Mahakarya Sang Pemenang

Di Dalam Kereta Bawah Tanah Bagian 1



Di Dalam Kereta Bawah Tanah Bagian 1

0Kereta bawah tanah bergerak semakin cepat dan akhirnya melaju meninggalkan peron. Suara keras yang dihasilkan bergema di terowongan, semakin lama semakin jauh. Peron kereta bawah tanah kembali sunyi seperti sebelumnya.     
0

Itu adalah kereta terakhir, dan tidak ada terlalu banyak orang di dalamnya. Sebelum para pemain Nottingham Forest naik ke dalam kereta, hanya ada pasangan lansia dengan seorang anak. Setelah naik ke dalam kereta, para pemain bisa menemukan serangkaian kursi kosong yang berdekatan. Walker membuat mereka semua duduk berdekatan, hanya untuk berjaga-jaga. Tang En berdiri di tengah kereta sambil berpegangan.     

Dia secara khusus memilih gerbong kereta yang terlihat kosong. Meski para pemain tidak memakai kaus merah Nottingham Forest, dan tidak menunjukkan logo Nottingham Forest, dia masih khawatir ... Lagi pula, ada bintang sepak bola di tim seperti Rebrov, Michael Dawson, dan Andy Reid, yang sering muncul di koran dan di televisi. Tak ada yang bisa tahu apakah mereka akan dikenali atau tidak. Mereka saat ini berada di wilayah fans Millwall, dan dia tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak perlu sebelum pertandingan.     

Pasangan tua itu terus melirik ke arah mereka, seolah-olah pasangan itu tahu siapa mereka. Tapi, Tang En tak mencemaskan dua orang tua dan anak itu. Bahkan jika mereka adalah fans fanatik Millwall, kekuatan bertarung mereka terlalu lemah.     

Para hooligan sepak bola Millwall sangat terkenal di seluruh Inggris dan dianggap sebagai salah satu kelompok terkuat dan paling brutal, bersama dengan para hooligan sepak bola dari beberapa tim lain. Meskipun tak semua penggemar Millwall adalah hooligan sepak bola, tapi saat mereka bertemu dengan tim sepak bola lawan setelah sedikit terlalu banyak minum... bahkan Tuhan tak bisa menjamin keselamatan mereka.     

Para hooligan sepak bola Millwall akan melempar bom Molotov dan gas air mata di bar-bar yang sering dikunjungi para fans tim lain, untuk memaksa mereka keluar dari tempat itu. Setelah itu, mereka akan memanfaatkan asap tebal dan menggunakan tongkat dan rantai untuk menyambut orang-orang tak waspada yang sedang menutupi kepala dan hidung mereka. Tanpa melihat jenis kelamin ataupun usia, siapa pun yang mendukung tim lawan adalah target serangan mereka.     

Setelah kau memahami orang-orang macam apa para hooligan sepakbola Millwall itu, kau bisa mengerti kenapa Tang En sangat berhati-hati.     

Sebelum ini, Tang En telah memperingatkan para pemain untuk tidak mengatakan apa pun di kereta, dan untuk menutup mata mereka dan berpura-pura tidur. Sementara untuk mereka yang lebih mudah dikenali ... tegakkan kerah baju mereka, atau benamkan kepala mereka di lengan, atau tutupi wajah mereka dengan koran ... Bagaimanapun juga, tak boleh ada kecelakaan yang terjadi.     

Tapi terkait hal ini ... Mungkinkah jumlah kecelakaan hari ini akan bertambah? Tang En memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Brosnan, yang berdiri di belakang Tang En dengan kepala tertunduk, seolah-olah dia merasa keberadaannya di kereta bisa membuat keberuntungan tim menjadi buruk.     

Tang En menyenggolnya, dan berbisik pelan, "Apa yang kau lakukan? Kau bukan seorang wanita ... meskipun karaktermu mirip mereka ... Haha!" Tang En mulai tertawa. Saat ini, sepertinya tidak ada bahaya, jadi dia bisa sedikit tenang.     

"... Tiba di pemberhentian berikutnya, Stadion New Den dalam 10 menit. Tiba di pemberhentian berikutnya, Stadion New Den dalam 10 menit." Suara elektronik yang mengumumkan pemberhentian kereta yang berikutnya bisa terdengar di gerbong itu.     

Tang En menunduk dan memeriksa arlojinya. Saat ini pukul 2:39 siang, dan mereka akan mencapai pemberhentian mereka pada pukul 2.49 siang. Dia juga tidak tahu berapa jauh jarak dari stasiun kereta ini ke stadion. Bahkan jika stadion berada tepat di luar stasiun kereta, masih akan memakan waktu setidaknya 10 menit bagi para pemain untuk berlari ke ruang ganti, berganti pakaian, dan kemudian keluar. Pada saat itu, jam akan menunjukkan pukul 14:59, sehingga takkan ada waktu baginya untuk merencanakan taktik tempur apa pun.     

Tang En memandangi para pemain yang duduk di kedua sisi gerbong. Meskipun mereka kelihatannya mematuhi instruksi yang diberikan olehnya, Tang En masih bisa tahu bahwa mereka diam-diam mengamati situasi di sekeliling mereka. Bahkan ada beberapa pemain yang tidak tenar, melihat ke arah sekeliling seolah-olah semuanya baik-baik saja. Tampak jelas bahwa para pemain itu masih agak bersemangat terkait metode khusus bepergian ke pertandingan tandang ini. Mereka tak perlu menggunakan kepala mereka untuk memikirkan tentang taktik, atau apakah ada cukup waktu untuk tiba sebelum pertandingan dimulai. Mereka tak perlu khawatir, karena semua masalah itu merupakan tanggung jawab tim manajerial.     

Menjadi pemain dan menjadi manajer memiliki dua perasaan yang sangat berbeda.     

Tang En memutuskan untuk melakukan persiapan taktik pra-pertandingan di gerbong kereta. Ini mungkin pertemuan taktik paling istimewa yang pernah terjadi di dunia sepakbola Inggris. Tang En terbatuk beberapa kali, mengingatkan para pemain bahwa mereka tak perlu lagi berpura-pura.     

Sambil menunggu semua orang memusatkan perhatian mereka padanya, Tang En berjongkok di tengah gerbong kereta. Dia menurunkan suaranya, berusaha untuk tidak menarik perhatian ke arah mereka. "Kurasa kita semua tahu situasi yang sedang kita hadapi saat ini, jadi aku akan langsung ke intinya. Dua hari ini, kita terutama terfokus pada melakukan pertahanan dan melakukan serangan balik selama latihan, jadi kita semua juga tahu bahwa ..." Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, karena dia melihat perhatian semua pemain diarahkan ke suatu tempat di belakangnya.     

Dia menoleh, dan melihat pemandangan yang paling tak ingin dilihatnya. Sekelompok orang berpakaian seperti fans sepak bola berdiri di bagian kereta yang menghubungkan gerbong, beberapa diantara mereka bahkan memakai kaus biru putih Millwall. Kelompok itu memberikan tatapan yang sangat tidak ramah kepada Tang En, dan juga kepada para pemain yang mengelilinginya.     

"Sial!" Tang En berbalik dan mengutuk. Setelah itu, dia memberi tahu para pemain dengan suara pelan, "Kalian semua, kembali ke tempat duduk kalian. Jangan mengatakan apa-apa, dan jangan ribut. Serahkan semuanya padaku."     

Setelah itu, dia berdiri dan melihat ke arah kelompok orang yang tak berniat baik itu.     

Kelompok orang itu sudah bergegas masuk ke gerbong ini, sementara pasangan tua bersama anak kecil itu segera melarikan diri ke belakang penggemar Millwall, berlari ke gerbong yang lain. Yang tertinggal hanyalah mereka. Dengan pintu keluar yang berada di tengah gerbong sebagai batas, mereka berada di bagian kiri gerbong, sementara tim Tang En berada di sebelah kanan.     

Tidak ada yang berbicara, dan hanya suara keras dari terowongan yang terdengar. Gerbong kereta sedikit bergetar, dan Tang En berdiri di tengah gerbong. Dia menghadapi para fans "yang tak berniat baik" itu, dengan para pemainnya berada di belakangnya. Dia baru saja bersumpah di kereta itu bahwa dia takkan membiarkan siapa pun menyakiti orang-orang di dalam hidupnya, dan sekarang waktunya telah tiba untuk memenuhi sumpahnya itu.     

Kalian ingin mencederai para pemainku? Kalian harus melewatiku dulu!     

Tang En dan kelompok itu lain saling menatap dalam diam. Udara tampak beku, membuat suasana menjadi sangat menegangkan.     

※※※     

John Motson bertugas mengomentari pertandingan perempat final EFL Cup. Dia tadinya tak ditugaskan untuk pertandingan ini, tapi saat mengetahui bahwa Tony Twain mendapatkan kemenangan setelah dia kembali memimpin tim, tiba-tiba saja dia tak bisa menahan rasa penasaran di dalam dirinya. Karena itu, ia memutuskan mengajukan permohonan untuk mengomentari pertandingan ini, yang jelasnya takkan banyak ditonton di televisi jika dibandingkan dengan pertandingan perempat final lainnya. Di mata komentator lawas ini, pertandingan antara dua tim Liga Satu jauh lebih menarik daripada pertandingan antara Tottenham Hotspur dan Middlesbrough.     

Di stadion, tim tuan rumah Millwall sudah melakukan pemanasan, tapi masih belum ada tanda-tanda dari tim Nottingham Forest.     

Kursi manajer dan bangku pemain cadangan benar-benar kosong. Kabarnya selain beberapa pelatih yang datang lebih awal untuk mengatur peralatan, belum ada orang lain yang hadir. Bahkan bus tim Nottingham Forest juga belum tiba di sini.     

Motson duduk di kursi komentator dan mulai memakai headphone-nya, meredam suara-suara keras yang terdengar dari tribun penonton di segala arah. Para fans Millwall bernyanyi dan berteriak tanpa henti, mereka tampak sangat optimis.     

Saat ini jam menunjukkan waktu kurang dari 15 menit sebelum pertandingan dimulai, dan Nottingham Forest masih belum datang ... Apa sebenarnya yang dilakukan Tony Twain dan timnya?     

※※※     

Selain suara keras dari luar kereta, ada juga banyak suara napas berat dari dalam gerbong kereta. Tang En berharap kelompok orang-orang ini hanyalah fans Millwall biasa. Tapi, setelah melihat ekspresi dan mata mereka, dia paham bahwa kali ini, dia sangat tidak beruntung karena bertemu dengan sekelompok fans yang bukan fans biasa.     

Meskipun kelompok orang-orang itu tidak mengatakan apa-apa, Tang En bisa mendapatkan informasi berikut ini dari raut wajah mereka:     

Singkirkan kelompok b*ngsat Nottingham Forest di depan kita dan tim kita akan menang tanpa harus bertanding, dan berhasil maju ke semi final EFL Cup!     

Tang En percaya bahwa di bawah pengaruh alkohol, mereka mungkin akan benar-benar melakukannya.     

Sekarang apa? Dia tidak percaya diri akan bisa mengalahkan lebih dari 10 orang dalam satu pertarungan. Terlepas dari situasinya, para pemain tidak diijinkan bertarung melawan fans, kalau mereka melanggar maka hukumannya adalah larangan bermain jangka panjang. Sama seperti Cantona yang melakukan tendangan terbang pada fans Crystal Palace. Meskipun fans itu menghina keluarganya, dia masih tetap dilarang bermain selama delapan bulan.     

Tapi ... apa ini berarti seorang manajer boleh berkelahi dengan fans? Tang En tak pernah benar-benar memikirkan tentang itu sebelumnya.     

Walker, yang berada di belakang Tang En, mengeluarkan ponselnya dan ingin menghubungi polisi. Tapi, dia melihat sinyal di layar ponselnya dan mengutuk dengan suara pelan. Mereka saat ini berada di bawah tanah, dan sinyalnya tak sebagus saat mereka berada di permukaan tanah.     

Bahkan kalau mereka ingin menghubungi polisi kereta bawah tanah, hal itu juga mungkin tak bisa dilakukan. Itu karena tim saat ini berada di gerbong kereta terakhir, dan satu-satunya jalan keluar berada di balik para fans Millwall itu.     

Brosnan berbisik kepada Tang En dari belakang, "Tuan Twain, tunggu saja sampai kita turun dari kereta. Sebelum aku naik kereta, aku sudah menelepon kolega-kolegaku. Aku yakin mereka akan meminta polisi bersama dengan mereka."     

"Terima kasih banyak, Brosnan. Untuk mengucapkan terima kasih, aku mengijinkanmu merekam semua yang kau lihat mulai sekarang, dan menerbitkannya di koran." Tang En menatap para fans, sambil mengatakan hal ini pada Brosnan yang ada di belakangnya. "Apa kau bawa kamera digital?"     

"Tidak, Tuan Twain."     

"Kalau begitu, gunakan ponselmu."     

Para fans di seberang mereka tampak takut saat melihat pria pendek di belakang Tang En mengeluarkan ponselnya dan membidik mereka.     

"Apa yang kaulakukan?" Mereka berteriak dan bergegas maju ke depan, tapi dihentikan oleh Tang En.     

"Jangan terlalu bersemangat, tuan-tuan." Tang En sekarang tahu bahwa orang-orang itu sebenarnya belum minum terlalu banyak, dan segala hal masih belum terlalu buruk. "Seperti yang bisa kalian lihat, tuan pendek di sini ini adalah reporter berita." Tang En berkata sambil menunjuk ke arah Brosnan, yang ada di belakangnya.     

"Seorang wartawan!" Efek istilah itu pada sekelompok orang, adalah sesuatu yang Tang En harapkan.     

Orang macam apa yang paling dibenci dan paling ditakuti para hooligan sepakbola? Selain polisi, jawabannya adalah media. Itu karena, bahkan ketika orang-orang ini menimbulkan kekacauan, mereka tak ingin wartawan mengambil foto wajah mereka dan dimunculkan di berita utama pada hari berikutnya. Itu artinya mereka akan kehilangan kesempatan untuk menonton pertandingan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.