Istri Liar Kaisar Jahat

Kesempatan Yang Terlewatkan (1)



Kesempatan Yang Terlewatkan (1)

0"Qian. Bei. Ye!" Gu Ruoyun menggertakkan gigi saat berpikir, Mengapa orang ini menjadi penuh kebencian setelah dia terbangun?     
0

"Istriku sayang, jangan bilang kamu ingin menolak mengakui apa yang telah kamu katakan padaku?" Qianbei Ye menoleh dan menatap Gu Ruoyun seolah-olah dia telah menderita ketidakadilan besar.     

Dia ingin semua orang tahu bahwa Gu Ruoyun hanyalah miliknya!     

Selain itu, saat kakek dan nenek Gu Ruoyun mengakui Qianbei Ye, dia bisa bersama dengan kekasihnya dengan cara yang terhormat.     

"Qianbei Ye!!!"     

Gu Ruoyun mengatupkan gigi dengan keras sambil melotot pada Qianbei Ye, "Tunggu sampai aku kembali ke ruangan. Kita akan menyelesaikan hal ini nanti."     

Pernyataan ini terdengar sangat jahat tak peduli bagaimana orang mendengarnya.     

"Ehem." Tuan Dongfang membersihkan tenggorokannya dengan canggung dan berkata, "Jika kalian ingin membicarakan gairah dan percintaan kalian, kembalilah ke kamar kalian dan lakukan apapun yang kalian inginkan, aku tidak berhak ataupun bisa ikut campur."     

Sebenarnya, Tuan Dongfang tidak begitu banyak perlawanan karena dia sangat senang memiliki Qianbei Ye sebagai menantu.     

Pria ini sangat hebat dan akan sepadan dengan Gu Ruoyun.     

Selain itu, umur gadis ini sudah mencukupi, sudah waktunya untuk menikah. Tentu saja, lebih baik mereka memutuskan masalah ini sendiri.     

Qianbei Ye adalah anak yang baik dan patuh. Jadi, setelah mendengar ucapan Tuan Dongfang, dia langsung menarik Gu Ruoyun dalam lengannya dan bergegas keluar dari aula besar. Saat Gu Ruoyun kembali tersadar, mereka sudah sampai di dalam Pagoda Ilahi Kuno.     

"Qianbei Ye! Bagaimana kamu berhasil membawaku kesini?"     

Gu Ruoyun terkejut. Selama ini, hanya dia dan Zixie yang bisa mengontrol Pagoda Ilahi Kuno. Dia hanya bisa memakai jiwanya sendiri untuk masuk dan keluar dari Pagoda Ilahi Kuno. Karena itu, dia tak tahu bagaimana Qianbei Ye berhasil membawa mereka berdua kesana.     

"Sebelumnya, kamu memberikan darahmu padaku. Karena itulah, kini aku mampu memasuki Pagoda Ilahi Kuno sesuka hatiku."     

Qianbei Ye tersenyum, "Bukankah kamu bilang akan mengatur masalah setelah kembali ke kamarmu? Pagoda Ilahi Kuno juga bisa dianggap sebagai kamar kita. Disini, kamu bisa mengatur masalah denganku dengan cara apapun yang kamu inginkan."     

Wajah Gu Ruoyun menjadi gelap, "Mengapa kamu mengatakan hal semacam itu pada kakek dan nenekku?"     

"Yun'er."     

Tiba-tiba Qianbei Ye meraih dan menarik wanita itu ke dadanya. Dia memeluk tubuh lembut wanita itu dengan erat saat dia merendahkan kelopak matanya dan berkata, "Aku ingin bertanya sesuatu, apa kamu bersedia menerimaku? Tak masalah jika kamu tak mau menikah sekarang. Aku bisa menunggumu."     

Gu Ruoyun menggeleng dan tersenyum lembut, "Bagaimana menurutmu?"     

Bagaimana menurutmu?     

Ucapan sederhana ini mengandung jawaban dari Gu Ruoyun.     

Qianbei Ye tersenyum. Senyum itu membuat warna dunia luntur dan begitu tak tertandingi sehingga membuat orang tidak bisa bernafas.     

"Yun'er, aku ingin semua orang tahu bahwa kamu adalah milikku."     

"Xiao Ye."     

Tiba-tiba, Gu Ruoyun mendorong Qianbei Ye. matanya menjadi serius saat bertanya, "Aku tanya sekali lagi, apa kamu sudah mendapatkan ingatanmu kembali?"     

Qianbei Ye merendahkan kelopak matanya dengan lembut, menutupi kebingungan dan rasa sakit di mata merah darahnya.     

"Yun'er, jika aku mendapatkan ingatanku kembali, apa kamu akan meninggalkanku?"     

Dia mengepalkan tangannya dan hatinya menjadi gugup. Dia bahkan… kehilangan keberanian untuk menatap wanita di hadapannya.     

Mungkin hal yang bisa membuat pria iblis yang tak terkalahkan ini merasa gelisah atau takut adalah masalah yang berkaitan dengan Gu Ruoyun.     

"Aku tak akan meninggalkanmu," Gu Ruoyun mengangkat pandangannya dan matanya penuh dengan ketetapan, "Dan aku tak keberatan mengenai masa lalumu. Xiao Ye, jika kamu mendapat ingatanmu kembali, tolong beritahu aku. Tentu saja, jika kamu tidak siap membicarakannya, aku akan menunggu sampai kamu sudah siap."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.