Istri Liar Kaisar Jahat

Mengambil Monster Kecil (10)



Mengambil Monster Kecil (10)

0Gu Ruoyun menyipitkan matanya dan tersenyum samar.     
0

"Maka aku akan memberimu pilihan juga. Maukah kamu mati, atau melayaniku?"     

Pria itu tertawa seolah dia mendengar lelucon yang lucu, "Manusia, kamu pasti menikmati hayalanmu. Kamu ingin aku menyerah pada manusia lemah? Ini akan menginjak-injak martabatku!"     

"Oh? Apa begitu?" Gu Ruoyun mengangkat sebelah alisnya, "Apa kamu tidak terluka sekarang?"     

"Memangnya kenapa jika aku terluka?"     

Pria itu mencibir dan berpikir, apa manusia ini sungguh berpikir dia bisa mengendalikanku menggunakan kemampuannya? Meski aku terluka berat, tidak mungkin dia bisa membuatku menyerah.     

"Benar, aku tak bisa melakukannya," Gu Ruoyun tersenyum, "Tapi orang lain bisa! Zixie, Baobao, Harimau Putih, tunjukan diri kalian! Hari ini, aku ingin lihat jika pria ini memilih kematian atau perbudakan!"     

Hua!     

Seketika, Baobao dan Harimau Putih, yang berada dalam Kuali Phoenix, muncul didepan Gu Ruoyun. Setelah merasakan kekuatan Martial King mereka, pria itu menampakan senyum dingin yang penuh hinaan. Jadi wanita ini pikir hewan roh Martial King itu bisa mengendalikanku? Lelucon macam apa ini!     

Tetapi kemudian, saat dia melihat seorang pria berjubah ungu muncul dari udara tipis, kesombongannya menghilang dengan cepat.     

Jubah ungu kemerahan gelap pria itu berkibar pelan dibawah angin malam. Zixie mengangkat wajahnya yang begitu tampan, tatapan jahat dan dinginnya tertuju pria itu. Pada saat itu, tubuh Zixie mulai memancarkan aura yang kuat dan jubah ungunya berkibar liar. Itu adalah pemandangan yang sangat memukau.     

"Kalian semua pengganggu!"     

Pria itu hampir menjadi gila karena marah dan mulai menyesal telah diambil oleh wanita itu. Dia berfirasat bahwa saat ini, orang-orang ini tak akan pernah melepaskannya.     

Mungkin aku sudah melarikan diri dari sarang harimau hanya untuk jatuh ke dalam segerombolan serigala? Pikir pria itu.     

"Jadi bagaimana dengan ini?" Gu Ruoyun mengusap dagunya dan tersenyum, "Apa kamu memilih melayaniku, atau… haruskah aku melucutimu dan melemparmu ke dalam pasar, untuk dilihat semua orang?"     

Mungkin Gu Ruoyun membayangkan pria itu tak berpakaian di tempat banyak orang yang dapat melihat tubuh telanjangnya. Pria itu gemetar dan menatap balik Gu Ruoyun, sepenuhnya ketakutan.     

"Kamu benar-benar jahat!"     

Ini memalukan! Pikir pria itu. Aku tak pernah melihat orang tak tahu malu seperti ini.     

"Tidak, tidak, tidak," Gu Ruoyun menggeleng, "Aku sudah memberimu kesempatan untuk memilih. Jadi ini bisa dianggap perlakuan yang adil. Bagaimana menurutmu? Kecuali kamu memiliki semacam jimat aneh dan sebenarnya menikmati perhatian ini. Jika memang begitu, aku bisa mengabulkan keinginanmu. Kamu tak pernah tahu, aku mungkin bisa mendapat keuntungan besar. Zixie, apa keuangan di Aula Ratusan Herbal menurun akhir-akhir ini?"     

Pria itu segera menekan dadanya, aku lebih baik mati daripada memperlihatkan diriku yang telanjang didepan banyak orang!     

Perbudakan? Atau…     

Matanya melesat bolak balik sebentar sampai pria itu dengan kuat menggertakkan giginya, "Kamu menggunakan pria yang begitu kuat untuk memaksaku. Apalagi yang bisa kulakukan? Aku memilih perbudakan. Itu bukan hal besar. Itu jauh lebih baik daripada memperlihatkan diriku yang telanjang didepan banyak orang."     

Yang paling penting dari semuanya adalah, pria itu hanya menyerah untuk saat ini saja. Saat dia kembali pada kekuatan penuh, dia akan menjadi orang yang melucuti wanita jahat ini dan menggunakan wanita jahat ini untuk melampiaskan frustasinya.     

...     

Cahaya pagi telah datang, Gunung Surga tidak lagi menggenggam bahaya malam. Semuanya tenang dan terang.     

Di sepanjang tepian jurang, masing-masing kelompok saling berbisik-bisik. Siapa yang tahu apa yang mereka debatkan. Pada saat itu, Xia Linyu, yang sedang berdiri di sudut melihat Gu Ruoyun. Wajah muda dan polosnya menyala dengan senyuman. Xia Linyu menyimpan pedangnya dan mendekati Gu Ruoyun.     

Tetapi setelah menyadari makhluk merah menyala itu berbaring di pundak Gu Ruoyun, Xia Linyu menghentikan langkahnya. Perasaan heran terlihat di matanya.     

"Kakak, kamu telah membuat kontrak dengan Hewan Awan Api?"     

Pertanyaan Xia Linyu menarik banyak perhatian. Semua orang menoleh pada wanita dan hewan itu…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.