Enam Suami Tampan

Ya Tuhan, Dia Tidak Melakukan Apa-apa



Ya Tuhan, Dia Tidak Melakukan Apa-apa

0Dengan wajah kusut dan sambil berjongkok di depan tungku, Dong Huiying merenungkan hidupnya. Ia datang dari abad 21 yang maju dan berkembang, dimana kehidupan seharusnya terasa sangat nyaman, tapi untuk pertama kalinya ia masih menggunakan tungku di rumah ini.      
0

Saat ini yang terpenting baginya adalah, bagaimana ia bisa menyalakan api tanpa korek api? Apakah mungkin ia bisa menyalakannya? Nah, bicara mengenai hal itu, merupakan ide yang bagus, yang pertama adalah membelah kayu lalu menyalakan api.     

Setelah hampir setengah hari, tapi Dong Huiying masih belum berhasil juga menyalakan api. Kini Dong Huiying pun mulai frustasi.     

Liang Haoming menatap Dong Huiying cukup lama. Ia merasa bahwa Sang Istri sangat aneh dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.      

Tidak lama kemudian Dong Huiying mengambil sebuah kayu, lalu mengebor sebuah lubang kecil dan memasukkan sedikit jerami ke dalamnya dengan cara menusuknya dengan tongkat kecil. Dengan kedua tangannya yang kecil, ia berulang kali melumatnya.     

Proses ini berjalan sangat lama dan Dong Huiying kelihatan sangat serius, bahkan ia tak sempat menghapus peluh di wajahnya.     

"Apa yang sebenarnya dia lakukan, sih?" Tanya Liang Haoming dalam hati.     

"Aaa!"     

Tidak lama kemudian asap abu-abu melayang dari jerami. Dong Huiying merasa sangat bahagia, namun setelah itu apinya kembali padam.     

Gagal!     

Dong Huiying menggigit bibirnya dengan kesal. Telapak tangan yang dari tadi diusapnya sekarang mulai terasa sakit.     

Tiba-tiba ada suara bergemuruh terdengar dari perutnya. Sebagai orang yang biasa hidup di zaman modern, sehingga saat ia merasa aneh ketika mengenakan pakaian pada zaman kuno seperti ini. Selain itu juga ada banyak gaya hidup di zaman ini yang tidak cocok dengannya.     

"Sang Istri?" Liang Haoming mendekati Dong Huiying dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasa, "Kau lapar?"     

"Eh …"     

Ketika melihat panci yang ada di dekatnya, Liang Haoming dengan cepat mengambil panci itu lalu menyalakan api di bawah tungku.     

Melihat tindakan Liang Haoming padanya, Dong Huiying pun tertegun.     

Apakah ini berarti … ia selama ini ia dianggap sebagai seorang idiot?     

Bagi Dong Huiying, sikap dan tindakan yang dilakukan Liang Haoming terasa aneh. Pria dengan ekspresi wajah yang selalu datar ini, menyalakan api dengan begitu mudahnya.      

Namun… saat akan menyalakan api Liang Haoming mengerucutkan bibirnya saat melirik alat yang digunakan Dong Huiying untuk menyalakan api. Ia merasa bahwa alat ini menarik!     

Kemudian, dengan tatapan mata Dong Huiying yang tidak berdaya, Liang Haoming memanaskan sebuah wajan besar dan menghangatkan mie yang direbus Liang Shujun semalam.      

Setelah mie itu dipanaskan, akhirnya Dong Huiying pun memakannya. Dalam hati ia sempat bertanya pada diri sendiri, apakah itu keterlaluan?     

 *     

Setelah makan, Dong Huiying membersihkan mangkuk dan sumpit yang telah ia gunakan. Saat itu yang Liang Haoming curiga, sebelumnya Sang Istri sangat malas, namun berbeda dengan hari ini.     

Selama ini Liang Haoming belum pernah menemukan ada wanita yang lebih malas dari istrinya.     

Hal yang umum pada Dinasti Yuan adalah, wanita bekerja di luar, sedangkan pria menjaga rumah. Sangat jarang ada wanita atau seorang istri yang pergi ke dapur, kecuali untuk makan. Karena bagi para pria, jika membiarkan wanita turun ke dapur, itu sama saja sebuah penghinaan.     

"Mengapa kau …" Dong Huiying kehilangan kesabarannya, "Mengapa kau melihatku seperti itu?"      

Apakah ada yang aneh diwajahnya?     

Saat itu, Dong Huiying baru saja bangun tidur.     

Liang Haoming menurunkan pandangan matanya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.     

Saat itu Dong Huiying juga tidak bisa berkata apa-apa.     

Saat itu mereka berdua sama-sama diam dan tidak berkata apa-apa, seketika suasana pun menjadi hening.     

Dong Huiying tak tahan lagi. Ia tidak tahan karena Liang Haoming masih terus menatapnya hingga kini.     

"Sang Istri!" Terdengar suara saudara ketiga dari arah luar halaman. Secara refleks, Dong Huiying pun menoleh, dan ia melihat Liang Yixuan sedang memeluk pipa. Ia segera masuk ke dalam rumah dengan gembira.     

"Kau benar-benar seperti dewa!"     

Saat Liang Shujun masuk ke dalam rumah, ia bahkan tidak mengambil air minum lebih dulu, melainkan mendatangi Dong Huiying dengan tenang.     

Melihat Liang Shujun yang mendeketinya, Sang Istri hanya diam dan membiarkan Liang Shujun menatapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.