Mahakarya Sang Pemenang

Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA Bagian 2



Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA Bagian 2

0Bintang-bintang baru sepakbola yang sedang bersinar sudah sejak lama dimiliki oleh klub lain. Dalam hal ini, apa yang bisa digunakan oleh Nottingham Forest untuk menarik mereka mengingat Forest hanyalah tim baru di Liga Utama yang tidak memiliki pengaruh seperti klub-klub besar dan tidak bisa menjanjikan gaji besar kepada para pemain bintang itu? Mungkin satu-satunya hal yang bisa ditawarkan oleh Nottingham Forest adalah "partisipasi di dalam Liga Eropa UEFA musim depan" .... Tapi bagi para pemain yang diperebutkan oleh berbagai klub besar, siapa diantara mereka yang masih peduli dengan kualifikasi liga Eropa UEFA? Bukankah seharusnya medan tempur mereka adalah Liga Champions UEFA?     
0

Ini benar-benar sebuah paradoks; para pemain yang diincar oleh Tang En takkan menunjukkan ketertarikan sedikit pun pada Nottingham Forest, sementara para pemain yang mungkin tertarik pada Nottingham Forest tak bisa menarik perhatian Tang En.     

Bek tengah Yunani, Dellas, adalah seorang kandidat yang lumayan untuk Nottingham Forest yang baru dipromosikan. Penampilannya di Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA mendapat pengakuan luas; saat ini dia dianggap sebagai sweeper tradisional terakhir yang ada di Eropa. Tapi masalahnya adalah kalau Tang En memberi penawaran harga ke Roma sebulan sebelum ini, maka klub itu, yang telah memutuskan untuk melepaskan pemain Yunani itu, mungkin akan memberikannya secara gratis. Tapi, kesempatan itu tak lagi tersedia. Kalau Nottingham Forest benar-benar menginginkannya, Roma pasti meminta harga selangit mengingat penampilan Dellas yang luar biasa selama Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA. Bagaimanapun, ada banyak tim lain yang juga tertarik pada pemain Yunani jangkung itu, dan Nottingham Forest hanyalah salah satu dari banyak klub itu.     

Seiring dengan berjalannya Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA, beban kerja Tang En dan Dunn sebenarnya berkurang. Di akhir kejuaraan, hanya ada beberapa tim yang tersisa. Para pemain yang harus mereka nilai sudah dinilai, dan yang tersisa hanyalah mereka yang tak bisa menarik perhatian Tang En atau yang tak bisa dibeli oleh Tang En untuk saat ini.     

Tim Yunani bermain dengan bagus, mereka menantang perspektif tradisional sepakbola Eropa lagi dan lagi di dalam pertandingan mereka. Namun, hal ini juga berulang kali membuat para fans sepak bola menggertakkan gigi karena benci. Tapi, di mata Tang En, meskipun dia selalu memberikan kata-kata pujian yang baik untuk tim Yunani di kolom khususnya, tidak ada pemain Yunani yang menarik perhatiannya. Itu karena Tang En tahu bahwa meski tim Yunani akan memenangkan gelar juara kali ini, para pemain mereka masih belum bisa dikatakan berada di level yang sama dengan para pemain top lainnya di Eropa, dan belum sebanding dengan bintang sepakbola lain dari tim-tim kuat tradisional.     

Hal yang bisa dikatakan setelah menjalani dua puluh hari Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA, tim Yunani adalah tim dengan penampilan terbaik di antara enam belas tim yang berpartisipasi, dan bahwa kerjasama para pemainnya adalah yang terbaik. Tidak lebih dan tidak kurang daripada itu. Setelah pertandingan final berakhir dan semua histeria mulai mereda, membahas apakah Yunani akan menjadi tim kuat di kancah sepak bola Eropa sejak saat itu, atau apakah para pemain mereka akan menjadi lebih populer, adalah hal yang sama sekali tak ada artinya.     

Mungkin orang-orang lain tidak setuju dengan ini, tapi perlu diketahui bahwa Tang En telah kembali ke masa lalu dari tahun 2007. Berapa banyak pemain dari tim Yunani yang bisa terus bermain bagus untuk klub mereka? Tidak ada satupun.     

※※※     

Saat tim Yunani telah mengalahkan banyak tim-tim kuat seperti misalnya Perancis dan Republik Ceko untuk akhirnya maju dan bertemu Portugal di pertandingan final, seluruh dunia lebih mendukung Scolari. Terlepas dari sudut mana mereka melihatnya, mereka merasa bahwa Portugal seharusnya menang malam itu. Mereka adalah tuan rumah, memiliki manajer kelas dunia, dan lawan mereka adalah salah satu tim terlemah, Yunani.     

Bahkan pelayan hotel tempat Tang En menginap memberinya senyum ramah yang tak biasa. Pelayan itu berinisiatif untuk mengobrol dengan Tang En tentang pertandingan final yang akan diadakan malam itu. Anak muda Portugis itu sangat percaya diri dengan tim nasional negaranya. Karena merasa bersimpati, Tang En tak tega menghancurkan mimpinya.     

Setelah mengusir pelayan hotel itu, yang terus mengoceh tanpa henti, Tang En berdiri di dekat jendela hotel dan melihat kerumunan fans Portugis berkumpul di lantai bawah. Mereka mengenakan kaus jersey Portugis berwarna merah dan hijau, mengibarkan bendera Portugis, dan menyanyikan lagu-lagu saat mereka berjalan melewati hotel dalam kelompok-kelompok.     

"Aku benar-benar tidak tahu seperti apa ekspresi orang-orang itu beberapa jam lagi. Berani merayakannya bahkan sebelum pertandingannya dimulai ... apa mereka tidak takut membuat orang-orang Yunani marah?" Tang En mengangkat bahu dan berbalik untuk melihat Dunn, yang masih mencatat di depan meja.     

"Benar juga, Dunn." Tang En berjalan menghampiri Dunn dan menutup buku catatannya. "Kau harus belajar bagaimana caranya menikmati berbagai hal... Hanya setelah kau belajar menikmati hidup, maka kau akan bisa menikmati pekerjaanmu. Apa kau pernah mendengar kalimat itu? Mereka sering menggunakannya dalam iklan, tapi aku harus mengakui kalau itu memang benar. Ayo kita pergi minum-minum."     

Dunn menatap Tang En, yang kembali mengangkat bahu. "Kau takkan bisa menjadi manajer yang sukses hanya dengan mengubur dirimu sendiri di segunung informasi. Pergilah keluar dan rileks sedikit, libatkan dirimu dalam obrolan basa basi, dan mungkin kau akan menemukan beberapa inspirasi. Ayo pergi."     

Dunn masih tidak bergerak.     

"Baiklah, aku tak peduli seperti apa dirimu di masa lalu, tapi sekarang setelah kau bersamaku, kau harus melakukan apa yang kulakukan. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan chemistry kita." Setelah Tang En mengatakan itu, dia langsung menyeret Dunn keluar dari kamar hotel.     

Tang En secara acak memilih bar yang kelihatan ramai di jalan di luar hotel, menarik Dunn untuk masuk bersamanya, dan mencari tempat di dalam bar. Mayoritas pengunjung bar itu adalah orang-orang Portugis, tapi tentu saja, masih ada sebagian kecil orang Yunani yang hadir. Mereka mudah dibedakan dari melihat jersey yang mereka kenakan. Sebelum pertandingan dimulai, semua orang masih bisa bergaul satu sama lain, mengambil foto diri mereka mengangkat gelas bir sebagai kenang-kenangan. Secara keseluruhan, para fans Yunani kelihatannya sedikit rendah hati. Di samping orang-orang Portugis, yang sedang merayakan seolah-olah mereka telah memenangkan kejuaraan, para fans Yunani itu kelihatannya tidak merasa dipermalukan.     

Tang En mencari kursi kosong di meja bar dan meminta dua gelas bir dalam bahasa Inggris. Setelah itu, dia mendorong satu gelas ke hadapan Dunn dan berkata, "Minum saja. Ini bukan racun."     

Dunn menggelengkan kepalanya. "Aku sudah bersumpah untuk tidak minum alkohol lagi."     

Tang En tak ingin membuatnya dalam posisi yang sulit, jadi dia mengambil gelas bir itu dan meletakkannya ke hadapannya sendiri. "Kebetulan sekali, aku takut kau akan meminumnya... mmm ... Enak sekali!"     

Setelah menenggak seteguk bir dingin, Tang En merasa sangat menikmatinya sampai-sampai buku kuduknya berdiri. Tak bisa menahan dirinya, Tang En gemetar.     

Melihat Tang En yang benar-benar menikmati birnya, Dunn masih tetap tidak tergoda. Tepat di saat itu, suara lain terdengar dari belakang Tang En. "Kebetulan sekali! Hai Tony!"     

Tepat setelah Tang En membuka matanya, dia melihat Pierce Brosnan berdiri di belakang Dunn dan melambai ke arah Tang En dengan penuh semangat.     

"Hai, Tuan Reporter." kata Tang En sambil melambaikan tangan, dan Dunn memutar kepalanya untuk melihat ke belakang.     

"Sungguh tak bisa dipercaya bahwa meski kita sama-sama berada di Portugal, kita baru bertemu di hari pertandingan final." Brosnan melihat Dunn, dan melihat wajah Asia disini membuatnya terkejut.     

"Halo." Dunn mengambil inisiatif dan menyapa reporter itu.     

"Halo..."     

"Aku lupa memperkenalkannya padamu." Tang En melambaikan tangannya pada pelayan untuk meminta bir lagi sebelum menunjuk ke arah Dunn dan berkata pada Brosnan, "Dunn, dari Cina. Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan sering melihatnya."     

"Cina? Guru Cina kedua-mu?" Brosnan mulai tertawa. "Dia terlihat masih sangat muda ... Bagaimana kalian bisa saling mengenal?"     

"Tidak, Tuan Reporter." Hal yang dikatakan oleh Tang En setelah itu membuat Brosnan menatapnya dengan kaget, tak bisa mempercayai telinganya. "Dia asisten manajer baru Nottingham Forest; asisten, rekan, dan kolegaku."     

Saat Brosnan menoleh dan melihat ekspresi tenang di wajah Dunn, mulutnya terbuka begitu lebar hingga seseorang bisa memasukkan gelas bir ke dalamnya.     

Tang En senang melihat Brosnan dalam kondisi sangat terkejut seperti itu dan dia terus tertawa kecil di samping mereka. Meskipun dia mendekatkan gelas bir ke bibirnya, Tang En tak bisa menuangkannya ke mulutnya.     

Brosnan, yang akhirnya pulih dari keterkejutannya, menggelengkan kepalanya dan berkata kepada Tang En, "Tony, kita semua tahu kalau kau suka melakukan hal-hal dengan cara yang tidak biasa ... tapi aku berani bilang kalau tindakanmu kali ini adalah yang paling berlebihan! Kau tahu itu kan? Belum pernah ada tim Liga Utama Inggris yang mau mempekerjakan orang Cina untuk menjadi asisten manajer. Dan dia masih sangat muda ..."     

Tang En menunjuk ke arah Dunn, yang ada di belakang Brosnan, dan berkata, "Berhati-hatilah dengan apa yang kau katakan, Tuan Reporter. Dunn benar-benar bisa memahami apa yang kau katakan. Pemahamannya tentang sepakbola Inggris bahkan mungkin lebih banyak daripada pemahamanmu dan pemahamanku digabungkan jadi satu."     

Brosnan masih merasa hal ini sulit dipercaya, dan kemudian berkata, "Seorang fans India yang membaca berita setiap hari mungkin juga lebih berpengetahuan tentang sepakbola Inggris daripada kita! Tapi apa gunanya semua ini? Dia ... apa dia punya lisensi untuk melatih?"     

"Aku berencana untuk membuatnya mendapatkan lisensinya musim panas ini," kata Tang En santai sambil menyesap birnya.     

"Artinya dia tidak punya pengalaman melatih?"     

"Bisa dibilang ... kau bisa mengatakannya seperti itu, tapi itu tak sepenuhnya benar ..." Sambil mengatakan ini, Tang En memikirkan tentang bagaimana pengalaman kerja Dunn di tim pemuda saja sudah lebih banyak daripada pengalaman Tang En sebagai manajer.     

"Tidak populer, tidak ada kualifikasi, tidak ada ... tidak ada apa-apa sama sekali. Kau berniat membiarkan orang seperti ini menjadi asisten manajer Nottingham Forest?"     

Tang En tiba-tiba saja membenci nada dan sikap Brosnan. Meskipun Tang En tahu bahwa memang wajar bagi Brosnan untuk meragukan Dunn. Bagaimanapun juga, Dunn masih belum menunjukkan kemampuannya kepada orang lain. Tapi, Brosnan yang meneriaki asisten manajernya dengan cara yang kasar itu sama artinya dengan meragukan Tang En, karena orang itu dipilih oleh Tang En sendiri.     

"Aku sama sekali tidak merasa ada masalah. Menilai kemampuan seorang manajer tidak bisa dilakukan hanya dengan melihat hal-hal yang membosankan seperti kualifikasi atau reputasi mereka. Apa dia bisa menjadi asisten manajer atau tidak, bukankah jawabannya akan jadi jelas setelah kau melihatnya beraksi? Kau, di sisi lain, Tuan Reporter, pastilah mabuk berat. Sebaiknya kau pergi ke toilet dan menyadarkan dirimu sendiri," kata Tang En tanpa basa-basi, dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.     

Menyadari kalau dia telah terbawa suasana, Brosnan duduk tercengang selama beberapa saat sebelum kemudian meminta maaf dengan canggung pada Tang En dan Dunn. "Aku benar-benar minta maaf. Kau benar. Aku bahkan tidak tahu berapa banyak gelas yang kuminum barusan. Baiklah, aku akan pergi ke toilet dan menghilangkan mabukku ini..."     

Melihat sosok Brosnan menghilang di tengah-tengah kerumunan, Tang En berkata pada Dunn, yang selama ini masih tetap diam, "Dunn, kau sudah diragukan oleh seseorang. Dan kurasa kau harus terbiasa dengan itu. Akan ada lebih banyak situasi seperti itu musim panas ini."     

Dunn menjawab dengan acuh, "Itu sangat normal. Aku memang belum melakukan apa-apa."     

Melihat wajahnya yang tetap tenang, Tang En merasa bahwa itu adalah wajah yang takkan pernah ditunjukkannya kalau itu adalah dia. "Kau tidak merasa kau telah dihina, atau merasa marah?"     

"Aku berbeda darimu. Aku tidak biasa bertengkar dengan orang lain." Dunn menghabiskan semua air di gelasnya sebelum berbalik dan menuju pintu keluar. "Aku kembali duluan."     

Tang En, yang masih memegang gelas bir di tangannya, meringis di belakang Dunn. Tak yakin kenapa, Tang En tiba-tiba saja teringat pada sepotong kertas merah yang menempel di pintu kulkas: "Harus menang," disertai tiga tanda seru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.