Enam Suami Tampan

Cara Dia Tidur Benar-benar Tidak Baik



Cara Dia Tidur Benar-benar Tidak Baik

Saat Liang Yuening masih terjaga di luar pintu kamarnya. Ternyata ada yang terbangun dari tidurnya. Mungkin karena terlalu banyak minum, Dong Huiying akhirnya terbangun di tengah-tengah tidurnya untuk buang air kecil. Ketika ia bangun dari tempat tidurnya dan melihat ke lantai sejenak. Ia baru menyadari bila hanya ada Liang Haoming yang tertidur pulas di lantai. Anehnya, Liang Yuening yang seharusnya tidur di sebelahnya sudah tidak ada di tempatnya.     

Ia pun menggaruk kepalanya dengan curiga. Tanpa berpikir terlalu banyak, ia pun merangkak melewati Liang Haoming. Ketika pintu terbuka, ada hembusan angin yang mengarah padanya dan membuatnya mengigil kedinginan.     

"Dingin sekali," Katanya sembari mengusap-usap lengannya. Dong Huiying mulai berjalan keluar, tetapi seketika langkahnya harus dihentikan karena melihat sesuatu. Di sebelah kiri pintu ini, ia melihat seorang pria sedang bersandar di dinding dengan kepala yang terkulai lemas. Saat ini langit masih gelap dan Dong Huiying hanya bisa melihat bayangan pria itu yang melengkung samar-samar.     

Dong Huiying memberanikan diri untuk melihat lebih dekat, 'Hah, Liang Yuening?'     

Ia tertegun dan kemudian berjongkok, "Liang Yuening, bangun?" Ia mendorong bahunya dan bertanya-tanya penyebab orang ini bisa tidur di sini. Padahal angin malam terasa sangat dingin. Lalu, sudah berapa lama Liang Yuening berada di sini?     

Sayangnya Liang Yuening tidak kunjung bangun. Dong Huiying pun hanya menggerutu dan melambai dengan cemas, seolah-olah suaminya yang kelima ini telah tiada. Jika bukan karena Sang Istri menggoyang-goyangkannya dengan cukup cepat, mungkin Liang Yuening tanpa sadar akan menamparnya.     

Saat Liang Yuening membuka mata, tampak sedikit warna putih di matanya. Setelah warna putih ini, Dong Huiying bisa memahami dengan jelas kesadaran Liang Yuening ini. Ya, ia sudah tidur dengan pulas. Caranya tertidur sebenarnya sangat bagus, tidak seperti biasanya yang selalu memiliki wajah yang jahat. Sebaliknya, ia terlihat sedikit kekanak-kanakan dan lucu.     

"Kamu sudah bangun?"     

Dong Huiying mendorong-dorong bahu Liang Yuening lagi namun tidak mendapat respon. Terpaksa, dengan tenaga yang tersisa, Dong Huiying membopong Liang Yuening untuk masuk ke kamar dan menidurkannya di atas tempat tidurnya. Setelah itu ia bergegas menuju toilet untuk buang air kecil.     

Setelah keluar dari toilet, ia benar-benar mengantuk. Ia pun mulai mengambil baskom air dan mulai mencuci muka. Saat selesai mencuci mukanya, ia pun kepikiran tentang makanan yang cocok untuk dimakan saat sarapan nanti.     

Setelah beberapa lama, matahari mulai terbit dengan warna keemasan yang cantik. Liang Haoming yang ada di dalam kamar mulai bangun. Ia berbaring dengan posisi terlentang dengan tangan terlipat di perut, tidak bergerak sama sekali. Tapi setelah bangun, ia membalikkan badannya ke samping dan memandangi ranjang kayu kecil di sebelahnya dengan wajah cemberut.     

Ia berharap bisa melihat Sang Istri yang masih tertidur, tetapi ia justru melihat Liang Yuening yang tertidur pulas disana dan juga mendengkur.     

Hal ini membuat Liang Haoming tertegun dan dengan cepat bangkit untuk cepat-cepat keluar dari kamar.     

Di ruang dapur, Dong Huiying sedang menguleni adonan. Di pagi hari ini, ia memutuskan untuk mengukus beberapa roti kukus. Sebagian besar makanan di jaman ini sederhana, dan tentunya harus lezat. Dong Huiying sangat pandai memasak. Selama ada bahan makanan yang cukup, ia bisa membuat banyak masakan untuk memenuhi meja makannya.     

"Sang Istri?" Panggilan itu terdengar lagi dengan hati-hati.     

"Sudah bangun?" Dong Huiying mengangkat lengannya dan mengusap keringat di wajahnya dengan lengan bajunya. Ketika berbalik, ia melihat Liang Haoming dengan wajah datarnya sedang berdiri di pintu masuk dapur. "Kebetulan airnya tidak cukup, bisakah kamu membantuku mengambil air?"     

Liang Haoming menatapnya dalam-dalam untuk sementara waktu, dan memandangnya dengan seksama dari atas ke bawah. Seketika ia bertanya, "Apa kamu marah?"     

"Ya?"     

"Kau tidak marah, kan?"     

Dong Huiying terkejut dan bingung, kemudian mempertanyakan maksud dari perkataannya, "Kenapa harus marah?" Ia mengedipkan matanya dengan ekspresi cuek dan bertanya-tanya tentang hal yang membuatnya dianggap sedang marah oleh Liang Haoming. Semuanya masih tampak baik-baik saja, kenapa dia harus marah?     

Wajah datar Liang Haoming itu mulai terlihat cemberut dan aneh, "Yuening, sepertinya tidak tidur dengan nyenyak."     

Ya, seharusnya Liang Yuening tidur dengannya di lantai. Namun saat ia melihatnya tidur di tempat tidur Sang Istri pagi ini, ia jadi bertanya-tanya hal yang menyebabkannya tidur di sana. Bila Liang Yuening tidur di tempat tidurnya seperti tadi, bukankah Sang Istri merasa kesal? Liang Haoming masih tidak mengerti, matanya penuh keraguan dan kebingungan.     

Sayangnya, Dong Huiying juga sedikit bingung.     

Dong Huiying paham jika kata-kata yang terucap dari mulut Liang Haoming ini sangat sedikit. Mungkin karena IQnya terlalu rendah hingga selalu kesulitan untuk memahami maksud yang dikatakan oleh Liang Haoming. Jadi, sebenarnya apa yang pria ini maksud dengan kata-katanya itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.