Mahakarya Sang Pemenang

Daftar Pemain untuk Tim Pertama



Daftar Pemain untuk Tim Pertama

0Kiper: Darren Ward (1), Barry Roche (12), Paul Gerrard (25).     
0

Bek Belakang: Davy Oyen (2), John Thompson (3), Clint Hill (16), Wes Morgan (5), Leighton Baines (22), Pascal Chimbonda (23), Gerard Piqué (24), Matthew Upson (33), dan Fernando Hierro (6).     

Gelandang - George Wood (13), Demetrio Albertini (4), Brynjar Gunnarsson (8), Eugen Bopp (31), Kris Commons (20), Ashley Young (18), Aaron Lennon (17), dan Franck Ribéry (7) .     

Penyerang: Freddy Eastwood (11), Nicklas Bendtner (21), Peter Crouch (9), Mark Viduka (10), dan David Johnson (30).     

Itu adalah daftar terakhir para pemain Nottingham Forest untuk musim ini, dengan nomor punggung mereka ditunjukkan dalam tanda kurung. Saat daftar ini diumumkan, semua orang terfokus pada Franck Ribéry. Pemuda itu, yang bahkan tidak diturunkan di Championnat National dan hampir saja kehilangan karirnya, malah memakai jersey nomor tujuh untuk Nottingham Forest!     

Semua orang tahu bahwa semakin rendah nomer punggung seorang pemain, semakin besar kemungkinan mereka dipertimbangkan untuk mengisi posisi utama. Apa artinya Tang En memberikan Ribéry nomor 7? Itu artinya dia menghargai pria dengan bekas luka itu. Penilaian Tony Twain tak pernah mengecewakan. Apa memang ada sesuatu yang luar biasa tentang Ribery?     

Orang luar merasa skeptis terhadap Ribéry karena mereka tidak memahami kemampuannya. Tapi, secara internal, di dalam tim sendiri tidak ada yang merasa keberatan dengan pemberian nomor punggung itu. Sejak hari pertama dia datang ke tim untuk latihan, Ribéry menunjukkan kemampuan yang luar biasa di posisi sayap. Dribbling dan kecepatannya adalah senjata yang bisa dia gunakan untuk mendominasi sayap. Selain itu, tembakannya juga bagus. Setelah seminggu berlatih dengannya, bahkan pesaing utamanya, Kris Commons, harus mengakui bahwa pria Perancis itu lebih baik daripada dirinya.     

"Apa semua pemain di Championnat National bermain sebaik ini?" tanya Commons.     

Tang En tersenyum. "Tidak, Franck adalah pengecualian."     

Saat Scarface pertama kali masuk ke dalam tim, dia pendiam dan tak banyak bicara. Dia kelihatannya khawatir kalau rekan setimnya akan mengejek penampilannya. Tapi kenyataannya adalah meski mereka memang terkejut melihat bekas luka di wajahnya, tidak ada anggota tim yang mengejek atau mempermalukannya. Itu bukan sesuatu yang akan terjadi di tim Tony Twain.     

Di ruang ganti, setelah Tang En sengaja membuat Ribéry berbicara tentang bagaimana dia mendapatkan bekas luka itu, semua orang bersimpati padanya.     

Setelah menyadari bahwa rekan setimnya tidak memandang rendah dirinya karena bekas lukanya, Ribéry akhirnya melepaskan kekhawatirannya. Secara bertahap dia mulai bicara lebih banyak, dengan cepat kembali ke dirinya yang riang. Meski dia masih belum bisa berbahasa Inggris, tapi dia bekerja keras mempelajarinya dengan harapan dia bisa berasimilasi secepat mungkin dengan tim.     

Ribéry tahu betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan ini. Tidak semua orang memiliki pengalaman hidup dengan upah 150 Euro dan tidak mampu membayar sewa. Justru karena dia tahu betapa sulit hidupnya, dia mengembangkan sikap khusus terhadap uang. Saat ini, gaji mingguannya adalah £6.500. Itu bukan jumlah gaji yang sangat tinggi di dalam tim. Paling-paling, itu termasuk dalam kisaran menengah. Tapi bagi Ribéry, yang sudah pernah menjadi orang miskin, ini jauh lebih banyak daripada yang pernah diterimanya dari klub manapun yang pernah mengontraknya. Dia juga tahu bahwa kalau dia menunjukkan penampilan yang bagus, hadiah yang lebih besar pun akan menantinya. Semakin baik dia bermain di lapangan, semakin cepat hari itu akan datang.     

Dia dihargai oleh manajer, diperlakukan dengan baik, dan memiliki hubungan yang baik dengan rekan setimnya. Lingkungan baru, liga baru ... Apa lagi yang perlu dikhawatirkan? Saat ini, dia hanya berharap agar Liga Utama bisa segera dimulai, dan dia bisa membuktikan pada semua orang bahwa meskipun dia, Franck, berasal dari Championnat National, dia layak mendapatkan setiap penny yang dia terima, dan dia juga layak mendapatkan kepercayaan dari manajernya!     

Meskipun Tang En tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Ribéry, dia bisa mengatakan bahwa orang Perancis itu selalu bekerja keras selama latihan. Dia ingat kalau dia pernah melihat tekad seperti itu dalam diri George Woods. Mereka yang telah melalui kemiskinan akan sangat menghargai setiap peluang untuk mendapatkan uang. Mereka tidak punya hak untuk bersantai dan bermalasan.     

Ada banyak orang sukses, tapi hanya ada satu kualitas yang dimiliki oleh mereka semua: orang yang sukses selalu seribu kali lebih tekun daripada orang yang gagal. Ini terlepas dari mana ketekunan itu berasal; apakah itu dari kemauan mereka sendiri ataupun dari situasi hidup yang memaksa mereka untuk demikian.     

George Woods telah sukses, dan debutnya telah mengukir kesan yang mendalam di hati banyak orang. Tang En percaya bahwa Ribéry juga bisa melakukannya.     

Ribéry adalah pemain yang sangat bagus. Selama Piala Dunia FIFA 2006, manajer tim nasional Perancis Domenech pasti akan berusaha merekrutnya dari kami!     

Dengan semakin majunya media Inggris, Ribéry pasti akan segera terkenal kalau dibandingkan dengan saat ia masih bermain di Prancis. Sekarang ini, Tang En hanya bisa berharap bahwa Ribéry masih ingat di mana hatinya berada bahkan setelah dia menjadi pemain terkenal.     

Setelah mengkonfirmasi pembentukan Tim Pertama, Tang En membereskan beberapa pemain yang tidak diperlukan di tim. Mereka bisa memilih untuk bergabung dengan Tim Cadangan atau dipinjamkan atau dijual ke klub lain yang tertarik.     

Ini berbeda dengan rasa bangga yang dia rasakan saat membeli pemain. Tang En masih menyimpan kasih sayang yang besar untuk tim yang telah dipimpinnya selama setengah tahun. Dia tidak punya pilihan selain harus menghadapi kepergian para pemain yang telah bertarung bersamanya untuk kejuaraan dan hak mendapatkan promosi. Tim harus ditingkatkan, jadi mereka yang tidak bisa mengikuti harus dihilangkan. Formasi awal tim Forest memiliki banyak pemain dengan skill terbatas yang tidak cocok untuk bermain di Liga Utama. Forest tidak bisa membiarkan mereka bersantai di dalam tim dan membayar mereka tanpa mendapatkan hasil yang setimpal.     

Meskipun ada kebaikan hati dalam sepakbola profesional, namun bidang ini masih cukup kejam. Kalau kau tidak bisa memenuhi tuntutan yang diberikan padamu, tidak ada yang akan mengasihanimu. Kau hanya bisa menyalahkan kurangnya kemampuanmu.     

Untungnya semua orang mengetahui tentang ini; tidak ada seorang pun yang memiliki harapan yang tidak realistis untuk tetap berada di dalam tim. Setelah melihat bagaimana klub sangat aktif dalam merekrut pemain di musim panas, semua orang tahu tentang situasi mereka; Forest tidak punya tempat untuk beberapa dari mereka. Daripada tetap berada di dalam tim dan hanya bermain di Kompetisi Tim Cadangan, mengeruk status atau ketenaran apa pun yang tersisa, mereka sebaiknya mengambil kesempatan ini untuk mencari jalan lain saat mereka masih bernilai.     

Rebrov, Eoin Jess, Gareth Taylor, Chris Doig, Matthew Lewis Rang, dan George Robertson semuanya pergi meninggalkan tim. Danny Sonner dipinjamkan, dan Gareth Williams juga pergi. Tim itu tidak lagi sama dengan tim yang pernah diambil alih oleh Tang En.     

Orang-orang yang seharusnya ada di sana telah datang, dan orang-orang yang seharusnya meninggalkan tim telah pergi. Dengan tim mereka mulai stabil, Tang En dan David Kerslake akhirnya bisa memulai pelatihan taktis. Dia telah mewujudkan idenya setelah melihat Kejuaraan Eropa UEFA.     

Keberhasilan Tim Nasional Yunani telah membuatnya tergerak. Meskipun Nottingham terlihat seperti tim kelas atas di pasar transfer, Tang En tahu bahwa pertahanan adalah kunci untuk mendapatkan posisi yang kuat di Liga Utama. Kalau tidak ada perubahan, Nottingham sebaiknya mempertahankan konfigurasi yang sama untuk lini tengah, dengan dua gelandang bertahan dan dua gelandang sayap yang memiliki kemampuan luar biasa. Misi utama gelandang bertahan adalah pertahanan: membangun tembok di depan Garis Pertahanan, dan hanya sedikit memperhatikan serangan. Sementara itu, Tang En memiliki harapan yang lebih besar untuk gelandang di kedua sayap. Mereka tidak hanya harus bertahan dengan aktif, tapi mereka juga harus bisa beralih melakukan serangan kapanpun juga. Selain itu, mereka juga harus bertarung satu-lawan-satu dengan lawan; di saat-saat ini, kemampuan teknis mereka akan menjadi hal yang amat sangat penting. Mereka bukan hanya sekadar gelandang sayap yang mengoper bola untuk mendukung serangan; mereka adalah pemain sayap yang juga memiliki kemampuan untuk mencetak gol dan menentukan kemenangan tim.     

Kris Commons, Franck Ribéry, Ashley Young, dan Aaron Lennon; Tang En percaya mereka berempat akan bisa memenuhi permintaannya ini, kalau tidak maka dia takkan membeli mereka sejak awal.     

Ini berbeda dari pertandingan final EFL melawan Middlesbrough. Pertahanan Tang En menekankan pentingnya kontrol di lini tengah dan tidak akan mudah menyerahkan lini tengah kepada lawan-lawan mereka. Karena itu akan berisiko membuat lawan bisa mengepung gawang Nottingham, yang terlalu berbahaya.     

Baik itu menyerang ataupun bertahan, lini tengah adalah wilayah yang harus dimenangkan oleh Tang En. Reaksi berantai yang dihasilkan dari hilangnya kontrol di lini tengah sangatlah mengerikan. Ini juga alasan kenapa Tang En memberikan upaya yang lebih besar untuk merencanakan lini tengah daripada lini depan.     

George Wood dan Albertini harus sama-sama menjadi gelandang yang diturunkan sejak awal. Pertahanan dipercayakan pada Wood, yang masih muda dan sangat kuat. Sambil mendukung Wood dalam bertahan, Albertini akan menggunakan pengalaman dan operannya untuk memfasilitasi pergerakan di lini tengah. Dia telah melakukan hal yang sama untuk tim nasional Italia dan AC Milan. Tang En percaya bahwa ia takkan punya masalah dengan memainkan posisi itu di Nottingham.     

Di garis pertahanan, salah satu posisi pemain utama pasti akan diberikan pada Hierro. Meski sudah berusia 36 tahun, Tang En tidak ragu bahwa Hierro akan bisa menjalankan peran itu dengan baik. Pengalamannya adalah apa yang paling dibutuhkan oleh timnya di lapangan. Untuk kekurangannya dalam berbalik arah dan kelemahan-kelemahannya yang lain, Wood akan mengimbanginya. Apa lagi yang perlu ditakutkan?     

Partner Hierro seharusnya adalah Matthew Upson. Wes Morgan dan Piqué masih kurang terampil. Masalah yang dimiliki Clint Hill dalam mengambil posisi bertahan membuatnya hanya bisa duduk sebagai pemain cadangan. Berita bagusnya bagi Piqué adalah meski bek tengah tidak bisa dimasukinya sebagai pemain utama, Tang En bermaksud membuatnya mencoba mengisi posisi bek kanan sebagai gantinya. Dalam ingatan Tang En, saat Piqué awalnya dipinjamkan ke Real Zaragoza FC, ia tidak bisa diturunkan sama sekali. Baru setelah Diogo cedera maka Piqué dimainkan sebagai bek kanan. Dia akhirnya bisa tampil baik di posisi barunya.     

Di awal musim itu, untuk memenuhi kuota 20 pertandingan bagi Piqué menurut regulasi kompetisi yang berlaku, Real Zaragoza FC tidak membuang waktu dalam membentuk Piqué sebagai pemain serba-bisa. Dia dimainkan sebagai bek tengah, bek kiri, dan bahkan gelandang bertahan. Di semua posisi itu, Piqué bisa melakukannya dengan baik. Dari sanalah Tang En menyadari kemampuan Piqué sebagai pemain yang serba bisa. Meskipun ia takkan dengan sengaja mendorong Piqué menjadi pemain serba bisa hanya untuk memenuhi janji yang telah dibuatnya, manajer mana pun akan merasa senang jika memiliki beberapa pemain serba-bisa di dalam tim mereka.     

Setiap kali tim menghadapi masalah karena ada pemain yang cedera atau sakit, memiliki satu lagi pemain serba-bisa berarti memiliki opsi lain dan sedikit tambahan waktu. Tentu saja, fokus Tang En untuk Piqué masih untuk mengisi posisi bek tengah. Itu adalah posisi favorit dan terbaik Piqué.     

Sebelum dan sesudah latihan musim panas mereka, mereka memainkan sejumlah pertandingan persahabatan. Sebagian besar lawan mereka adalah tim dari Inggris, karena Nottingham masih belum cukup terkenal untuk diundang ke luar negeri dan melakukan pertandingan persahabatan.     

Ada menang dan kalah. Saat itu, Tang En tak terlalu peduli dengan hasilnya. Pertandingan persahabatan tidak dirancang untuk mengejar kemenangan. Bagi para manajer, biasanya hanya ada dua fungsi utama pertandingan persahabatan: Untuk memeriksa kondisi fisik dan penampilan para pemain sekembalinya mereka ke tim usai masa istirahat (dengan cara ini, masalah apa pun yang ditemukan akan bisa diselesaikan dengan cepat), dan untuk membuat manajer bisa mengamati setiap kesulitan antara pemain lama dan baru, menguji strategi taktis dan hasil aktualnya setelah diterapkan, menemukan strategi yang paling cocok untuk tim saat ini dan membuat kemajuan dengannya, dll.     

Pertandingan persahabatan termasuk ke dalam ungkapan klasik "proses lebih penting daripada hasil." Dalam pertandingan semacam ini, Tang En akan sangat mempedulikan penampilan para pemain baru dan seberapa baik mereka bisa berasimilasi ke dalam tim. Kemudian, berdasarkan pada bagaimana penampilan mereka itu, Tang En akan memutuskan apakah dia akan memberi mereka kesempatan sejak awal pertandingan liga.     

Meskipun Nottingham akan berpartisipasi dalam berbagai liga, Tang En tidak berniat menggunakan sistem rotasi. Stabilitas formasi lebih penting daripada yang lainnya. Selain itu, timnya tidak memiliki modal untuk melakukan itu. Tang En perlu menentukan formasi utama musim ini melalui pertandingan persahabatan dan kemudian melakukan penyesuaian lebih lanjut.     

Mustahil bagi Hierro untuk bisa dipertahankan sepanjang musim. Meskipun ia akan menjadi bagian dari kekuatan utama tim di awal kompetisi, Tang En telah mempertimbangkan untuk memberikan lebih banyak kesempatan bermain bagi Piqué secara bertahap. Masa depan masih tergantung pada anak muda.     

Dalam kasus Albertini, semuanya berbeda. Dilihat dari usia dan kondisinya, tidak akan sulit baginya untuk menjadi salah satu gelandang utama sepanjang musim ... Kecuali kalau dia cedera. Tang En bermaksud menstabilkan pusat lini tengah, yang jatuh ke pasangan George Wood dan Albertini. Selama latihan, ia memupuk kemampuan mereka untuk bekerjasama. Meskipun yang satu berbicara dengan bahasa Italia dan yang lain dengan bahasa Inggris, mereka masih memiliki bahasa sepak bola yang sama.     

Feedback yang diterima Tang En dari latihan rutin membuatnya merasa yakin dengan rencananya ini. Albertini dan Hierro adalah pemain luar biasa dan juga kakak laki-laki yang hebat. Seperti yang diharapkan Tang En, mereka melakukan yang terbaik untuk membimbing anak-anak muda di dalam tim.     

Meskipun Piqué berasal dari Barcelona dan Hierro dari Real Madrid, mereka berdua adalah pemain Forest dengan jersey merah Forest sekarang. Beberapa kali, Tang En melihat Hierro mengambil inisiatif untuk tetap tinggal usai latihan dan membantu Piqué melakukan latihan tambahan, sertai berbagi pengalaman suksesnya sendiri dalam mempelajari kapan dia harus mengambil peluang untuk maju, kapan dia harus mundur, dan bagaimana ia harus menghalangi pemain lawan agar tidak mendapat bola.     

Albertini dan George Wood adalah pasangan yang seolah dibuat di surga. George Wood sedikit pendiam, tapi memiliki semacam arogansi disertai dengan kepercayaan dirinya yang rendah. Karakter seperti itu biasanya tidak mudah disukai, tapi Albertini mampu bergaul dengan orang yang tidak ramah sekalipun. Tang En bahkan pernah menanyakan pendapat Albertini tentang partner mudanya di lini tengah itu. Albertini sangat menyukai Wood karena dia merasa Wood adalah pemain yang serius, pekerja keras, dan sama sekali tidak malas.     

Bahkan saat Albertini masih berada di AC Milan yang terkenal, dia tidak menyukai banyak publisitas. Sebaliknya, ia mudah didekati dan suka membantu, sehingga memperoleh rasa hormat dari rekan satu timnya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa menjadi wakil kapten AC Milan? Memahami hal ini, Tang En memilih untuk memberikan ban kapten kepada Albertini di hari kedua setelah dia bergabung dengan tim. Membuat seseorang yang baru berada di tim selama dua hari, yang bahkan belum bisa berbahasa Inggris, menjadi kapten tim – media sama sekali tidak bisa mempercayainya. Tapi Tang En tetap mempertahankan keputusannya itu, dan hasilnya sama sekali tidak buruk.     

Setelah mengenakan ban kapten, Albertini tampak lebih termotivasi. Dia selalu mengambil inisiatif untuk membantu anggota tim yang lain, terlepas dari apakah mereka pemain lama atau baru. Dia sama sekali tidak ragu apakah hal itu pantas atau tidak pantas dilakukan olehnya mengingat dia sendiri juga masih baru di dalam tim. Mungkin itulah karakter seorang pemimpin sejati.     

Saat Tang En meminta Wood untuk belajar lebih banyak dari Albertini, dia bertanya, "Apa yang harus kupelajari?"     

Pada awalnya, Tang En ingin menyebutkan semua kelebihan Albertini yang perlu diperhatikan oleh Wood, tapi setelah memikirkannya lagi, dia menyadari kalau akan terlalu sulit baginya untuk menyebutkannya satu persatu. Kelebihan Albertini terlalu banyak. Sebagai gantinya, Tang En menjawab, "Pelajarilah semua hal tentang dia, baik itu di dalam lapangan dan diluar lapangan."     

Karena Tony Twain yang mengatakannya, tentu saja George Wood akan melakukannya.     

Meskipun Tang En hanya berniat mencari veteran berpengalaman untuk tim agar bisa memperkuat sebaran di lini tengah, tanpa diduga dia justru menemukan guru yang hebat untuk Wood. Ini fantastis. Tang En kemudian memutuskan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan George Wood.     

Sebagai manajer, ia juga perlu membina seorang pendukung. Kalau tidak, di saat krisis, siapa yang akan mau membela dirinya?     

Karena George Wood dibawa ke kancah sepakbola profesional oleh Tang En, dia adalah kandidat terbaik.     

Disaat Tang En memimpin Tim Pertama dalam persiapan terakhir mereka sebelum memasuki musim baru, pekerjaan Dunn di tim Pemuda juga berjalan lambat. Tidak seperti Tang En, Dunn masih tidak dipercaya oleh rekan-rekannya di tim pemuda. Tapi segera setelah itu, melalui kerja kerasnya, dia akan membuat mereka memandangnya dengan tatapan berbeda. Bagaimanapun juga, pekerjaan ini terlalu familiar baginya.     

Dia berbicara bahasa Inggris dengan lancar dan familiar dengan segala sesuatu yang ada di negara ini. Dia sudah sangat familiar dengan Nottingham seperti layaknya rumahnya sendiri. Dia mengenal hampir semua orang yang ada di tim Pemuda ... Setelah dia dibawa kembali ke Nottingham Forest, dia bisa merasakan kenangan yang tertidur di suatu tempat di dalam dirinya mulai bergolak.     

Dibawa kembali ke Forest oleh Tang En adalah sebuah peluang yang sangat besar baginya. Passion-nya untuk sepakbola dan impiannya untuk menjadi manajer yang luar biasa tidak pernah mati. Tim Pemuda hanyalah langkah pertamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.