Mahakarya Sang Pemenang

Senjata Makan Tuan Bagian 2



Senjata Makan Tuan Bagian 2

0Di dalam boks VIP, Edward Doughty menyaksikan semua hal yang terjadi di lapangan. Dia tiba-tiba teringat saat pertama kali dia pergi ke tim pemuda untuk menemui Tony. Dia melihat jenis latihan yang dilakukan di lapangan itu — sekelompok pemain akan membentuk lingkaran kecil, dan Wood akan bolak-balik di tengah untuk mencegat operan setiap pemain. Setiap pemain yang operannya dicegat akan dihukum berlari keliling lapangan. Saat itu, banyak pemain yang dihukum, dan dia masih ingat ada seorang anak muda yang berlari keluar dan berkata kepada pelatih, "Jaraknya terlalu dekat, Wood mencegat bola itu sebelum bolanya dioper!"     
0

Ah, kejadian itu mirip dengan hari ini ....     

Giannakopoulos berdiri diam di tempatnya dan menunggu bola dioper, sementara pada saat yang bersamaan dia menyesuaikan kakinya, bermaksud untuk terus menggiring bola ke depan tanpa harus berhenti. Bocah yang impulsif dan konyol itu mudah sekali dibodohi, pikirnya.     

"George Wood bergegas menuju ke sisi lawan untuk memaksakan diri merebut bola!"     

Giannakopoulos segera menyadari ada sesuatu yang salah; dia ditakdirkan gagal menerima operan bola itu. Operan bola dari Nolan tak terlalu kuat atau cepat, dan mereka tidak mengira George Wood akan bergerak sangat cepat!     

Rencana mereka menjadi senjata makan tuan!     

Niatan orang Yunani yang panik itu adalah bergerak maju untuk menerima umpan, tapi Wood berada satu langkah di depannya. Wood menurunkan tubuhnya untuk meluncur dan, menggunakan kecepatan serta momentum dari gerak larinya, bergerak maju di depan Giannakopoulos dan merebut bola.     

Giannakopoulos berisiko cedera karena tackling yang dilakukan Wood, tapi bola itu bergulir melewati kakinya.     

"George Wood berhasil merebut bola!" seru Gray. "Nolan terlalu ceroboh! Umpannya tadi terlalu pelan ... Bagaimana mungkin dia bisa membuat umpan yang tak bertanggung jawab seperti itu saat lawan sedang mendekatinya?"     

"Tim Forest melakukan serangan balik! Bola berhasil menembus garis pertahanan ... dan Eastwood!"     

Sorakan bergemuruh kembali terdengar di seluruh City Ground. Striker terbaik mereka untuk bulan Januari menerima bola yang berhasil direbut Wood. Karena umpan balik Nolan terputus, seluruh lini pertahanan Bolton Wanderers tak ada yang bereaksi untuk merebut bola. Mereka hanya bisa memandang tanpa daya saat Eastwood menerima bola tanpa ada yang menjaganya. Dia mengayunkan kaki kanannya saat dia menghadap ke arah gawang ...     

Manajer legendaris! Striker legendaris! Kakiku akan menendang pintu masa depan yang penuh kejayaan hingga terbuka!     

"Gol yang luar biasa!! Serangan yang jenius! Ini adalah gol kedua Freddy Eastwood di pertandingan ini, dan gol kelimanya dalam tiga pertandingan berturut-turut sejak dia bergabung dengan Nottingham Forest!"     

Seluruh stadion City Ground berguncang, dan Tang En merasa seolah-olah dia berada di atas kawah gunung berapi yang akan meletus; dia bergoyang diatas tanah.     

"George Wood berkali-kali merebut bola dari lini belakang ke lini depan, dan dia akhirnya berhasil merebut umpan Nolan! Eastwood dengan cerdik muncul tepat dimana dia seharusnya berada! Seorang pemuda delapan belas tahun, seorang pria berusia dua puluh tahun dan seorang pemain berusia sembilan belas tahun, Ashley Young, yang mendapatkan tendangan penalti di babak pertama! Bintang-bintang muda Nottingham Forest sedang naik daun!"     

Setelah mencetak gol, Eastwood awalnya ingin menemukan Wood, yang telah memberinya assist, dan mengambil kesempatan ini untuk menunjukkan niat baiknya yang ingin berteman. Tapi dari sampingnya, kaki Crouch yang panjang muncul dan berhenti di depannya saat dia memeluknya dengan erat. Kemudian, lebih banyak rekan setimnya yang bergegas maju dan mengelilinginya. Dia tidak bisa melihat situasi di luar. Bagaimana dengan Wood? Apa dia juga ada di dalam kelompok ini? Atau apa dia hanya berdiri diam di luar kerumunan seperti sebelumnya?     

"Kasihan Kevin Nolan; kesalahan passingnya di babak pertama memberi peluang bagi tim Forest untuk menyamakan skor melalui tendangan penalti. Di babak kedua, kesalahan passingnya memberi George Wood peluang untuk memberikan assist! Hari ini bukan hari keberuntungannya!"     

Melihat pemain andalannya terus melakukan kesalahan level-rendah, Allardyce merasa kesal dan jengkel. Dia menoleh ke arah orang Prancis yang duduk di bangku cadangan dan berteriak, "Djorkaeff, bersiaplah untuk masuk ke lapangan!"     

Dia sudah memutuskan kalau Nolan sedang tampil buruk hari ini. Satu-satunya pertanyaannya adalah bagaimana mungkin penampilannya bisa menurun drastis, padahal dia telah berhasil mencetak gol di awal pertandingan.     

Kalau Kevin Nolan tahu bahwa dia dikeluarkan dari lapangan karena kesalahan itu, dia pasti akan merasa sedih. Itu bukan kesalahan. Rencananya sudah sempurna! Salahkan saja si nomer punggung 33 itu; dia terlalu cepat! Kalau mereka adalah tim dan lawan yang berbeda, rencananya itu pasti akan berhasil!     

Dia berdiri di lapangan dengan pemuda Nigeria yang merasa kesal berada di sampingnya. Dan di depan mereka berdua adalah Giannakopoulos, yang terbaring di lapangan. Orang Yunani itu dengan gagah berani berbenturan dengan Wood tanpa mempedulikan keselamatan pribadinya, dan sebagai akibatnya dia melukai dirinya sendiri. Dia memegangi pergelangan kakinya saat dia berbaring telungkup di tanah dengan ekspresi kesakitan di wajahnya.     

Mereka hanya bisa terdiam menghadapi situasi ini.     

Dan siapa pelaku di balik semua ini?     

George Wood berlari ke arah kerumunan yang merayakan gol, tapi setelah beberapa langkah, ia berhenti. Dia benar-benar ingin merayakan gol dengan orang-orang itu ... Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya berbaur — bagaimana dia bisa tertawa bahagia, berteriak dengan gembira, mengayunkan tinjunya ke udara.     

Dialah yang telah menciptakan gol. Itu adalah assist darinya, tapi sekarang dia seperti orang luar.     

※※※     

Tertinggal satu gol, Bolton Wanderers mengganti Kevin Nolan yang tampil buruk dengan Djorkaeff. Nolan kecewa dengan keputusan Allardyce. Setelah dia keluar dari lapangan, dia langsung menuju koridor pemain tanpa bersalaman dengan manajernya ataupun kembali ke bangku pemain cadangan. Tang En memperhatikan adegan itu. Apa ada keretakan di antara kedua pria itu? Ini adalah kabar baik untuk tim Forest di putaran berikutnya.     

Allardyce tak peduli tentang bagaimana perasaan Nolan saat ini. Dia sudah menggunakan satu slot pemain pengganti, dan dihadapkan dengan kesulitan harus menghabiskan slot yang lain; Giannakopoulos terluka, dan dokter tim menyarankan agar tak membiarkannya melanjutkan pertandingan. Dia harus segera dikeluarkan dari lapangan pertandingan.     

Hal ini membuatnya terdiam sesaat. Dia ingin mengganti Kevin Davies, yang masih belum pulih dari cedera. Cedera Giannakopoulos telah mengganggu seluruh rencana pergantian pemainnya.     

Dia memutuskan untuk membiarkan Giannakopoulos bertahan sebentar dan mengamati situasi pertandingan.     

Dokter tim lantas menghibur si orang Yunani, menghujaninya dengan semprotan penghilang rasa sakit, dan membiarkannya kembali ke lapangan.     

Pertandingan dilanjutkan.     

Meskipun perayaan gol para pemain Nottingham Forest di lapangan telah berakhir dan pertandingan kembali dilanjutkan, para fans di tribun masih merayakan gol terakhir itu. George Wood berlarian dari lini belakang ke depan, tanpa kenal lelah berusaha merebut bola, dan akhirnya berhasil memotong umpan lalu memberikan assist kepada rekan setimnya, menghilangkan dua pemain lawan – yang satu digantikan keluar dari lapangan, dan yang satunya lagi terpincang-pincang. Aksinya yang seperti itu dipuji oleh para fans melalui ucapan dari mulut ke mulut, dan tanpa sadar, Wood telah menjadi pemain favorit di tribun City Ground, meski sebelum pertandingan yang lalu, hanya sedikit sekali orang yang pernah mendengar namanya.     

Allardyce berharap timnya bisa dengan cepat memperoleh kembali semangat mereka dan melanjutkan serangan mereka ke gawang tim Forest. Bagaimana mungkin Bolton Wanderers, tim Liga Utama, bisa kalah dari tim yang berada di peringkat tengah Liga Satu?     

Tapi dua menit kemudian, timnya kembali menerima pukulan keras; Nottingham Forest mencetak gol lagi!     

Kali ini, tim Forest memanfaatkan serangan beruntun ke gawang Bolton Wanderers dan meluncurkan serangan balik yang sangat efektif. Wes Morgan menendang bola panjang ke depan, dan Rebrov menghentikan bola lalu menggiringnya ke area penalti Bolton Wanderers. Jääskeläinen dan Crouch bergegas menghampiri bola pada saat yang bersamaan.     

Kalau Jääskeläinen berhadapan dengan Eastwood, maka dia memiliki peluang lebih dari 50% untuk menangkap bola, karena dia masih bisa menggunakan tangannya; saat bola ditembak tinggi ke atas, dia bisa melompat dan menyelamatkannya secara langsung.     

Tapi pria yang bertarung dengannya saat ini adalah Crouch yang sangat tinggi!     

Peluangnya jauh dari 50/50! Peluangnya adalah 80/20!     

Jarak antara Crouch dan bola kelihatannya lebih dekat daripada jarak antara Jääskeläinen dan bola. Kiper Bolton Wanderers itu harus mendapatkan bola ini ... tapi kemudian tiba-tiba dia menjulurkan kakinya!     

Jääskeläinen melihat bola yang tiba-tiba terbang di depannya, dan melaju ke atas kepalanya. Dan kemudian, di tengah-tengah sorakan bergemuruh di City Ground, bola itu jatuh ke gawang di belakangnya!     

3: 1! Nottingham Forest memimpin dengan dua gol di kandangnya!     

Apa yang lebih mematikan daripada gol ini adalah waktu ketika gol itu dicetak; saat itu masih kurang dari dua menit setelah gol sebelumnya. Tepat saat Bolton Wanderers ingin membangkitkan semangat dan moral tim untuk menyamakan skor, mereka malah kehilangan satu gol lagi.     

Gol ketiga ini datang begitu cepat hingga Bolton Wanderers benar-benar hancur. Bahkan meski pemain veteran Djorkaeff dimasukkan ke lapangan, hal itu takkan mengubah apa pun di dalam permainan; mereka pasti akan kalah.     

Mendengarkan nyanyian di City Ground dan melihat gelombang pasang merah di tribun penonton, Allardyce meludah dan dengan enggan menerima hasil yang tak terelakkan.     

Davies dan Okocha digantikan dari lapangan, dan seorang gelandang bertahan dan bek tengah dimasukkan ke lapangan. Manajer Liga Utama yang angkuh harus menundukkan kepalanya di depan tim Liga Satu, dan membungkukkan badan untuk menerima kekalahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.