MEMOIRS OF QUEEN SEOHYEONG

Page 9 : 홍귀인



Page 9 : 홍귀인

0홍귀인(Hong Gwi In/ Royal Concubine 1st Junior Hong)     
0

Dengan langkah sedikit tergesa, Ratu Heo dan rombongan dayangnya melangkah menuju istana utama. Ratu Heo baru saja selesai memberikan salam paginya pada kedua Ibu Suri saat ia mendapatkan pesan bahwa Raja Uiyang memintanya segera menghadap. Tanpa membuang waktu lagi, Sang Ratu bergegas menuju kediaman suaminya.     

Selama perjalanan menuju istana utama, otak Ratu Heo sibuk memperkirakan alasan apa yang membuat suaminya secara tak terduga memanggilnya. Ratu Heo memiliki firasat bahwa pemanggilannya kali ini pasti berhubungan dengan kejadian hukuman Hong So Ui. Ratu Heo sangat yakin, suaminya akan membahas hal ini dengan dirinya. maka dari itu, Ratu Heo menguatkan hatinya apapun yang akan terjadi pada pertemuan hari ini.     

Ratu Heo langsung melangkah masuk saat Kasim Han memberitahunya bahwa Raja Uiyang telah menunggunya. Sang Ratu melangkah dengan anggun hingga ia memberi salam di hadapan Raja Uiyang sebelum akhirnya duduk tepat di hadapannya.     

"Anda memintaku segera menghadap kemari. Apa ada sesuatu yang penting, jeonha ?" Ratu Heo segera membuka topik pembicaraan .     

Raja Uiyang tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang diajukan Ratunya tersebut. Pria berjubah merah itu kini melemparkan tatapan tajamnya pada Sang Ratu. Kemarahan menyelimuti hati Raja Uiyang saat ini. Sang Raja sangat marah dengan tindakan Ratu Heo yang menghukum Heo Kyu Bok kemarin.     

"Sepertinya kau sudah tahu maksudku memintamu datang menghadapku, jungjeon," balas Raja Uiyang dengan nada suara dingin.     

"Apa tujuan Anda memanggilku kemari untuk membahas hukuman yang kuberikan pada Hong So Ui kemarin, jeonha ?" Ratu Heo mengangkat wajahnya dan menatap lurus pada wajah Raja Uiyang.     

"Ah Ratuku memang seorang wanita yang cerdas," puji Raja Uiyang dengan senyuman manis di wajahnya. Tapi senyuman tersebut dengan cepat memudar tatkala mata hitamnya memperlihatkan kemarahan yang sudah ia simpan sejak semalam. "Apa maksudmu memberikan hukuman seperti itu pada Hong So Ui sementara kau jelas – jelas tahu bahwa ia tengah mengandung anakku ?!"     

Ratu Heo mengambil nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan suaminya. persis seperti yang telah ia duga, suaminya memang bermaksud memarahi dirinya karena kejadian kemarin.     

"Aku berusaha menegakkan kedisiplinan di naemyeongbu. Hukuman kemarin tidak akan terjadi jika Hong So Ui bisa mengontrol emosinya dengan baik. Jika Anda berpikir kemarin aku bertindak semena – mena, Anda salah besar, jeonha. Aku sudah lebih dulu menanyai beberapa dayang istana yang melihat awal mula kejadian itu. Hingga bisa kusimpulkan bahwa Hong So Ui bersalah dalam kejadian kemarin. Mohon Anda tak perlu merasa marah lagi karena kejadian kemarin, jeonha," jelas Ratu Heo dengan tenang. Raut wajah Ratu Heo sama sekali tak memperlihatkan emosi. Begitu datar dan juga dingin.     

Raja Uiyang mendengus seraya memalingkan wajahnya sejenak. Sang Raja tak menyangka jika Ratu Heo akan memberikan jawaban seperti itu padanya. Meskipun Raja Uiyang tahu bahwa kejadian kemarin diluar kekuasaannya, tapi menghukum seorang selir yang sedang mengandung, jelas bukanlah tindakan bijak. Raja Uiyang tetap menganggap bahwa Ratu Heo telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai seorang Ratu.     

"Meski So Ui memanglah objek yang bersalah dalam kejadian kemarin. Tidakkah hukuman yang kau berikan terlalu berlebihan untuknya, jungjeon ? Apa kau akan bertanggungjawab jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya karena hukuman yang kau berikan ?" balas Raja Uiyang dengan pedas.     

"Jeonha, aku yakin hukuman yang kuberikan kemarin tidak akan memberikan pengaruh buruk baik pada kesehatan Hong So Ui ataupun kandungannya. Sebagai seorang pemimpin istana dalam, aku memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memperhatikan kesehatan seluruh anggota kerajaan. Hong So Ui pun berada dalam tanggung jawabku. Jadi, aku harap Anda tak lagi merasa cemas dengan kondisi Hong So Ui."     

Raja Uiyang kembali tak merasa puas dengan balasan yang diberikan Ratu Heo. Bagi Sang Raja, Ratu Heo telah melakukan kesalahan besar di matanya. Pria berjubah merah itu sangat marah. Raja Uiyang tak bisa menerima begitu saja alasan bahwa kejadian kemarin adalah tindakan pendisiplinan Sang Ratu pada seorang selir. Raja Uiyang menuntut keadilan atas kejadian kemarin.     

"Aku masih tak percaya bahwa tindakan kemarin hanya sekedar tindakan pendisiplinan, jungjeon," gumam Raja Uiyang.     

Ratu Heo terkesiap mendengar gumaman suaminya. Ratu Heo mengangkat wajahnya dan kembali memberanikan diri untuk membalas tatapan tajam Raja Uiyang. Ratu Heo begitu terkejut mendapati manik hitam suaminya berkilat penuh kemarahan dan kekecewaan padanya, membuat Sang Ratu merasa terluka.     

"Apa kau yakin tindakan pendisiplinan kemarin bukanlah bentuk kecemburuanmu pada Hong So Ui, jungjeon ?" tanya Raja Uiyang dengan sebuah seringai di wajahnya.     

"Jeonha..." ucap Ratu Heo yang tak sanggup berkata – kata lagi.     

Ratu Heo tak menyangka jika Raja Uiyang akan menganggap kejadian kemarin sebagai bukti kecemburuannya pada seorang selir kesayangan raja. Tanpa bisa dicegah, rasa marah menyelimuti hati Ratu Heo. Kedua tangannya mencengkram kuat daran chima yang ia kenakan.     

"Jika para menteri mengetahui kejadian kemarin, bisa kupastikan menteri pendukung Hong So Ui akan mengajukan protes padaku. Jika sampai semua itu terjadi, aku bisa pastikan, kau bisa terjatuh dengan mudah dari singgasanamu, seperti ini," Raja Uiyang menyentil sebuah buku yang ada di depannya dan membuat buku itu jatuh ke lantai. Seringai jahat menghiasi wajah Raja Uiyang saat melihat mata Ratu Heo terbelalak dengan perumpaan yang ia gunakan.     

"Aku bisa saja membuat semua itu terjadi dengan mudah, jungjeon. Meskipun kau seorang pemimpin di naemyeongbu, aku masih memiliki kekuasaan yang lebih besar dibandingkan kau. Aku bisa saja menjatuhkanmu sekarang juga menggunakan alasan bahwa kau bertindak cemburu."     

Ratu Heo menggigit bibir dalamnya mendengar ucapan Raja Uiyang yang sedang mengancam dirinya. cengkraman tangannya pada chimanya semakin kuat seiring dengan kemarahan yang menguasai hati Ratu Heo. Di dalam hati, Ratu Heo menertawakan keberanian Hong So Ui yang berani mengadu domba dirinya dengan Sang Raja. Wanita itu benar – benar jelmaan rubah berekor sembilan.     

"Satu –satunya hal menyelamatkanmu adalah karena aku sudah berjanji padamu, juengjeon. Berjanji bahwa kau akan tetap menduduki singgasana Ratu sementara aku bisa mendapatkan perempuan yang paling kucintai, Hong Kyu Bok. Jadi, selama aku masih menepati janji itu, kupastikan kau masih selamat," ucap Raja Uiyang seraya tersenyum pada Ratu Heo.     

"Lalu, apa yang sebenarnya Anda inginkan, jeonha ? Apa yang Anda inginkan sebagai bukti aku tak memberikan hukuman kemarin atas dasar kecemburuan ?" tanya Ratu Heo yang berusaha menekan emosi yang sudah memenuhi hatinya.     

"Mudah sekali jungjeon. Angkat Hong So Ui menjadi selir peringkat satu junior. Mudah bukan ?" balas Raja Uiyang masih dengan senyuman yang tersungging di wajahnya.     

~MoQS~     

Ratu Heo masuk ke ruangannya dengan langkah gemetar. Ratu Heo bukan gemetar ketakutan, tapi Sang Ratu merasa sangat marah. Ratu Heo merasa sangat marah dan tak percaya jika Raja Uiyang bisa menilainya sedangkal itu.     

Cemburu ?     

Demi apapun, Ratu Heo ingin rasanya tertawa kencang mendengar alasan tak masuk akal yang dituduhkan Sang Suami padanya. Sebuah senyum sinis tersungging di wajah Ratu Heo. sejak kapan ia harus merasa cemburu pada wanita penggoda seperti Hong Kyu Bok ? Ratu Heo kini tertawa miris.     

"Mama, apa Anda baik – baik saja ?" tanya Dayang Choi yang mencemaskan Ratu Heo. Dayang Choi begitu kaget saat melihat ekspresi Ratu Heo yang begitu dingin saat keluar dari ruangan Raja Uiyang beberapa waktu lalu. Dayang Choi menyadari ada sesuatu yang terjadi antara Sang Raja dan Ratu. Dan wanita tua itu yakin, sesuatu itu pasti bukanlah hal yang baik.     

"Choi sanggung segera antarkan perintah pada bagian sekretariat surat pengangkatan Hong So Ui menjadi Gwi In. Lalu, berikan juga surat pengeluaran Yoon So Yong dari istana," ucap Ratu Heo tegas.     

Dayang Choi terperangah mendengar perintah yang baru saja diberikan Ratu Heo padanya. Wanita tua itu seakan tak mempercayai apa yang baru saja di dengar oleh telinga tuanya.     

Tidakkah Sang Ratu salah memberi perintah ? Memberikan promosi pada jalang bernama Hong Kyu Bok dan mengeluarkan Selir Yoon dari istana ?     

"Mama, apa Anda tak salah memberikan perintah ? Kenapa ? Kenapa Anda memberikan perintah seperti itu ?"     

Ratu Heo tersenyum sinis mendengar Dayang Choi yang begitu terkejut mendengar perintahnya. Sang Ratu paham, tindakannya kali ini pasti akan mengundang protes dari berbagai kalangan, termasuk Ibu Suri Min. meskipun begitu, Ratu Heo lebih memilih cara ini daripada ia harus melihat ada pihak bersalah yang terbawa dalam perang ini. Ya, Ratu Heo sadar, ini adalah tanda perang dari Hong Kyu Bok padanya.     

"Jalankan saja perintahku, Choi sanggung. Kau akan tahu maksudnya kelak," balas Ratu Heo sambil menghela nafas panjang, berusaha menguatkan hatinya atas keputusan yang telah ia ambil.     

~MoQS~     

Seminggu setelah Ratu Heo memberikan perintah pengangkatan Hong So Ui menjadi Hong Gwi in, prosesi penobatan pun dilaksanakan. Seperti yang telah diperkirakan Ratu Heo sebelumnya, Ibu Suri Min sangat marah mendengar berita tersebut. Karena itu, tepat setelah menyelesaikan prosesi pengangkatan, Ratu Heo bergegas menuju kediaman Ibu Suri Min. Sang Ratu ingin menjelaskan maksud tindakannya.     

"Apa kau berniat membodohiku, jungjeon ?! Apa kau berniat menyerahkan posisimu secara sukarela pada siluman rubah itu ?!" geram Ibu Suri Min dengan tatapan tajam yang menghujam tepat pada wajah wanita muda di depannya.     

"Eoma mama, mohon jangan cemas dengan tindakan ini. Semua ini adalah jalan yang terbaik untuk kita semua. Jika saya tak mengambil tindakan ini, ada hal berbahaya yang akan terjadi, mama."     

Ibu Suri Min mendengus mendengar penjelasan yang diberikan Ratu Heo. Wanita tua itu berdecak kesal. Ibu Suri Min benar – benar tak mengerti dengan jalan pikiran wanita muda di depannya. Apa mungkin ia telah salah memilih gadis yang begitu naif sebagai seorang ratu ?     

"Jika memang benar ini keputusan yang tepat. Jelaskan padaku. Apa yang akan kau lakukan jika siluman rubah itu ternyata melahirkan seorang putra ? Bisa kupastikan, jusang akan memintamu mempromosikannya kembali ke tingkat tertinggi. Hingga semua itu terjadi, kau belum juga melahirkan seorang pewaris, kau bisa terjatuh kapan saja, jungjeon! Kenapa matamu belum juga melihat lubang besar di depan matamu ?!" geram Ibu Suri Min dengan nada suara yang mulai meninggi.     

Ratu Heo terdiam mendengar kekhawatiran Ibu Suri Min. Ratu Heo memang sudah bisa melihat bahaya besar yang tengah mengintainya sejak Hong Kyu Bok melangkah memasuki istana. meskipun keputusan apapun yang ia ambil menyangkut Hong Kyu Bok akan membawa bahaya padanya, Ratu Heo tak mempermasalahkannya. Ratu Heo tak mempermasalahkan jika bahaya itu hanya mengincar dirinya. Sang Ratu tak bisa tinggal diam jika bahaya itu ikut menyeret orang – orang yang tak bersalah.     

"Apapun yang terjadi kelak, saya harap eoma mama tak perlu khawatir. Saya sudah memiliki rencana yang sangat baik. Mohon Anda menyerahkan segalanya pada saya."     

Ibu Suri Min kembali berdecak kesal mendengar balasan Ratu Heo padanya. Kepala wanita itu langsung berdenyut sakit menghadapi wanita muda yang begitu naif di depannya. Ibu Suri Min menghela nafas dengan kasar. Kemarahan sudah menguasai hatinya saat ini.     

"Kau bisa keluar dari ruanganku segera, jungjeon. Mendengar penjelasan yang tak masuk akal itu hanya membuat kepalaku berdenyut sakit," ucap Ibu Suri Min seraya memalingkan wajahnya.     

Mendengar Ibu Suri Min mengusir dirinya, Ratu Heo hanya mengangguk dengan patuh. Perlahan, Ratu Heo bangkit dari duduknya dan memberi hormat sebelum akhirnya undur diri dari hadapan Ibu Suri Min.     

Begitu Ratu Heo telah pergi dari hadapannya, Ibu Suri Min segera memanggil dayang pribadinya. Masih dengan tangan yang terus memijat pangkal hidungnya, Ibu Suri Min mulai memberikan perintah pada dayang pribadinya tersebut.     

"Ada sesuatu yang harus kau lakukan, Shim sanggung. Aku tak akan tahan jika hanya duduk berdiam diri seperti ini sementara siluman rubah itu terus bergerak membuat rencana. Kita akan melakukan sesuatu," ucapnya dengan nada suara dingin.     

~MoQS~     

Sementara itu, setelah memenuhi panggilan Ibu Suri Min, Ratu Heo bergerak menuju kediaman Selir Yoon. Sesuai dengan perintah yang diberikan seminggu yang lalu, Ratu Heo tidak hanya memberikan promosi pada Hong So Ui, tapi juga memberikan perintah keluar istana untuk Yoon So Yong.     

Semua itu bukan tanpa alasan, Ratu Heo memberikan perintah tanpa alasan. Ratu Heo sadar, jika Hong So Ui yang kini bergelar Hong Gwi In mampu menghasut Raja Uiyang untuk menuduh dirinya bersikap cemburu. Maka, bukan hal yang tak mungkin jika kelak Hong Gwi In akan bertindak lebih jauh pada Yoon So Yong. Sebelum semua terjadi, Ratu Heo memilih menyelamatkan Yoon So Yong dengan memberinya perintah tinggal di luar istana lebih cepat dibandingkan selir lainnya.     

Yoon So Yong yang menunggu kedatangan Ratu Heo di halaman istana, segera memberi hormat melihat Ratu Heo memasuki kediamannya. Selir Yoon terus membungkuk ke arah Ratu Heo, hingga wanita istana itu berada tepat di hadapannya.     

"Yoon So Yong, kenapa kau membungkuk selama itu padaku ? Bangunlah," perintah Ratu Heo sambil meraih tangan Selir Yoon dan membantunya berdiri tegak.     

Melihat kebaikan dan kelembutan Sang Ratu padanya, membuat Selir Yoon tak kuasa menahan airmatanya. Wanita itu terisak di depan Ratu Heo. Selir Yoon tak tahu harus berbuat apa untuk perhatian yang diberikan Ratu Heo padanya.     

"Jungjeon mama, saya sangat berterima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk saya. Saya merasa tak pantas untuk mendapat perhatian dan kebaikan Anda sebesar ini. Mohon maafkan saya yang sudah membuat Anda terlibat dalam masalah ini," ucap Selir Yoon sambil terisak perih.     

Ratu Heo tersenyum dan menepuk lembut punggung tangan Selir Yoon. "Kau tak perlu merasa seperti itu, Yoon So Yong. Sudah menjadi tugasku bertindak adil dan menjaga keselamatan seluruh keluarga kerajaan. Aku minta maaf karena harus mengirimmu pergi secepat ini dari istana. Ini satu – satunya cara yang bisa kuperbuat untuk menyelamatkanmu. Jadi, hiduplah dengan baik di luar istana, Yoon So Yong."     

"Kebaikan Anda sungguh seluas lautan, jungjeon mama. Saya tak bisa melakukan apapun selain berterima kasih pada Anda, mama. Anda telah mengangkat gadis rendahan ini menjadi bagian dari keluarga kerajaan, membuat hidup ibuku menjadi lebih baik. sungguh, jika ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk Anda, maka saya akan melakukannya, jungjeon mama."     

Ratu Heo kembali tersenyum mendengar ucapan Selir Yoon. Sungguh, Ratu Heo merasa sangat sakit melakukan hal ini pada Selir Yoon. Bagi Sang Ratu, Selir Yoon sudah seperti saudari untuknya karena mereka berada di usia yang sama.     

"Kalau begitu hiduplah dengan baik, Yoon So Yong. Dengan begitu kau sudah membalas kebaikanku," ucap Sang Ratu dengan lembut.     

Selir Yoon mengangguk dan memberikan salam penghormatan sebanyak tiga kali pada Ratu Heo sebelum akhirnya menaiki tandu. Ratu Heo melepas kepergian tandu yang membawa Selir Yoon dengan mata berkaca – kaca. Diantara selir yang dimiliki Raja Uiyang, Selir Yoon merupakan salah satu selir yang cukup dekat dengannya. Hatinya terasa sakit seiring melihat kepergian tandu yang menjauhi istana.     

Kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya, mengepal kuat hingga buku – buku jari Ratu Heo memutih. Demi apapun, Ratu Heo tak akan membiarkan Hong Gwi In melukai siapapun yang tak bersalah. Ekspresi di wajah Ratu Heo terlihat begitu dingin. Ratu Heo bersumpah tak akan segan memperlihatkan taringnya sebagai seorang penguasa istana.     

~MoQS~     

Aku bukan lagi gadis naif yang menginginkan semuanya berjalan seperti yang kuharapkan. Istana bukanlah tempat seperti itu. bagiku, Heo Jung Eun yang dulu telah mati sepenuhnya. Saat ini, aku adalah seorang Ratu yang tak bisa berdiam diri begitu saja dan berharap hal menyedihkan tak akan pernah terjadi dalam hidupku.     

Singgasana ratu ini mengajarkanku bahwa ada beberapa hal yang bisa saja berjalan menjadi begitu buruk. salah satunya wanita itu, Hong Kyu Bok. Melihat keserakahan dan ambisi yang menguasai hatinya, membuatku tergerak untuk melindungi keluarga kerajaan dari tindakan jahatnya.     

Hatiku terasa sakit dan remuk saat mengirim Selir Yoon pergi dari istana. aku seperti seorang ratu berhati dingin. Mengeluarkan seorang saudari perempuan jauh dari keluarga. Tapi, itu satu – satunya jalan yang bisa kulakukan agar ia tetap selamat, agar Selir Yoon tetap hidup. Karena aku tahu, Hong Gwi In tidak akan berhenti sampai di sini. Perangku dan Hong Gwi In baru saja dimulai.     

~MoQS~     

Korean Glossary     

Jusang jeonha : sebutan gelar dari Raja dalam bahasa korea. Bisa diartikan sbg Yang Mulia Raja. (His Majesty The King) menggunakan formalitas Jeonha. Hanya tetua istana seperti Ibu Suri yang bisa memanggil raja dengan gelarnya saja (jusang)     

So Ui : peringkat dua senior untuk selir raja. Formalitas yang digunakan adalah Mama     

Jungjeon : sebutan gelar seorang ratu. Gelar ini biasanya digunakan di dalam istana. Bisa diartikan sebagai Yang Mulia dari istana tengah. Istana tengah adalah kediaman Ratu. formalitas yang digunakan adalah Mama (Your Highness). Hanya tetua istana seperti Ibu Suri dan Raja yang bisa memanggil Ratu hanya dengan gelarnya saja (jungjeon)     

Naemyeongbu : istana dalam. Sebutan kerumahtanggaan istana/ harem istana, dimana seorang Ratu adalah pemimpinnya. Ratu memiliki kekuasaan mutlak di dalam istana dalam, dimana Raja pun tidak bisa ikut campur.     

Daran chima : rok yang memiliki dua pola geumbak yang biasa dikenakan oleh keluarga kerajaan.     

Mama : Yang Mulia ( Your Highness)     

Sanggung : sebutan untuk pelayan istana dengan jabatan tertinggi. Biasanya seorang sanggung akan melayani langsung keluarga kerajaan atau menjadi kepala dari sebuah departemen di dalam istana     

Gwi In : peringkat satu junior untuk selir raja. Formalitas yang digunakan adalah Mama     

So Yong : peringkat tiga senior untuk selir raja. Formalitas yang digunakan adalah Mama     

Eoma mama : panggilan ibu dari pangeran atau putri kepada Ratu. Atau dari Raja dan Ratu pada Ibu Suri     

~MoQS~     

Write on : 180512     

Publish on webnovel : 190531     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.