Enam Suami Tampan

Dia Sudah Sadar



Dia Sudah Sadar

1Sejak mendengar jawabannya yang menggantung, Su Lang tidak berpikir bahwa pria seperti Si Tuan ini akan mau bergabung dengan mereka, komplotan bandit dari markas Hei Feng.      0

Su Lang sempat berpikir demikian karena si Tuan ini memiliki karakter yang berbeda dari rekan sesama banditnya.      

Tuan ini memiliki temperamen yang stabil, terlihat bijaksana, dan juga pendiam. Tidak seperti rekan banditnya yang selalu berapi-api dan dipenuhi kebencian di dalam hati.     

Pada awalnya, ia mengajak Si Tuan ini hanya sekedar ingin membalas kebaikannya karena telah menolong dirinya saat itu. Tetapi saat Su Lang sadar bahwa Tuan ini kuat dan jago bela diri, ia mulai berpikir akan sangat bagus baginya jika orang ini mau bergabung dengan komplotannya.     

Suatu hari, Si Tuan ini bisa pergi dari markas Hei Feng dan kembali lagi dengan selamat. Padahal untuk keluar dan masuk markas ini, seseorang harus melalui beberapa pos penjagaan yang ketat. Entah bagaimana ceritanya, pria ini bisa melewati semua itu tanpa ada masalah.     

Jika ingin datang, ia tinggal datang sesuka hatinya. Jika ingin pergi, tidak ada satu orang pun yang bisa menghalanginya.     

"Setelah memikirkannya, sepertinya boleh juga."     

"Boleh juga?"     

Mata Su Lang langsung berbinar cerah dan pipinya merah karena terlalu gembira. "Tuan, apa boleh perkataan itu aku anggap serius? Apakah Anda bersedia membantu dan bergabung bersama kami?"     

Si Tuan mengelus kepala Su Lang, "Ini semua karena aku sedikit mengkhawatirkan dirimu. Ketika kamu dengan berani memimpin komplotan seperti itu, terlalu sering melakukan aksi justru akan menarikmu pada kecerobohan. Hal itu tentu sangat tidak baik untukmu dan para rekanmu. Jadi, kedatanganku kemari hanya untuk menemanimu sembari sesekali memberi nasehat."     

"Tuan, kau benar-benar pria yang bijak! Tapi, bagaimana dengan yang kedua? Aku rasa, kamu pasti memiliki alasan lainnya lagi."     

"Alasan kedua adalah…."     

Tuan itu tersenyum lalu menyesap tehnya dan berkata, "Kamu akan tahu sendiri nantinya, jangan terlalu tergesa-gesa."     

Mendengar hal itu, Su Lang langsung bertepuk tangan dengan gembira dan berkata, "Kemari lah semua, cepat bawa arak dan daging. Ah, ada lagi. Cepat bawa kotak harta bendaku!"     

Beberapa saat kemudian, para bawahan Su Lang berdatangan memenuhi meja bundar itu sembari membawa barang-barang yang diminta oleh Su Lang.     

Su Lang menuangkan segelas arak dan meminumnya lalu membuka salah satu kotak dengan kunci yang sudah ada padanya.     

"Tuan, lihatlah!" Su Lang membuka kotak itu. Di dalamnya langsung terlihat kilauan mutiara, batu giok, emas, perak, dan semua barang berharga lainnya. Benda-benda itu yang memenuhi kotak itu.     

"Dua bulan lalu, aku bersama saudara-saudaraku mengobrak-abrik sebuah karavan orang kaya. Aku rasa kotak ini bisa aku berikan padamu, Tuan. Apalagi setelah kamu menyelamatkanku waktu itu dan langsung pergi, aku selalu menyimpan kotak ini. Selama itu aku menunggumu untuk kembali. Untungnya, Anda kembali, dan kotak harta ini akan aku berikan padamu!"     

Si Tuan itu tampak senang, tetapi ia berusaha menyembunyikannya dan berkata dengan tenang, "Kalau begitu aku akan menerimanya dengan senang hati."     

Si Tuan itu tidak menolak dan justru menerima benda pemberian Su Lang.     

Su Lang tidak tahu bahwa pria yang dipanggilnya 'Tuan' ini memang sengaja datang ke markas Hei Feng untuk mengambil harta mereka.     

"Boss, boss, gawat!"     

Seketika ada suara berisik di luar rumah, wajah Su Lang langsung berubah dingin, "Ada apa hingga kamu panik seperti itu?"     

Lao Ba menjawab, "Sadar, si mungil itu sudah sadar!"     

Pria kecil?     

Su Lang terpana, dan kemudian ingat bahwa ia membawa pulang tiga orang malam ini. Dua diantaranya tinggi, satu pria dan satu perempuan. Anehnya ada juga seorang gadis kecil yang kira-kira berusia sebelas atau dua belas tahun.     

Lao Ba menjawab dengan wajahnya yang pucat, "Dia menghajar orang-orang kita, dan kabur bersama dua temannya itu dengan menunggang kuda!"     

Su Lang menggebrak meja, "Apa!!! Tangkap mereka segera! Dia sudah datang ke markas Hei Feng, jadi kita tidak bisa membiarkannya melarikan diri hidup-hidup!"     

Akibatnya, seluruh orang yang ada di markas jadi panik dan sibuk. Su Lang mengerutkan keningnya. Ia memerintahkan pada bawahannya agar mereka bertiga tidak boleh sampai bisa melarikan diri. Bila tidak, bisa jadi markas Hei Feng ini akan ketahuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.