Mahakarya Sang Pemenang

Satu Kesepakatan Bagian 1



Satu Kesepakatan Bagian 1

0Dugaan Kerslake sangat tepat. Doughty dan Tony Twain saling bertemu satu sama lain di Wilford Lane, yang terletak di antara tempat latihan tim pemuda di utara dan tempat latihan tim pertama di selatan.     
0

Melihat Twain berjalan ke arahnya, Edward bertanya dengan suara keras, "Apa kau mencariku, Tony?"     

Pada saat yang hampir bersamaan, Tang En juga membuka mulutnya dan bertanya, "Apa kau mencariku, Edward?"     

Mereka berdua tertegun sejenak, sebelum kemudian sama-sama tertawa.     

"Ini bagus. Lihatlah, Tony. Kita punya hubungan yang sangat baik, dan kita pasti akan bisa bekerjasama dengan baik berdua," kata Doughty sambil tertawa di depan Tony.     

Akan tetapi, Twain sedikit menggelengkan kepalanya dan berkata, "Edward, apa kita pernah bekerjasama?"     

"Tentu saja sampai saat ini masih belum pernah, tapi kita tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kenapa kau mencariku, Tony?"     

"Kenapa kau mencariku?"     

"Sepertinya alasan kita sama. Ayo kita mengobrol sambil jalan." kata Doughty sambil menepuk pundak Tony.     

Tang En tidak bergerak. Dia menunjuk ke utara, lalu ke selatan, sebelum bertanya, "Ke arah mana?"     

Doughty mengangkat kepalanya dan melihat jalan setapak yang penuh dengan daun yang gugur. "Ayo kita jalan saja mengikuti jalan ini."     

Saat itu sudah akhir musim gugur. Selama musim panas, jalan ini akan selalu dilindungi oleh pohon-pohon berdaun tebal, menutupi langit yang tak terlihat. Tang En pernah merasa ragu dan merenungkan tentang ketidakpastian masa depannya di tempat yang sama. Sekarang, jalan sempit itu sudah tertutup oleh lapisan tebal daun-daun yang berguguran. Saat menginjaknya, suara mengisap akan terdengar, dan teksturnya yang lembut membuat seseorang seolah sedang berjalan di atas karpet. Tepat begitu saja, setengah tahun telah berlalu dalam sekejap mata.     

"Tony, apa pendapatmu tentang Collymore sebagai manajer?" tanya Doughty saat dia menginjak daun-daun yang gugur, dengan kepala menunduk.     

"Terpaut jauh kalau dibandingkan dengan kemampuannya sebagai pemain," jawab Tang En.     

"Mmm, aku juga melihat itu. Dia tidak cocok untuk menjadi manajer, setidaknya tidak sekarang."     

"Lalu kenapa kau memilihnya saat itu?"     

"Aku tak bisa memberitahumu tentang itu, Tony. Tapi aku bisa memberitahumu sesuatu yang lain," Doughty menggelengkan kepalanya.     

"Hmm?"     

"Persiapkan dirimu," kata Doughty, dia berhenti berjalan dan memandang Twain.     

"Persiapkan diri untuk apa?" Tang En mengangkat bahu.     

Melihat wajah polos Twain, Doughty tersenyum. "Tony, apa kau memintaku untuk menjelaskan semuanya padamu?"     

"Baiklah, baiklah. Aku mengerti." Tang En mengangkat tangannya, menandakan bahwa dia tahu arti di balik kata-kata Doughty. "Tapi bisakah kau memberitahuku secara kasar kapan waktunya?"     

"Aku tidak bisa. Karena aku sendiri juga belum tahu. Tapi ..." Doughty menengadah dan menatap langit, sebelum melanjutkan. "Seharusnya tak lama lagi."     

Tang En awalnya ingin bertemu Doughty untuk memikul tanggung jawab atas serangan Wood terhadap Collymore. Kalau Doughty benar-benar ingin memutus kontrak Wood, maka Tang En siap untuk berhenti dari pekerjaannya dan mengikuti Wood. Tanpa diduga, dia malah mendengar berita yang sangat bagus — itu benar, aku akan segera kembali ke stadion City Ground! Kembali ke tempat di mana aku seharusnya berada!     

Ketika Tang En diam-diam merayakan hal ini di dalam hatinya, Doughty tiba-tiba saja seolah harus meredakan semangatnya. "Oh, aku lupa, masih ada satu hal lagi. Mungkin aku harus memberitahumu tentang ini lebih dulu."     

Dari nada bicara Doughty, Tang En bisa menduga bahwa ada sesuatu yang tidak bagus. Dia memandang Doughty dan dengan tenang menunggunya menyelesaikan kalimatnya.     

"Kau mungkin akan harus memilih kapten baru, Tony."     

"Apa?" Tang En sekarang mengerti kenapa dia tampak enggan mengatakannya. "Dawson meninggalkan tim?!"     

Doughty mengangguk.     

Berita itu membuat Tang En sangat terkejut, tapi keterkejutannya itu tak hanya disebabkan oleh kenyataan bahwa pilar tim akan pergi. Dia ingat bahwa kepergian Michael Dawson dari Nottingham Forest seharusnya merupakan peristiwa yang terjadi pada Januari 2005. Sekarang ini masih lebih dari satu tahun sebelumnya!     

"Bagaimana bisa jadi seperti ini?" gumam Tang En.     

"Dawson sangat kecewa dengan keputusanku menjadikan Collymore sebagai manajer. Selain itu, kinerja tim yang buruk dan ketidakmampuan tim untuk memenangkan pertandingan juga telah membuatnya kehilangan kepercayaan terhadap tim. Dan kau tahu super klub cenderung lebih menarik bagi para pemain muda," Doughty menjelaskan tanpa bermaksud menghindari tanggung jawab.     

"Tim mana?"     

"Hah?"     

"Tim mana yang akan dituju Dawson?"     

"Tottenham Hotspurs."     

Seperti yang diduga. Tang En tiba-tiba teringat tentang orang lain dan bertanya, "Selain Dawson, siapa lagi yang pergi?"     

Doughty menatap Tang En dengan wajah terkejut. "Bagaimana kau bisa tahu kalau ada orang lain yang juga akan transfer keluar dari tim? Kau benar. Reid juga akan pergi ke Tottenham dengan Dawson."     

Selain timing yang berbeda, sisanya tetap sama seperti yang diketahui Tang En. Para pemainnya sama, juga klub yang mereka tuju. Masih ada pertanyaan lain yang ingin dikonfirmasi oleh Tang En.     

"Berapa banyak yang dibayar Tottenham untuk mereka berdua?"     

"Delapan juta."     

"Pound?" tanya Tang En.     

"Pound." Doughty mengangguk.     

Bahkan biaya transfernya juga sama.     

Melihat Tony Twain menundukkan kepalanya dan tak mengucapkan sepatah kata pun, Doughty mengira Tony merasa tidak puas dengan transaksi itu. Doughty menjelaskan, "Tony, kau harus tahu, untuk Nottingham Forest, yang baru saja pulih dari krisis keuangan, delapan juta bukanlah jumlah yang kecil. Kami tak punya alasan untuk menolak tawaran itu."     

Tang En menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Aku mengerti, aku mengerti. Delapan juta, delapan juta .... Tapi Doughty, aku ingin bertanya padamu, dan kau harus menjawabku dengan serius."     

"Bicaralah, Tony."     

"Apa alasanmu meninggalkan bisnismu di Amerika dan berjanji pada ayahmu yang kuno untuk kembali ke Inggris dan mengambil alih klub yang dililit hutang ini? Apa tujuanmu? Kau seorang pengusaha! Tolong jangan katakan padaku sesuatu seperti berbakti pada ayahmu atau karena cintamu pada Nottingham Forest!"     

Mendengar pertanyaan Tang En, Doughty tetap diam selama beberapa waktu. Tang En juga tak mendesaknya untuk menjawab. Doughty hanya berdiri di sana, sementara Tang En menunggu jawabannya.     

"Tony, kalau aku bilang alasannya adalah untuk menghasilkan uang, apa kau akan percaya padaku?" Doughty memandang Twain.     

Tang En menatap kembali ke arahnya dan memutuskan dari matanya bahwa Doughty memang mengatakan yang sebenarnya. Tang En menjawab, "Aku percaya padamu. Tapi kau tahu ada banyak sekali klub sepakbola di dunia ini, dan ada berapa banyak diantara mereka yang bisa menghasilkan uang?"     

"Kami punya rencana kami sendiri, Tony. Aku adalah ketua dewan direksi klub. Aku bertanggung jawab mengelola tim dan tentu saja tak ingin mengalami kerugian. Bukankah Manchester United membuat Keluarga Edwards mendapatkan banyak uang?"     

Tang En tak tahu apa-apa tentang pengelolaan klub, dan dia tak ingin terjerat pada topik yang tak diketahuinya. Jadi, Tang En mengalihkan pembicaraan. "Baiklah, kau punya rencana sendiri. Apa kau tahu sumber pendapatan bagi klub sepak bola?"     

Doughty mengangguk dan menjawab, "Tentu saja. Siaran televisi, berbagai sponsor, transfer pemain, penjualan tiket, serta pengembangan produk dan fasilitas lainnya."     

"Ha, sepertinya kau benar-benar sudah mempelajarinya, Doughty. Bagus, kau menggunakan Manchester United sebagai contoh, atau lebih tepatnya sebagai tujuan. Biar kuberitahu sesuatu dari sudut pandang profesionalku, metode untuk menghasilkan uang." Tang En mengangkat satu jari dan melanjutkan, "Fee siaran televisi adalah salah satu sumber pendapatan terbesar. Semakin banyak pertandingan tim-mu disiarkan oleh stasiun televisi, semakin banyak fee dari siaran yang akan kau peroleh. Kau pasti sudah tahu dengan jelas tentang hal ini."     

"Mmm hmm." Doughty mengangguk.     

"Lalu menurut pendapatmu, antara fee siaran untuk pertandingan Liga Satu dan pertandingan Liga Utama, mana yang lebih banyak?"     

"Tentu saja Liga Utama."     

"Bagus sekali. Lalu, menurut pendapatmu, berapa kali tim payah yang hampir tak bisa bertahan di Liga Satu bisa membuat pertandingannya disiarkan? Sekarang ini kita ada di Liga Satu, dan apa kita memperoleh pendapatan yang besar dari siaran televisi? Bukankah kita juga mengalami krisis keuangan, sama seperti tim lain?"     

"Tony, situasinya sangat rumit. Kalau perusahaan digital independen tidak bangkrut, kita takkan terlalu menderita."     

"Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu mari kita bicara tentang sponsor. Tim seperti apa yang bisa menarik lebih banyak perusahaan global untuk mensponsori mereka? Vodafone, Nike, Adidas, Opel, Coca Cola, Pepsi Cola, Fly Emirates, dll. Jenis tim seperti apa yang bisa menarik perhatian mereka? Bisakah tim payah yang tak bisa bertahan di Liga Satu melakukannya?"     

Doughty bukan orang bodoh. Dia sudah tahu apa yang ingin dibahas Tang En.     

"Doughty, aku tahu kau ingin menghasilkan uang, tapi apa pondasi paling dasar untuk menarik modal? Tim harus punya hasil yang baik, bisa naik ke tingkatan liga yang lebih tinggi, memenangkan kejuaraan dan mendapat kejayaan! Menarik perhatian seluruh dunia. Baru setelah itu, kau bisa bicara tentang hal lain. Kau memahami logika ini lebih baik daripada aku. Apa saja dasar-dasar untuk memenangkan kejuaraan dan mendapat kejayaan? Pemain yang luar biasa dan tim yang stabil! Sekarang, kau baru saja menjual kapten tim dan inti gelandang kiri, hanya untuk delapan juta pound terkutuk itu!" Tang En mondar-mandir di depan Doughty, melambaikan lengannya dan tampak agak kesal. "Kalau kau mau menunggu beberapa tahun lagi, kau bisa menjual mereka seharga 18 juta, dan bahkan hingga 38 juta! Kenapa? Karena kita akan dipromosikan ke Liga Utama, kita bisa memenangkan trofi, dan para pemain akan bisa bergabung dengan Tim Nasional! Saat waktu itu tiba, nilai-nilai pemain akan meroket dan klub-klub yang tak terhitung jumlahnya akan saling bersaing untuk membahas denganmu tentang biaya transfer mereka. Pada saat itu, kau bisa meminta mereka membayar berapapun jumlah yang kau mau dan menuntut harga selangit. Semuanya terserah padamu!"     

Tang En berhenti sebentar, dan melanjutkan dengan nada yang jauh lebih tenang. "Doughty, aku mengerti kesulitan yang kauhadapi, bahwa klub membutuhkan uang. Kau ingin menghasilkan uang, sementara aku menginginkan kejayaan. Kita berdua punya ambisi yang sangat tinggi. Tapi sebuah tim yang hanya tahu bagaimana menjual pemain inti dan pemain bintang mereka akan berakhir memiliki masa depan yang suram. Kalau kau percaya padaku, aku bisa membangun pondasi yang kuat untuk rencana menghasilkan uang milikmu itu. Aku tak bisa membantumu menghasilkan uang, tapi aku bisa membantumu memenangkan pertandingan. Apa kau percaya padaku, Doughty?"     

Dia menatap Doughty, dan Doughty juga menatapnya.     

"Aku percaya padamu, Tony."     

Tang En menganggukkan kepalanya, "Kau benar, Doughty. Kita punya hubungan yang baik satu sama lain, dan kita akan bisa bekerjasama dengan baik. Baiklah, Dawson dan Reid adalah sesuatu dari masa lalu, jangan bicara lagi tentang mereka. Apa krisis keuangan klub sudah terselesaikan?"     

"Sudah selesai. Tapi 10 juta pound bukan jumlah yang kecil."     

"Ini 10 juta yang terakumulasi selama bertahun-tahun?"     

Doughty mulai tersenyum. "Benar. Ayahku sudah melunasi sebagian hutang itu, dan aku sudah melunasi sisa hutang sejak aku mengambil alih. Saat kau kembali nanti, klub ini akan menjadi Nottingham Forest yang benar-benar sehat secara finansial dan tanpa hutang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.