Mahakarya Sang Pemenang

Rookie yang Melapor Kedatangan Bagian 2



Rookie yang Melapor Kedatangan Bagian 2

0Kebuntuan itu akhirnya dipecahkan oleh tawa keras Tang En dan Moore. Baik itu MacDonald atau Eastwood, mereka tampak lega melihat Tony Twain ada di depan mereka — orang yang bisa membuktikan bahwa mereka benar sudah datang.     
0

"Tony, kau akhirnya datang..."     

"Tuan Manajer, kau harus cepat mengatakan padanya kalau aku bukan pembohong, aku ini seorang pemain sepak bola profesional!"     

Pada saat ini, Tang En tak bisa bicara karena dia tertawa terkekeh-kekeh sambil memandangi dua pria yang tampak merah karena marah usai berdebat satu sama lain. Di sebelahnya, Moore mencoba membantunya menjelaskan, "Saya rasa ... ini adalah kesalahpahaman antara kalian berdua."     

"Ya, itu benar." tawa Tang En perlahan mereda. "Ian, terima kasih atas kesungguhanmu dalam bekerja. Tapi orang yang mengemudikan karavan di depanmu ini benar-benar pemain yang kukontrak."     

Mulut MacDonald menganga lebar tak percaya. Dia menunjuk ke arah mobil wagon kuning yang diparkir dan hampir menghalangi seluruh gerbang lalu bertanya, "Seorang pemain profesional tinggal di karavan seperti ini?"     

Tang En mengangguk dan tidak berbicara lagi. Eastwood menyela dengan tidak sabar, "Ini adalah tradisi Romani kami!"     

Masih tetap bersikeras, MacDonald menunjuk ke bagian belakang karavan, dan ada sebuah trailer yang ditarik oleh karavan itu. Tang En memanjangkan lehernya untuk mengintip ke dalam dan terkejut.     

"Apa sudah jadi tradisi gipsi untuk membawa kuda ke kompleks latihan?" Penjaga tua itu bertanya.     

Eastwood berseru, "Ya! Saat industri mobil belum ada ... ahem, kami para gipsi Romani sudah melakukan perjalanan keliling dunia dengan kereta kuda! Kuda dan anjing adalah sahabat paling setia para gipsi, mereka sudah seperti keluarga. .."     

Dia belum selesai berbicara saat istrinya membantahnya. "Jangan melucu, Freddy. Aku sudah bilang untuk meninggalkannya di rumah ayahmu, tapi kau tak mau melakukannya. Lihat, alis Pak Manajer berkerut."     

Tang En memang merasa ini adalah sebuah masalah baru. Memarkir karavan disini masih bisa diterima, tapi kuda adalah masalah lain. Ini adalah tempat latihan sepakbola untuk pemain sepakbola profesional, dan bukan kebun binatang.     

"Tapi itu rahasiaku untuk menjamin aku bisa tetap menjaga kondisiku!" Eastwood masih enggan mengakui kesalahannya.     

"Aku sudah sering bilang padamu kalau kebiasaanmu melakukan pemanasan dengan menunggang kuda di pagi hari sebelum pertandingan harus diubah!"     

Saat pasangan muda ini berdebat, antrian panjang terbentuk di luar gerbang yang terblokir. Para pemain, pelatih, dan anggota staf klub telah tiba untuk mulai bekerja. Tapi mobil mereka terjebak di luar dan tak bisa masuk karena karavan Eastwood. Banyak pemain yang penasaran berkumpul di dekat trailer dan menyaksikan seekor kuda sedang memakan jerami dengan kepala tertunduk dan mereka berdiskusi dengan seru diantara mereka sendiri.     

Tang En juga menemukan Doughty di keramaian itu!     

Sial, Eastwood, kau sangat keras kepala! Hari pertama di tim dan kau sudah menimbulkan sensasi ini. Sayang sekali media tak ada di sini, atau kau akan jadi sangat terkenal!     

Doughty melihat seorang pria dan wanita muda yang sedang ribut di pintu gerbang dan dia memecah kerumunan yang ada untuk berjalan menghampiri. Dia melihat ke arah Twain dengan tatapan aneh, "Tony, apa yang terjadi?"     

Tang En merasa agak malu. Dia menggaruk kepalanya. "Oh ... dia pemain baru, pemain pertama yang kukontrak. Dia Eastwood. Aku sudah memberitahumu tentangnya." Dia menunjuk ke arah Mr. dan Mrs. Eastwood yang masih bertengkar. Anehnya, bayi yang baru saja menangis tanpa henti, kini berbaring diam di lengan ibunya dan menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar dengan mata yang besar dan cerah. Dia bahkan tersenyum!     

Keluarga macam apa ini?     

Bukannya marah, Doughty hanya tersenyum. "Ini lucu. Tapi sebaiknya kau sarankan mereka untuk memasukkan mobilnya, kalau tidak kami semua takkan bisa masuk ke kompleks."     

Tang En mengangguk dan memotong pertengkaran antara Eastwood dan istrinya. "Maaf, Eastwood ... Well, kau bisa memasukkan karavan itu dulu. Bawa saja ke..." Dia ingin mengatakan tempat parkir, tapi setelah memikirkannya, dengan mobil sebesar itu di tempat parkir, dia akan menghabiskan sepertiga bagian dari tempat parkir itu sendiri. Dimana mobil lain diparkir? Dia menoleh dan melihat sebuah ruang terbuka di pintu masuk Gedung Satu, menunjuk kesana dan berkata, "Bawa karavanmu kesana, dan kita akan membahas lebih lanjut tentang masalah kudamu secara mendetil."     

"Baiklah, aku akan mendengarkan Anda, Tuan Manajer." Eastwood memelototi istrinya, lalu kembali ke mobil dan menyalakan mesinnya.     

Saat mendengar deru mesin, kuda di trailer akhirnya berhenti makan dan menatap para pemain di sekitarnya dengan rasa ingin tahu.     

Dari kaca spion, Eastwood melihat para pria itu berkumpul di sekeliling karavannya. Dia melambaikan tangannya dan berteriak, "Guys! Berikan jarak, aku akan memundurkan karavan!!!"     

Saat mereka mendengar ini, orang-orang itu buru-buru mundur. Mobil-mobil yang diparkir di belakang trailer dengan cepat bergerak mundur untuk memberi jalan dan ruang bagi raksasa two-in-one itu.     

Tang En dan Edward berdiri di dekat gerbang masuk kompleks dan melihat Eastwood dengan terampil memundurkan mobil, mengganti persneling, memutar setir, dan dengan lancar berbelok melewati gerbang untuk memarkir mobil di dekat pintu masuk. Keduanya berseru kagum.     

Jalan masuk ke pintu gerbang sudah bebas hambatan, dan yang lain bisa masuk. Saat mereka melewati pintu masuk, mereka tak lupa menyapa manajer dan Tuan Ketua yang berdiri di pintu masuk.     

Setelah menyapa mereka, Walker bertanya, "Tony, apa kebun binatang mengirimkan seekor kuda?"     

Setelah mendengar pertanyaan ini, Doughty tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak. Twain memandang Walker dengan kaget. "Des, kenapa kau berpikir begitu?"     

"Uh ... Lalu siapa mereka?" Dia menunjuk ke arah Eastwood dan istrinya yang datang menghampiri.     

Twain tersenyum dan berkata kepadanya, "Dia adalah pemain pertama yang kukontrak selama transfer musim dingin, striker masa depan tim kita, Romani yang ceria dan optimis, Freddy Eastwood, dan istri serta anaknya."     

Eastwood berjalan mendekat dan berbicara dengan kecepatan tinggi. "Oke, Tuan Manajer, aku sudah memarkir mobil di sana seperti yang Anda minta!"     

Sama sekali tak siap mendengarnya, Doughty dan Walker tak bisa memahami kata-katanya yang seperti senapan mesin itu dengan jelas. Hanya Tang En dan Moore yang mengerti. Tang En mengangguk. "Baiklah, Freddy. Ijinkan aku memperkenalkanmu." Dia menunjuk ke arah Doughty yang mengenakan jaket krem ​​lalu berkata,     

"Tuan Edward Doughty, ketua klub."     

Doughty dan Eastwood berjabat tangan. "Selamat datang, Nak."     

"Halo, Pak Ketua!"     

Tang En juga menunjuk ke arah Walker dan berkata, "Ini adalah asisten manajer tim."     

Kedua pria itu juga saling berjabat tangan satu sama lain.     

Setelah perkenalan itu, Twain berkata pada Eastwood, "Yah, ada sesuatu yang perlu kau ketahui. Klub takkan mengadakan konferensi pers khusus untukmu tapi kami akan mengijinkan kau memasuki lapangan sebelum pertandingan untuk bertemu dengan para penggemar di laga FA Cup. Tapi terkait apakah kau akan bermain di pertandingan itu atau tidak semuanya akan tergantung pada kondisi latihanmu."     

Eastwood mengangguk. "Tidak jadi masalah. Aku tidak peduli meski tidak ada wartawan. Aku sendiri tidak suka konferensi pers. Selama aku bisa bermain bola. Bagaimana kalau kita pergi latihan sekarang, Tuan Manajer?" dia mencondongkan tubuhnya dan bertanya pada Twain.     

Melihat bagaimana ia sudah gatal ingin berlatih, semua orang di sekitarnya tertawa.     

"Jangan khawatir, tak perlu terburu-buru. Freddy, kita masih punya beberapa hal untuk dibicarakan. Seperti misalnya, tentang kudamu." Tang En menunjuk ke trailer di kejauhan yang masih dikelilingi oleh orang-orang yang ingin melihat kuda itu.     

"Ah, kudanya ..." Eastwood baru akan menjelaskan saat dia mendengar istrinya terbatuk di belakangnya. "Yah, kudanya ... Baiklah, Anda bisa menanganinya dengan cara apa pun yang Anda rasa tepat."     

Saat dia melihat Eastwood terlihat agak murung, Tang En malah tersenyum, "Jangan menganggap ini masalah yang terlalu serius, Freddy. Kau bisa menitipkan kuda itu agar dirawat di kebun binatang."     

Walker terbatuk kecil di sampingnya, "Tony, Nottingham tidak punya kebun binatang."     

"Oh ..." Tang En menggaruk kepalanya dengan canggung. "Aku tak mengira kota yang dikelilingi hutan tidak punya kebun binatang. Oke ... Kau masih bisa menitipkannya agar dirawat oleh toko hewan peliharaan. Seekor kuda juga termasuk hewan peliharaan, kan?"     

Tak ada yang merasa keberatan dengan saran itu.     

"Oke, kita akan menitipkannya di toko hewan peliharaan, membuat kontrak dengan mereka, dan membiarkan mereka mengurusnya untukmu. Kalau mereka tak merawatnya dengan baik, mereka harus memberikan kompensasi padamu. Dan di setiap pagi sebelum pertandingan kandang, kau bisa mengambil kudamu dan menaikinya berjalan-jalan untuk pemanasan rahasiamu itu." Tang En menepukkan tangannya. "Bukankah menurutmu ini cukup baik? Dan kalau kau bisa melakukannya dengan baik, mencetak banyak gol, dan menghasilkan banyak uang, kau bisa membeli lahan kecil diluar Nottingham. Dengan begitu, kau bisa memelihara kudamu di halaman rumahmu dan kau bisa menaikinya kapan saja kau mau."     

Eastwood memikirkannya, lalu mengangguk dan setuju. "Yah, kalau toko hewan peliharaan itu tidak bisa merawat kudaku dengan baik, aku akan mengirimkannya kembali ke ayahku."     

"Bagus sekali, sekarang mari kita selesaikan masalah kedua ... Freddy, apa kau harus tinggal di karavan? Era karavan sudah berlalu. Dan sejauh yang kutahu, banyak orang gipsi sekarang tinggal di rumah-rumah bata. Hunian permanen itu punya garasi."     

Pendapat Eastwood dan istrinya tetap sama dalam hal ini. "Maaf, Tuan Manajer. Kami terbiasa tinggal di dalam mobil. Selain itu, Sam adalah putra seorang gipsi, jadi ia harus tinggal di karavan dulu," kata Sabina. Istri muda itu memandang sang putra di lengannya.     

Tang En tak pernah menyangka bahwa pasangan muda ini begitu tradisional. Dia menyerah dalam membujuk mereka dan mengangkat bahu, "Baiklah, Freddy. Pokoknya aku hanya ingin kau mencetak gol untukku, jadi aku tak peduli di mana kau tinggal. Kebetulan ada banyak ruang terbuka yang tak digunakan di kompleks latihan ini. Kau bisa menemukan tempat yang cocok untuk memarkir karavanmu dan mengatur tempat tinggalmu. Tapi ada sedikit saran dariku. Jangan parkir terlalu dekat dengan lapangan dan berhati-hatilah dengan bola yang terbang keluar lapangan dan memecahkan jendela di rumahmu. Pergilah, pilih tempat yang bagus, parkir mobilmu di sana, dan kau tak perlu khawatir ada anggota kongres di sini yang akan memberimu kesulitan. Ini adalah lahan tim Forest kami." Tang En merentangkan tangannya dan berkata, "Parkirkan mobilmu dengan baik dan pergilah ke lapangan latihan nomor satu. Kita akan mulai berlatih."     

Melihat Eastwood berlari ke kejauhan, Doughty berkata dengan gembira, "Tony, kenapa kau selalu menemukan orang-orang yang menarik?"     

Di samping mereka, Walker mengerutkan kening. "Tapi jujur ​​... Tony, apa kau pernah melihatnya bermain?" Jelas, dia tidak merasa yakin melihat pemain yang tak dikenal itu.     

"Di pertandingan amatir. Itu seharusnya bisa dianggap telah melihatnya bermain." Tang En mengatakan yang sebenarnya. Dia tak bisa berbohong tentang ini karena tim pelatih yang diketuai Walker harus mengetahui situasi nyata setiap pemain sehingga mereka bisa merencanakan program latihan semua orang.     

Edward tiba-tiba berseru, "Tony, kalau aku tak salah ingat, kau pernah bilang kakinya pernah ditendang dan dipatahkan oleh salah satu pemain kita?"     

"Ya, oleh George Wood."     

Walked menghela nafas, "Tony, apa kau benar-benar percaya dia adalah orang yang kita perlukan?"     

Karavan kuning baru saja melewati mereka, dan Eastwood mencondongkan tubuh keluar dari jendela kursi pengemudi dan berteriak kepada Twain, "Tuan Manajer! Dimana lapangan latihan pertama?"     

Tang En melambaikan tangannya ke sisi jalan yang berlawanan, "Lihat ke sisi kananmu! Lapangan yang ada banyak orang disana!"     

Eastwood memutar kepalanya untuk melihat, dan kemudian kembali menghadap Twain, "Aku melihatnya! Terima kasih, Tuan Manajer!"     

Karavan modern itu terus melaju ke depan, lalu berbelok di sudut dan terhalangi oleh hutan.     

Kemudian Tang En menoleh ke arah Walker, mengangguk, dan menjawab pertanyaannya dengan nada positif. "Aku yakin, Des. Dia akan mengejutkan kita semua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.