles. Serangan balik mereka masih sangat bergantung pada merebut bola dengan pertahanan yang sangat ketat, sebelum kemudian melakukan umpan panjang ke depan dan memanfaatkan kelebihan sundulan penyerang-tengah yang jangkung untuk mengancam gawang lawan.     

Akan tetapi, gaya serangan balik yang ditunjukkan oleh tim Yunani selama pertandingan mereka di kejuaraan ini berbeda: dari sejak mereka merebut bola, hingga saat mereka membawa bola ke area penalti lawan, gerakan mereka sangat cepat; tapi mereka tidak selalu melakukan umpan-umpan panjang dan membiarkan bola melayang di udara tanpa menyentuh tanah. Sebagai gantinya, koordinasi antara dua atau tiga pemain, serta kemulusan mereka dalam mengoper bola, adalah inti dari taktik serangan balik milik Rehhagel. Melihat para pemain yang jangkung saling mengoper bola dengan terampil dan mencapai area gawang lawan setelah hanya beberapa operan dengan sisa tim diposisikan dengan baik sangat menyenangkan untuk dilihat oleh para penonton, meskipun itu hanya serangan balik.     

Setelah mendapatkan kabar tentang Tang En yang pergi ke Portugal untuk menonton pertandingan, Nottingham Evening Post berharap Tang En akan menulis beberapa hasil pengamatannya di kolom khusus miliknya. Tang En masih belum memutuskan apa yang harus ditulisnya saat itu, tapi kali ini dia memutuskan kalau dia akan sepenuhnya terfokus dalam menonton pertandingan tim Yunani. Terlepas dari apakah tim itu bisa memenangkan gelar juara, mereka pasti akan memberikan kejutan yang menyenangkan bagi seluruh dunia.     

Setelah mendengar rencana Tang En, Pierce Brosnan berada di posisi yang agak sulit. "Yah, sebenarnya, kami berharap kau akan menulis lebih banyak tentang Inggris ..."     

Tang En mengangkat bahu dan menjawab, "Semua orang menulis tentang Inggris, dan aku tidak ingin ikut-ikutan seperti mereka. Tn. Reporter, aku berani bertaruh kalau tim Yunani akan menjadi kuda hitam terbesar di Kejuaraan Sepak Bola Eropa tahun ini!" Tang En tidak menyebutkan alasan lain kenapa dia tidak ingin menulis tentang Inggris. Itu karena dia sama sekali tidak menyukai Eriksson sebagai manajer, jadi dia tidak pernah optimis tentang prospek tim Inggris di kejuaraan besar.     

Selama Piala Dunia 2002, media Inggris menganjurkan dan mempromosikan gagasan bahwa tim Inggris tahun itu adalah yang tim terbaik sejak Inggris memenangkan Piala Dunia di tahun 1966. Dan lihat apa yang kemudian terjadi? Inggris kalah dari Brasil, yang tersandung selama kualifikasi dan benar-benar ditekan dalam pertandingan pertama mereka melawan Turki. Satu-satunya hiburan bagi mereka adalah bahwa Brasil akhirnya menjadi Juara Piala Dunia untuk tahun itu. Di Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA tahun 2004, Tang En, yang saat itu masih seorang fans sepak bola, masih tidak melihat tim Inggris dengan positif. Jadi saat Rooney dikeluarkan dari lapangan karena cedera dan Inggris dieliminasi oleh tim tuan rumah melalui adu tendangan penalti, Tang En menganggapnya masuk akal. Di Piala Dunia 2006, kalau bukan karena David Beckham, yang telah banyak dikritik oleh media sebagai pemain yang kurang cakap, mungkin tim Eriksson bahkan takkan berhasil melalui babak penyisihan grup.     

Orang-orang Inggris selalu memiliki perasaan arogan, seringkali mengira bahwa negara mereka adalah asal usul sepak bola modern, dan bahwa standar bermain mereka seharusnya adalah yang nomer satu di dunia. Sebagai akibatnya, tak peduli bintang sepak bola baru mana yang mereka miliki, dia akan dipuji sebagai bintang sepakbola kelas dunia oleh media. Dengan tim nasional Inggris yang terdiri atas sekelompok pemain bintang "kelas-dunia" ini, wajar saja kalau mereka adalah tim terbaik.     

Mentalitas arogan Inggris tak hanya tercermin dalam hal sepakbola. Hal ini juga tercermin dalam banyak aspek di masyarakat. Ada banyak orang yang masih mengenang masa lalu, tentang betapa mulianya kerajaan itu dimana matahari seolah tak pernah terbenam. Sekarang ini, pengaruh mereka di dunia interasional telah banyak berkurang, dan mereka sering dianggap sebagai pesuruh Amerika. Sebagai akibatnya, mereka hanya bisa terus menggunakan perasaan arogan mereka yang tak masuk akal itu dan mempertahankan harga diri di dalam hati mereka.     

Tang En sama sekali tak tertarik dengan kebanggaan nasional yang konyol itu. Dia sendiri bukan orang Inggris, jadi dia tidak memiliki perasaan yang terlalu bagus terhadap kerajaan Inggris. Selain itu, Tang En tahu bagaimana nasib tim Inggris dalam Kejuaraan Eropa tahun ini, dan dia tidak bisa berpura-pura bahwa dia menantikan penampilan mereka dan mengatakan kepada para pembaca, "Kita pasti akan jadi juara!"     

Eriksson jauh lebih cocok menjadi manajer klub sepakbola daripada manajer tim nasional. Dia memiliki kepribadian yang terlalu lembut.     

Mungkin itu hanyalah prasangka dari dirinya, tapi Tang En merasa bahwa orang-orang dengan kepribadian yang lembut tidak cocok untuk menjadi manajer tim yang kuat.     

"Yunani?" Brosnan masih tertegun sesaat sebelum kemudian melanjutkan, "Aku sudah lama tidak mendengar nama itu di pertandingan internasional. Apa kau yakin?"     

Tang En mengangguk. "Aku yakin sekali. Mereka memiliki manajer yang sangat, sangat cakap, dan sebuah tim dengan kemampuan pemain yang layak."     

Di pesawat menuju Lisbon, Portugal, Tang En juga berbicara dengan Dunn tentang masalah ini, dan menyatakan pendapatnya bahwa taktik yang digunakan oleh Yunani adalah sesuatu yang bisa ditiru Nottingham Forest di musim Liga Utama pertama mereka.     

Dibandingkan dengan tim lain di Liga Utama, Nottingham Forest tidak punya kelebihan dalam hal kekuatan keseluruhan. Banyak tim akan memandang rendah lawan mereka saat harus bertanding melawan tim yang baru saja dipromosikan, dan yang sering kali masih kurang memahami lawan mereka. Nottingham Forest bisa menggunakan taktik serangan balik untuk menstabilkan posisi mereka di Liga Utama.     

Dunn penasaran kenapa Tang En tahu banyak tentang tim nasional suatu negara yang tak terlalu dikenal di Eropa. Tang En hanya bisa menggaruk kepalanya dan mengatakan kalau dia lebih suka memberi perhatian lebih kepada tim kecil.     

Pierce Brosnan tiba di Portugal lebih awal daripada Tang En, tapi target minat mereka berbeda. Untuk menulis berita yang paling dipedulikan pembaca, ia harus mengikuti tim Inggris di sepanjang perjalanan mereka. Dia harus melaporkan semuanya ke kantor, terlepas dari apakah itu penting atau sepele. Bahkan jenis pakaian yang dikenakan oleh istri para pemain saat mereka turun ke jalan telah menjadi topik yang menarik bagi para wartawan.     

Sebelum pertandingan dimulai, hampir semua surat kabar di Inggris dipenuhi artikel tentang tim Inggris. Artikel di Nottingham Evening Post, di mana Tang En telah banyak menulis tentang tim Yunani, telah sepenuhnya diabaikan oleh para pembaca.     

Pada akhirnya, setelah pertandingan pembuka selesai, reaksi pertama Brosnan adalah mencari salinan Nottingham Evening Post terbitan dua hari yang lalu, yang memuat artikel yang ditulis oleh Tang En dan diterbitkan di kolom khusus. Mencocokkan kata-kata di dalam artikel itu dengan hasil pertandingan pembuka, Brosnan menyadari kalau dia mungkin tak punya pilihan selain mengakui bahwa Tony adalah Tuhan.     

Kata-kata yang ditulisnya dua hari yang lalu benar-benar menjadi kenyataan setelah dia mengecek hasil pertandingan.     

Brosnan bukan satu-satunya orang yang terkejut. Dunn, yang sejak awal tak pernah terpisahkan dari Tang En, juga merasa sangat terkejut. Satu-satunya hal yang membedakan adalah bahwa kejutan yang dirasakan Dunn terjadi lebih awal, karena dia menyaksikan pertandingan pembuka itu dengan Tang En. Selama pertandingan, ia dan Tang En tidak bisa berhenti mendiskusikan taktik yang digunakan oleh Yunani dan Portugal.     

Saat Karagounis mencetak gol pertama, Tang En dengan tegas mengatakan bahwa taktik Rehhagel bisa sepenuhnya menekan Portugal. Setelah menonton babak pertama pertandingan, Dunn sudah benar-benar mempercayai orang yang duduk di sampingnya.     

Scolari adalah ahli taktik utama, tapi Rehhagel juga sama. Meskipun kartu-kartu di tangan Rehhagel tak sebagus kartu-kartu di tangan Scolari, Rehhagel berhasil berada di posisi yang lebih unggul daripada Scolari. Mungkin di mata fans tuan rumah dan fans lain, gaya bermain Yunani tampak membosankan, karena mereka membuat sepuluh orang bertahan dan satu orang menyerang. Tapi, dari sudut pandang manajer, Dunn merasa kalau semua ini cukup normal.     

Tim Yunani saat ini tidak memiliki kualifikasi untuk menari Samba Eropa di depan tim Portugal. Kalau mereka ingin membuktikan bahwa mereka lebih kuat dari tim tuan rumah, mereka hanya punya satu cara untuk melakukannya: mereka harus mengalahkan tim tuan rumah, terlepas dari taktik apa yang mereka gunakan.     

Dan Rehhagel berhasil mencapainya. Hasil yang tak diharapkan siapa pun sebelum pertandingan dimulai telah menjadi kenyataan. Meskipun dia berkata, "Ini adalah kemenangan terbesar dalam sejarah Yunani!" usai pertandingan, baik Tang En maupun Dunn tahu bahwa Rehhagel tak membiarkan kemenangan membuatnya besar kepala. Dia memiliki tujuan yang sangat jelas dalam berpartisipasi di Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA. Tujuannya itu bukan untuk memenangkan pertandingan pembuka, atau untuk mencetak gol, atau untuk mendapatkan hasil imbang dalam pertandingan... Dia memiliki tujuan yang sangat mulia, yang tak diketahui oleh siapa pun.     

Hanya Tang En yang tahu.     

Di hari-hari yang tersisa, selain menyisihkan waktu untuk menulis artikel di Nottingham Evening Post, Tang En dan Dunn menghabiskan sebagian besar waktu mereka di jalanan yang ramai. Mereka menonton sebagian besar pertandingan secara langsung di stadion, dan mereka juga menonton pertandingan lain yang terjadi pada waktu yang bersamaan di televisi, serta tak lupa merekamnya.     

Alasan Tang En pergi ke Portugal untuk menonton pertandingan secara langsung adalah untuk mendapatkan pemain sepak bola yang murah tapi berguna. Alasan kedua adalah untuk belajar dari pengalaman-pengalaman beragam manajer yang luar biasa. Terlepas dari apakah pengalaman-pengalaman itu adalah keberhasilan atau kegagalan, semuanya masih akan berada dalam daftar hal-hal yang harus dianalisis lebih lanjut oleh Tang En dan Dunn.     

Dalam hal menemukan pemain untuk tim, Kejuaraan Eropa tahun ini membuat Tang En sedikit kecewa. Mereka yang disebut "bintang harapan untuk Kejuaraan Sepak Bola Eropa" adalah pemain yang sudah terkenal cukup lama. Dan karenanya, sama sekali tidak ada yang baru. Bahkan jika Nottingham Forest masih ingin bersikeras untuk membeli beberapa pemain itu, mereka akan berhadapan dengan banyak pesaing; misalnya, Wayne Rooney, yang masih berada di dalam Everton FC, telah sangat disensasionalisasikan oleh media, dimana banyak ahli mengungkapkan pendapat mereka bahwa Rooney adalah hadiah terbesar yang dimiliki tim Inggris untuk Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA tahun ini. Tapi, Tang En tahu bahwa setelah Liga Champion, Wayne Rooney akan dibeli oleh Manchester United dengan harga tinggi. Nottingham Forest ingin untuk mencoba merebut pemain dari Manchester United? Itu mustahil!     

Sementara terkait bintang baru dari tim Belanda, Robben, pemain Swedia baru, Ibrahimovic, dan kiper muda Republik Ceko, Cech, semuanya sudah terkenal sejak lama. Robben dan Cech sudah dipesan oleh Chelsea, dan tak peduli seberapa kayanya Edward Doughty, bagaimana mungkin dia bisa lebih kaya daripada Abramovich? Selain itu, meskipun Ibrahimovic menolak tim Italia untuk Kejuaraan Sepak Bola Eropa tahun ini, klub sepak bola Italia masih sangat tertarik padanya. Kalau semuanya berjalan lancar, Juventus FC akan berhasil merebut pria muda Swedia itu, yang telah berjuluk "Baten kedua" sejak era Ajax.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.