Enam Suami Tampan

Kematian Tanpa Batas



Kematian Tanpa Batas

0

Dong Huiying mengerutkan kening. Ia menegakkan kedua telinganya mencoba untuk mencuri dengar. Namun, suara wanita itu terlalu rendah dan jauh, jadi ia tak bisa mendengarnya dengan jelas.

0

Dong Huiying mendengar nama Zhu Xingfang disebutkan dan terdengar dengan samar mengenai 'tiga syarat'. Selain itu… juga ada kata 'pengawas'? 

"Terima kasih banyak, Nyonya Shenzi!"

Akhirnya, Liang Yixuan memberi hormat kepada wanita ini. Namun, Dong Huiying melihat dengan jelas, Liang Yixuan tidak sedang menyangkal pernyataan wanita itu. Malah lebih terlihat tubuhnya gemetar seakan ada tekanan. Sepertinya, tubuh adik keenam menanggung beban berat dan sepertinya ia tidak bisa menahannya.

Wanita paruh baya itu tiba-tiba melirik ke arah Dong Huiying dan mengangguk ramah, seakan menyapanya.

Ketiga bersaudara itu juga mengalihkan pandangannya ke arah Dong Huiying setelah melihat sikap Lin Shenzi. Namun, ekspresi wajah ketiganya berbeda. Orang pertama tampak seperti mayat hidup tanpa ekspresi. Orang kedua wajahnya seperti sedang depresi, dan yang terakhir wajahnya terlihat lembut dan tenang. Namun, pemilik mata gelap itu seakan mati dalam keheningan.

*****

Tak lama kemudian, Lin Shenzi undur diri.

Liang Yuening tak perlu lagi repot-repot menemui Zhu Xingfang untuk membayar hutang. Walau masih marah, tapi saat ini ada masalah yang lebih penting ketimbang mengurusi Zhu Xingfang dan hutangnya. Ia harus menahan urusan meminta pertanggung jawaban kepada Zhu Xingfang. 

Alis Liang Haoming sedikit mengernyit. Suasana hatinya sedang buruk. Pria ini selalu memiliki wajah seperti mayat di dalam peti mati. Namun, dari sinar matanya, sepertinya ia sedang sedih.

Sikap Liang Yixuan sangat tenang. Ia membersihkan rumah seperti biasa, mencuci baju dan memasak. Ia memasak mie jagung untuk makan malamnay. Tapi ketiga bersaudara ini sama sekali tak ada nafsu makan. Dong Huiying juga tidak bisa makan lebih dari setengah porsi.

Hari pun berganti malam.

Luka Dong Huiying terasa sangat sakit sehingga ia tak bisa tidur. Cuaca di pegunungan saat malam hari sangat dingin. Angin di luar begitu kencang, sehingga Dong Huiying berpikir besok mungkin akan terjadi badai.

Suasana hati Liang bersaudara juga tidak tenang, dari waktu ke waktu. Liang Yuening pun juga tidak bisa tidur. Ia tiba-tiba bangun dan mengenakan pakaiannya, kemudian pergi ke luar. Di belakangnya, terdengar suara Liang Haoming yang serak, "Kau mau pergi ke mana?"

Liang Yuening menghentikan langkahnya. Sambil menghembuskan napas, ia berkata, "Buang air besar!"

Liang Haoming meliriknya dan segera menutup matanya. Dalam hati ia bergumam "Yah, meski aku tak bisa tidur, tapi aku harus berusaha keras untuk tidur. Insomnia benar-benar menyebalkan."

Setelah beberapa lama …

Liang Yixuan meraba-raba dan bangun, "Kakak Keempat?"

"Ya?"

"Kakak Kelima belum kembali. Aku agak khawatir. Sepertinya ia butuh waktu lebih lama untuk ke toilet."

Liang Haoming mengerutkan keningnya.

Liang Yixuan berkata, "Kejadian hari ini, aku khawatir Kakak Kelima …" Ia melirik Liang Haoming, ia tahu apa yang dipikirkan kakaknya, sehingga ia tak perlu menjelaskan maksudnya.

Dan benar saja, Liang Haoming bangun dan berkata, "Ayo, kita periksa!"

"Ayo!!!" Liang Yixuan dan Liang Haoming segera bangun dari tempat tidur. 

Kemudian, kedua kakak adik itu keluar bersama dan memeriksa. Yang satu pergi ke arah timur dan satu lagi ke arah barat. Liang Haoming akhirnya memergoki Liang Yuening di dalam toilet.

"Kakak Keempat, ada apa?" Liang Yuening buru-buru mengenakan celananya dan berdiri. Keadaan saat itu gelap gulita, tapi anehnya mimik wajah Kakak Keempat begitu menakutkan.

"Sudah selesai?"

"Ya, sudah selesai." Jawab Liang Yuening.

"Ayo, kembali dan tidurlah!"

Tanpa melihat ke belakang, Liang Yuening berjalan maju.

Liang Yuening berjalan di belakang kakaknya. Namun, setelah keduanya kembali ke rumah, Liang Yixuan belum juga kembali. Perasaan Liang Haoming menjadi tidak enak.

"Kakak Keempat, Lao Liu di mana?" Melihat sikap Liang Haoming yang tidak biasa, membuat Liang Yuening juga merasa tidak tenang.

Liang Haoming menutup matanya dengan paksa. Wajahnya memucat dan berkata, "Gawat, sepertinya ada masalah."

"Hah?" Liang Yuening hanya heran dengan ekspresi kakaknya yang tenang namun memberikan pernyataan yang mendebarkan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.