MEMOIRS OF QUEEN SEOHYEONG

Page 16 : 첫 승리



Page 16 : 첫 승리

0첫 승리(cheos seungli /The First Victory)     
0

~MoQS~     

"Apa maksud dari semua ini ?!"     

Dayang Choi—dayang pribadi Sang Ratu, tak bisa menahan rasa geramnya sesaat setelah melihat hidangan sarapan pagi milik Ratu Heo. Obsidian wanita tua tersebut menatap satu persatu wajah para dayang dapur istana yang ada dihadapannya. Demi apapun, Dayang Choi tak pernah menyangka jika Ratu Heo—majikannya, akan mendapatkan penghinaan seperti ini dari para bawahannya.     

"Daewang daebi mama meminta kami menyajikan sarapan seperti ini untuk jungjeon mama," balas Dayang Kim yang merupakan penanggungjawab atas dapur istana.     

Dayang Choi mendengus. Kemarahan menggelegak menguasai hatinya melihat Ratu Heo diperlakukan semena – mena seperti ini dihadapannya. Sementara itu, Ratu Heo yang tak kalah terkejut melihat penghinaan terhadapnya hanya duduk diam menenangkan gejolak emosinya. Belum ada satu patah katapun yang terucap dari Ratu Muda tersebut melihat hidangan sarapan paginya yang sangat sederhana.     

"Daewang daebi mama tak memiliki kewenangan mengatur sarapan pagi dari seorang Ratu! Bagaimana mungkin kalian mematuhi seseorang yang bukan lagi pemimpin dari naemyeongbu! Jungjeon mama masih pemimpin utama naemyeongbu!" geram Dayang Choi.     

"Meski daewang daebi mama bukanlah pemimpin utama naemyeongbu, tapi beliau anggota paling senior dari keluarga kerajaan. Selain itu, saat ini seluruh otoritas jungjeon mama secara tidak langsung sedang dibekukan. Kami hanya mematuhi perintah. Harap Anda mengerti semua ini, Choi sanggung," balas Dayang Kim dengan sebuah seringai tersembunyi di balik wajahnya.     

"Beraninya! Beraninya kau menyinggung otoritas jungjeon mama seperti itu!"     

Dayang Choi melangkah mendekati Dayang Kim. Sebelah tangannya sudah terangkat tinggi, berniat memberikan peringatan pada Dayang Kim atas kelancangannya pada Sang Ratu. Tapi, gerakannya terhenti kala ia mendengar Ratu Heo akhirnya membuka suara.     

"Hentikan Choi sanggung! Aku bisa mengerti kenapa Kim sanggung bersikap seperti ini. Berhenti atau kau akan mendapat hukuman dariku."     

Dayang Choi menoleh dengan cepat pada Ratu Heo yang tak juga beranjak dari duduknya. Mata tuanya menatap tak percaya dengan apa yang diperintahkan Sang Ratu. "Jungjeon mama!"     

Ratu Heo berusaha keras meredam kemarahan dan perihnya penghinaan yang ia dapatkan dari bawahannya sendiri. tanpa siapapun tahu, kedua tangan Ratu Heo terlihat gemetar seraya mencengkram kuat daran chimanya. Meski ia tengah merasakan kemarahan yang begitu hebat, Ratu Heo memilih menyunggingkan senyum di paras cantiknya.     

"Aku bisa memahami jika Kim sanggung hanya melakukan perintah," ucapnya seraya memfokuskan tatapannya pada Dayang Choi yang kemudian beralih pada Dayang Kim.     

"Hanya karena ia menjalankan perintah, ia seharusnya tak bersikap sembrono seperti itu. Bagaimanapun, belum ada dekrit resmi mengenai statusku. Dengan begitu, aku masih tetaplah seorang jungjeon di istana ini. Kau harusnya lebih paham mengenai hal ini, Kim sanggung. Bukankah begitu ?" lanjut Ratu Heo dengan tatapan dan senyum yang mengintimidasi Dayang Kim.     

Selesai berkata seperti itu, Ratu Heo meraih sumpit yang telah disediakan dan berusaha menyantap sarapan paginya. Tetapi, secara tak terduga Ibu Suri Min datang mengunjungi Ratu Heo. Segera saja, Ratu Heo bangkit dan memberikan salam hormat pada ibu mertuanya.     

"Eoma mama, ada hal mendesak apa yang membuat Anda datang berkunjung sepagi ini ke kediamanku yang sederhana ?" sapa Ratu Heo selesai memberi hormat pada Ibu Suri Min.     

Ibu Suri Min tak menjawab sapaan dari Ratu Heo. Iris gelapnya dengan cepat segera memperhatikan hidangan sarapan milik Ratu Heo yang begitu sederhana. Dengan cepat, wanita istana itu berbalik dan secara tak terduga mendaratkan dua kali tamparan pada Dayang Kim. Kemarahan tampak begitu nyata di wajah Ibu Suri Min.     

"Beraninya kau menghina seorang jungjeon seperti ini!" geram Ibu Suri Min selesai menampar wajah Dayang Kim.     

Dayang Kim jatuh tersungkur akibat kerasnya tamparan yang diberikan Ibu Suri Min. rasa sakit dan panas dengan cepat menjalari salah satu pipinya. Jantungnya berdegup kencang tak menyangka bila Ibu Suri Min akan berada di kediaman Ratu Heo sepagi ini.     

"Eoma mama, mohon tenangkan diri Anda," ucap Ratu Heo seraya meraih salah satu lengan ibu mertuanya. sungguh, Ratu Heo pun terkejut dengan tindakan Ibu Suri Min.     

Ibu Suri Min menoleh pada Ratu Heo dan menatapnya tajam. Wanita istana itu langsung menggenggam erat kedua tangan menantunya tersebut.     

"Jungjeon, apapun yang terjadi kupastikan posisimu tidak akan terpengaruh dengan tuduhan tak masuk akal yang tertuju padamu. Kau tak perlu khawatir aemi-mu akan melindungimu dan calon pewaris tahta yang berada dalam perutmu."     

"Eoma mama..."     

Ratu Heo kehilangan kata mendengar janji dan ketulusan Ibu Suri Min melindungi dirinya. Sungguh, Ratu Heo tak menyangka jika ibu mertuanya akan seteguh ini mempertahankan dirinya. Entah Ratu Heo harus bersyukur atau takut dengan dukungan penuh dari Ibu Suri Min.     

"Dan kau, Kim sanggung! aku pastikan kau mendapatkan hukuman atas penghinaan yang kau berikan pada jungjeon. aku tak bisa menerima menantuku dihina seperti ini terlebih aku tahu kau begitu dekat dengan wanita dari Deokshinjeon. Kau pikir aku tak tahu ?" ancam Ibu Suri Min.     

Dayang Kim terperangah mendengar ancaman Ibu Suri Min padanya. Lutut dayang tersebut gemetar karena ketakutan. Segera, ia bersimpuh dan memohon ampun atas kelancangannya. "Hamba mengakui kesalahan hamba daebi mama. Mohon Anda ampuni dayang rendahan seperti hamba, daebi mama. Hamba hanya menjalankan perintah."     

Ibu Suri Min tersenyum sinis mendengar permohonan Dayang Kim padanya. Tak lupa sebuah dengusan dialamatkan wanita istana itu pada Dayang Kim. "Kau pikir seberapa berharga nyawamu itu hingga aku perlu memberimu pengampunan ?"     

Dayang Kim kembali menyuarakan permohonan ampunnya tetap tak mendapat gubrisan dari Ibu Suri Min. Ratu Heo yang melihat kejadian itu tak bisa berbuat banyak. Meski ia merasa iba pada Dayang Kim, sisi lain hatinya tak memperbolehkan dirinya mengampuni dayang istana seperti Dayang Kim. Bagaimanapun juga, Dayang Kim sudah berani menghina harga dirinya sebagai seorang Ratu!     

"Aku kemari hanya ingin memastikan keadaanmu saja,jungjeon. Melihat keadaanmu baik – baik saja, aku merasa sangat lega. Hari ini kau tak perlu mengelilingi istana. Kau tinggal saja di istanamu. Hari ini, jusang akan memberikan putusan atas tuduhan yang dialamatkan padamu," jelas Ibu Suri Min cepat.     

"Eoma mama, bagaimana mungkin...bagaimana mungkin..." Ratu Heo kehilangan kata – kata atas berita yang disampaikan ibu mertuanya. sungguh, posisinya saat ini tengah di ujung tanduk.     

"Tak perlu cemas. Aku akan melindungimu,jungjeon. Bagaimanapun kau tengah mengandung seorang pewaris tahta."     

Setelah berkata seperti itu, Ibu Suri Min bergegas pergi meninggalkan ruangan pribadi Ratu Heo. Sang Ratu hanya bisa melepas kepergian Ibu Suri Min dalam diam dan sedikit bingung.     

~MoQS~     

"Jeonha, sudah saatnya Anda memberi putusan terkait penyelidikan keguguran Gwi in mama. sebagai bentuk penegakan keadilan,Anda harus segera memberikan keputusan. Mohon kabulkan permohonan kami,jeonha."     

"Mohon kabulkan permohonan kami,jeonha!!"     

Fraksi Ibu Suri Agung Park tak ingin lagi menunda kesempatan untuk melengserkan Ratu Heo dari posisinya. Begitu sidang Dewan Istana pagi ini digelar, para menteri yang merupakan pendukung Ibu Suri Agung Park segera menyerahkan petisinya pada Raja Uiyang.     

Sementara itu, Raja Uiyang masih sedikit ragu dengan keputusan yang akan ia berikan. Bagaimanapun ada sisi hatinya yang meyakinkannya bahwa Ratu Heo bukanlah sosok seperti yang dituduhkan. Tetapi, segala bukti dan egonya untuk melindungi Hong Kyubok terlalu besar hingga mengaburkan semua fakta tersebut.     

Raja Uiyang kemudian menoleh pada Kasim Han yang memahami arti tatapannya. Kasim Han mendekat dan memberikan gulungan dekrit yang sejak tadi dipegangnya. Tanpa banyak bicara, Raja Uiyang segera mengumumkan dekrit keputusannya.     

"Atas segala bukti yang telah ditemukan dan kesaksian para saksi dalam proses investigasi, maka dengan ini aku menyatakan Ratu dari Klan Heo, terbukti bersalah atas tindakan mencelakai Gwi In dari klan Hong, yang mengakibatkan keguguran. Atas segala dosa yang dilakukannya, aku memberikan hukuman pelengseran bagi Ratu dari Klan Heo."     

Senyum segera merekah di wajah para pejabat yang menginginkan keputusan seperti itu dari Raja Uiyang. Para pejabat dari fraksi Ibu Suri Agung Park saling melempar pandangan dan tersenyum penuh arti. Hari dimana mereka kembali berjaya di pemerintahan telah tiba. Setelah sekian ratus hari dalam penghinaan yang diberikan fraksi Ibu Suri Min, akhirnya mereka kembali memiliki batu pijakan yang begitu kuat di istana dalam, Selir Hong.     

Tetapi, seluruh fokus perhatian para pejabat beserta Raja Uiyang teralihkan saat mendengar suara pengumuman di luar balai istana. ekspresi heran tampak menghiasi wajah seluruh pejabat beserta Sang Raja. Mereka heran dengan kehadiran sosok tersebut di balai istana.     

Pintu ruangan terbuka dan Ibu Suri Min melangkah masuk ke dalam ruangan. Dagunya terangkat tinggi dan tak peduli dengan tatapan heran yang dialamatkan secara sembunyi ke arahnya. Dengan auranya yang begitu kuat, Ibu Suri Min masuk ke dalam balai istana semakin dalam. hingga ia berhenti tepat di depan tahta Raja sebelum akhirnya menaiki undakan tahta dan berdiri di sebelah Raja Uiyang.     

"Eoma mama, apa yang Anda lakukan disini ? Tidak seharusnya seorang wanita istana berada di balai istana," protes Raja Uiyang yang sarat dengan nada kesal.     

Ibu Suri Min tersenyum mendengar protes yang diberikan putranya. Dengan tenang, wanita itu berbalik ke arah para pejabat dan mengumumkan maksud kedatangannya. "Aku yakin bukan hanya jusang yang bertanya – tanya dalam kepentingan apa aku yang merupakan wanita tua masuk ke balai istana. Tidakkah Anda sekalian juga menaruh pertanyaan seperti itu padaku, para daegam sekalian ?"     

Para pejabat hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam mendengar pertanyaan penuh sindiran dari Ibu Suri Min. tidak ada seorangpun yang berani menjawab pertanyaan tersebut.     

"Kedatanganku kemari terkait keputusan jusang mengenai pelengseran jungjeon. Aku menolak mengakui dekrit yang diperintahkan jusang hari ini," tegas Ibu Suri Min.     

"Daebi mama, Anda sama sekali tak berada pada tempatnya untuk menolak keputusan jeonha. tidakkah Anda paham jika tindakan Anda ini bisa membawa bahaya pada status dan gelar yang Anda miliki ?" balas Pejabat Hong, yang tak lain adalah ayah dari Hong Kyubok.     

Ibu Suri Min melayangkan tatapannya pada Pejabat Hong. Matanya memancarkan sorot dingin sementara bibirnya mengukir senyuman. "Geurae. Aku sangat paham tindakanku ini begitu berbahaya,daegam. tapi, aku berani mempertaruhkan gelar yang kumiliki demi melindungi keluarga kerajaan."     

"Eoma mama, apa yang sebenarnya ingin Anda sampaikan ?" Raja Uiyang terdengar tak sabar.     

"Jusang, apa kau dan para pejabat begitu bernafsu menyingkirkan jungjeon hingga tak mempedulikan kondisinya ?"     

Para pejabat terlihat berbisik dan berdiskusi pelan untuk memahami maksud ucapan Ibu Suri Min. Hingga, beberapa pejabat tersentak mengerti arah ucapan Ibu Suri Min. melihat raut pucat di wajah beberapa pejabat, membuat seringai di wajah Ibu Suri Min semakin lebar.     

"Geurae. Kalian tentu tak bisa menyingkirkan begitu saja seorang jungjeon yang tengah mengandung seorang pewaris. Terlebih, aku memiliki beberapa bukti yang bisa membersihkan namanya dari tuduhan ini," tandas Ibu Suri Min dengan nada penuh kemenangan.     

"Eotteoseumikka, daegam ? Apa kalian bersikukuh melengserkan jungjeon dan membuang keturunan kerajaan yang begitu dinanti begitu saja ?"     

~MoQS~     

Sementara itu, Hong Kyubok tengah menyalurkan kemurkaannya setelah mendengar hasil putusan Dewan Istana pagi ini. sungguh, wanita itu sangat berang mengetahui jika ia telah gagal melengserkan wanita dingin itu dari tahtanya.     

Sejak diberitahu oleh dayangnya mengenai hasil putusan sidang, Kyubok tak berhenti menghancurkan segala benda yang berada di ruang pribadinya. Emosi begitu meletup – letup menguasai dirinya.     

"Mama, hamba mohon berhenti. Mohon jangan bersikap seperti ini. Anda bisa terluka, mama. Mohon redakan amarah Anda," ujar Dayang Jang sambil berlutut dan sesekali memejamkan mata mendengar suara barang yang dibanting.     

Seakan tak mendengarkan peringatan Dayang Jang, Kyubok terus membanting apapun yang berada di dekatnya. Seolah dengan bertindak seperti itu, Kyubok bisa mengurangi kemarahannya.     

"Heo Jung Eun! Kupastikan kau akan segera lengser dari bantal bungamu. Kau pikir berapa lama kau bisa menikmati sesuatu yang kau curi dariku ?! Tunggu hingga kau mendapatkan balasannya!"     

PRANG     

Sekali lagi, Kyubok melemparkan sebuah benda hingga kepingan hancur benda tersebut berserakan di lantai. Kyubok menatap nanar kepingan hancur itu, seolah itu adalah kehancuran dari seorang Heo Jung Eun.     

~MoQS~     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.