Mahakarya Sang Pemenang

Awal Pertandingan Bagian 1



Awal Pertandingan Bagian 1

0Meskipun Nottingham Forest adalah tim yang baru dipromosikan, dan lawan mereka, Arsenal, adalah juara bertahan, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa ini adalah pertandingan yang paling mencuri minat penonton di Liga Utama.     
0

Sky TV telah memilih pertandingan ini untuk disiarkan langsung ke seluruh Inggris. Mereka percaya bahwa selain memberikan manfaat bagi para fans Arsenal, akan ada banyak orang yang penasaran untuk tahu apakah rekor tak terkalahkan selama 25 tahun akan dipatahkan.     

"Empat puluh tiga, ini adalah angka yang menawan. Selama tim Wenger tidak kalah dari Nottingham Forest di sini, mereka akan bisa mencetak rekor baru. Tapi Arsenal juga harus berhati-hati, karena di saat yang sama, ini juga bisa menjadi jebakan." Martin Taylor duduk di boks pers dan mulai berbicara, memberikan analisis tentang pertandingan yang akan dimulai melalui mikrofon. "Kurasa Tony Twain takkan membiarkan lawannya mendapatkan tiga poin di stadion kandang tim Forest."     

Di sebelahnya, Andy Gray menambahkan. "Ya, itu benar, dia seperti anjing bulldog.'     

"Itu deskripsi yang akurat."     

Pasangan penyiar itu tertawa.     

Kedua komentator itu masih punya waktu untuk bercanda, tapi para pemain di lapangan bahkan tak punya waktu untuk mengatur napas. Dari sejak peluit ditiup, mereka harus sudah masuk ke dalam situasi permainan.     

Hasil lemparan koin menentukan tim Arsenal punya hak untuk melakukan tendangan pertama. Tapi kurang dari satu menit setelah menendang bola, mereka kehilangan kendali atas bola. Tim Forest juga tidak mendapatkan bolanya.     

Karena dia adalah pemain pengganti untuk Patrick Vieira, Cesc Fàbregas muda harus mengambil tanggung jawab dalam mengatur serangan, dan sebagian besar bola Arsenal harus dikirim ke kakinya; apalagi lagi saat kick off.     

Tapi saat Fabregas menghentikan bola, dia melihat pemain nomor 13, George Wood, bergerak ke arahnya dari sisi yang lain.     

Untuk pertandingan ini, tugas yang diberikan Twain pada Wood adalah menjaga Fabregas. Dan kalau dia masih memiliki energi tersisa, dia bisa membantu Albertini. Meskipun Fabregas masih muda, dan mungkin kelihatannya sama sekali tidak bisa dimengerti kenapa Twain begitu khawatir menghadapi anak muda itu, tapi Tang En tahu tentang energinya. Kalau dia meninggalkan Fabregas begitu saja, dia akan harus membayarnya cepat atau lambat.     

Misi Albertini juga terfokus pada pertahanan karena dalam pertandingan ini, tim Forest menghadapi Arsenal yang tangguh. Setelah bermain dalam dua putaran pertandingan, Arsenal sudah mencetak sembilan gol: kemenangan 4: 1 atas Everton dan kemenangan 5: 3 atas Middlesbrough.     

Starting lineup Arsenal dalam pertandingan ini tak terlalu jauh berbeda dengan apa yang digunakan di dua putaran pertama. Ada kiper Jerman, Jens Lehmann, dan bek kanan, Lauren. Kemudian, karena Sol Campbell belum pulih dari cedera, Pascal Cygan dan Yaya Touré adalah partner untuk posisi bek tengah, dan bek kiri adalah Ashley Cole. Keempat pemain yang ditempatkan Arsenal di lini tengah adalah Jermaine Pennant, Gilberto Silva, Cesc Fàbregas dan Robert Pirès. Dan di garis depan ada pasangan penyerang, kapten tim mereka, Thierry Henry, dan pemain veteran, Dennis Bergkamp.     

Lineup mereka sangat dinamis dan berpengalaman. Saat membandingkan kekuatan antara kedua tim, Wenger sangat yakin bahwa tim Forest sama sekali tidak mendekati kekuatan timnya. Namun, hal yang membuatnya merasa sedikit tidak nyaman adalah fakta bahwa Arsenal bermain melawan tim Forest di kandang mereka, dan menurut rumor, Tony Twain adalah orang yang sangat mementingkan pertandingan kandang.     

Selain itu, setelah melihat serangkaian pertunjukan dari Twain sebelum pertandingan ini, Wenger merasa bahwa tim Forest tidak akan membiarkan Arsenal membuat rekor baru di kandang mereka dengan mudah.     

Dalam permainan ini, ia ingin timnya menyalurkan momentum ke dalam kendali mereka tepat sejak awal pertandingan. Kalau mereka melakukan itu, langkah selanjutnya akan mudah. Para pemain Arsenalnya selalu terampil dalam mengendalikan situasi, dan mengarahkan momentum permainan agar bergerak sesuai dengan ritme Arsenal.     

Tapi, Twain juga menyadari hal ini. Sudah jelas bahwa sejak awal dia tak berniat menyerahkan ritme permainan dengan begitu mudah. Arsenal suka mengontrol lapangan, bukan? Dan mereka suka menekankan permainan sepakbola yang indah, bukan? Yah, timku mungkin tak memiliki keahlian itu, tapi kami hebat dalam mendatangkan malapetaka!     

George Wood memiliki stamina yang baik dan fisik yang luar biasa, sehingga ia diberi tanggung jawab untuk menyebabkan kehancuran dan menjaga Fàbregas dengan ketat, sama seperti yang ia lakukan padanya di pertandingan tim pemuda waktu itu.     

Dari sejak detik-detik awal pertandingan, Wood tampil sangat baik.     

Pemain muda Spanyol itu baru saja menghentikan sepak bola, dan Wood sudah bergegas mendekatinya. Fabregas dengan lincah mengelak dari tackle yang dilakukan Wood dan berniat untuk berlari cepat melewatinya. Tapi kaki kiri Wood terseret di belakang dan terkait dengan kaki Fabregas. Bolanya mengarah keluar tapi mereka tetap berada di tempat yang sama. Peluit wasit terdengar tepat pada waktunya. Tepuk tangan yang terdengar dari tribun tidak diberikan untuk wasit, melainkan untuk George Wood.     

Siapa yang tidak menyukai pemain yang telah dipersiapkan dari tim pemuda mereka sendiri dan akhirnya mendapatkan posisi inti di Tim Pertama?     

Saat dia melihat Fabregas disandung oleh George Wood, Wenger melirik ke arah Tony Twain dari area teknis dan bertanya-tanya apakah ini merupakan taktik tim Forest dalam pertandingan ini.     

Dia memutuskan untuk tetap mengamati selama sepuluh menit ke depan.     

※※※     

Dalam kurun waktu sepuluh menit itu, tim Forest benar-benar melakukan taktik destruktif ala Twain. Dia tidak pernah mencoba untuk mengagetkan Arsenal dengan serangan, atau bersaing dengan Arsenal tentang tim mana yang memiliki tingkat penguasaan bola yang lebih tinggi atau yang lebih banyak memberi umpan. Tapi kalau Arsenal ingin bermain dengan mudah, tim Forest takkan membiarkan mereka melakukannya.     

Selain kiper, Twain ingin agar seluruh tim secara proaktif mencegat bola dan memperkuat pertahanan mereka dari lapangan bagian depan ke semua bagian lainnya. Mereka tidak boleh membiarkan Arsenal melakukan operan, mengontrol bola, atau menggiring bola. Kalau tidak, tim Forest hanya akan bisa mengejar bola dari belakang lawan mereka.     

Inilah satu-satunya cara bagi tim Forest saat ini untuk bersaing dengan Arsenal.     

Dalam sesi persiapan taktis sehari sebelumnya, Twain telah menggambar garis merah tepat di depan garis lengkung area penalti lawan di papan taktis. Dia mengatakan kepada para pemain bahwa garis itu adalah garis pertahanan pertama tim Forest. "Pertahanan kita dimulai dari area penalti lawan kita." Karena dia mengatakan itu, maka itulah yang dilakukan para pemain.     

Setelah sepuluh menit berlalu, skor yang ditampilkan di bagian bawah layar itu masih 0:0. Arsenal sedikit mendominasi dalam hal tingkat penguasaan bola dibandingkan dengan Forest, 54% berbanding 46%. Arsenal melakukan dua tembakan ke gawang, dan tim Forest melakukan satu tembakan. Jumlah pelanggaran yang dimiliki tim Forest berjumlah empat, dan Arsenal bahkan tidak memiliki satupun pelanggaran.     

Data statistik sederhana itu sudah cukup untuk meringkas apa yang terjadi di lapangan dalam sepuluh menit terakhir.     

Di depan televisi, para fans Arsenal tidak melihat kemenangan kuat yang telah mereka antisipasi ataupun gaya permainan khas Arsenal. Mereka hanya akan melihat kesalahan, pelanggaran, peluit yang menghentikan permainan dari waktu ke waktu, dan para fans Forest yang bernyanyi di tribun.     

Apa lagi yang ada di sana? King of Highbury, Henry, menerobos melalui sayap kiri dan kemudian melintas ke dalam untuk menembak ke arah gawang? Umpan lari yang terampil dari Pirès dan koordinasi dengan Henry di sayap kiri? Terobosan tajam Pennant dari sayap? Teknik menakjubkan Dennis Bergkamp? Ashley Cole yang maju dari belakang untuk membantu serangan?     

Tidak, tidak ada apa-apa.     

Selain Wenger sendiri, Tang En mungkin satu-satunya orang di dunia yang memahami kepercayaan dan penghargaan Wenger atas skill Fabregas. Dia tahu bahwa cedera Vieira mungkin dianggap sebagai berita buruk di benak para fans Arsenal, tapi bagi Arsene Wenger, itu adalah kesempatan bagi Cesc Fàbregas untuk menetapkan posisinya dengan tepat.     

Serangan Arsenal harus diluncurkan oleh Fabregas. Selama penyerangan, semua bola akan dioper kepadanya lebih dulu, dan kemudian dialah yang harus memutuskan arah dan bagaimana serangan akan dilakukan. Baik itu melalui umpan panjang dari belakang, atau umpan pendek yang digunakan untuk menembus dan bergerak maju selapis demi selapis; apakah mereka akan mengambil kesempatan untuk menyerang balik dengan cepat atau menstabilkan posisi lebih dahulu dan menunggu rekan setim untuk maju dan mendukung serangan... Semua keputusan itu diserahkan kepada Francesc Fàbregas yang masih berusia 17 tahun.     

Tanggung jawab yang berat itu tidak diberikan kepada pemain lain, bahkan mengingat usianya yang masih muda. Karena dia menggantikan Vieira, dia harus bisa menyadari tanggung jawab Vieira.     

Dalam dua putaran kemenangan pertama Arsenal, Fabregas tidak berhasil mencetak gol, tapi peran yang ia mainkan di lapangan sudah menjadi buktinya. Media sudah mulai bersemangat untuk memberikan gelar "penerus Vieira" kepada anak muda Spanyol itu.     

Twain telah menunjuk George Wood untuk melakukan penjagaan satu-lawan-satu melawan Fabregas. Dimana pun Fabregas berada, selama dia mendapatkan bola, Wood harus segera mendekatinya tanpa takut kehilangan posisinya dalam bertahan. Saat Wood menekan Fàbregas, Ribéry akan menggantikannya menutupi bagian tengah.     

Pertama-tama, mereka harus mencegah Arsenal memasuki ritme familiar mereka. Kemudian, tim Forest harus menemukan peluang untuk melakukan serangan balik di dalam kekacauan itu. Itu semua tergantung pada penampilan Albertini. Tang En percaya pada orang Italia itu, sama seperti dia mempercayai George Wood. Tembakan pertama tim Forest ke gawang, dalam kurun waktu sepuluh menit sejak awal pertandingan, berasal dari umpan panjang Albertini setelah ia mencegat bola di lini belakang.     

※※※     

Setelah melihat arah perkembangan permainan itu, Wenger merasa yakin dengan apa yang ada dalam pikiran Tony Twain. Tapi dia tidak bangkit berdiri dan berjalan ke pinggir lapangan untuk melakukan penyesuaian. Sebaliknya, dia menoleh ke asisten manajernya, Pat Rice, yang duduk di sampingnya, dan bertanya, "Bagaimana menurutmu, Pat?"     

"Kurasa Twain tidak berbeda dari kebanyakan lawan kita yang lain saat harus menghadapi taktik kita," kata Rice.     

"Tapi kalau pertandingan ini hanya berlangsung selama sepuluh menit, dia telah melakukannya lebih baik daripada lawan kita yang lain."     

"Apa kita akan mengubah sesuatu, Arsène?"     

"Tidak ..." Wenger meletakkan dagunya di telapak tangannya dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini masih terlalu awal. Taktik mereka juga tidak sempurna. Tiap kali nomor 13 bergerak maju untuk bertahan dan menghadang Fregregas, ada celah di belakangnya. Kita akan terus mengamati permainan; kalau Cesc tidak bisa menangani ini sendirian, biarkan Dennis membantunya."     

Pat Rice mengangguk dan menuliskan komentar Wenger di buku catatan kecil yang dibawanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.