Enam Suami Tampan

Sang Istri, Kenapa Kamu Ada Disini?



Sang Istri, Kenapa Kamu Ada Disini?

0Feng Xue yang mengetahui perempuan yang menunggu di luar Tian Qinglou langsung keluar dengan tergesa-gesa. Ia pun segera melupakan julukannya sebagai Feng Xue dan kembali bersikap layaknya seseorang yang bernama Liang Shujun.      2

Ia bergegas ke sebuah ruangan, mengenakan selembar kain kasar, dan kemudian bergegas menuruni tangga.     

Di luar Tian Qinglou, Dong Huiying membawa keranjang kecil yang jelek.     

Melihat seseorang terengah-engah, ia mengerutkan kening.     

Feng Xue ragu-ragu sebentar, lalu bertanya dengan suara rendah, "Sang Istri, mengapa kamu ada di sini?"     

Ya, saat ini Feng Xue sangat gugup.     

Dong Huiying bertanya, "Apakah kamu terluka lagi?"     

Kata 'lagi' digunakan Dong Huiying karena Liang Shujun pernah hampir mati karena luka di hutan dahulu. Ia takut jika ia mengalami luka yang sama baru-baru ini.     

Saat itu cederanya memang sangat serius sehingga Dong Huiying merawatnya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Liang Shujun sepenuhnya sembuh.     

Liang Shujun yang mengetahui perkiraannya benar mengenai identitas orang yang menunggunya, ia langsung terkejut.      

"Sang istri sudah pergi ke rumah rupanya?"     

Ia tiba-tiba teringat baju penuh darah yang dikenakannya kemarin malam. Kalau tidak, bagaimana Sang Istri bisa tahu kalau Liang Shujun sedang terluka?     

Tapi ia masih juga kaget. Tanpa diduga, Dong Huiying langsung pergi ke Tian Qinglou untuk menemui dirinya secara langsung.     

Dong Huiying mengangguk, "Aku sudah pergi ke sana." Ia pun mengerutkan kening lagi dan memikirkannya, "Apa kamu masih ada hal lain yang harus dilakukan? Jika tidak ada, ayo ikut aku pulang. Aku akan mengobati lukamu dulu dan memeriksanya."     

*****     

Liang Shujun dan Dong Huiying pergi bersama, dan seseorang melapor kepada Gao Langjun.     

Gao Langjun tampak terkejut setelah mendengarnya.     

"Apa maksudmu? Gadis dua belas tahun di lantai bawah ternyata adalah istri Feng Xue?"     

"Itu benar. Para penjaga itu sepertinya takut pada gadis itu ketika mereka melihat Feng Xue bersamanya, dan mereka tampak seperti burung puyuh kecil di depan gadis itu."     

Gao Langjun menggosok jari telunjuk dan jari tengahnya dengan ibu jarinya. Ia memikirkannya untuk waktu yang lama, dan kemudian berkata, "Kamu cepat selidiki hal itu, aku ingin tahu di mana Feng Xue tinggal."     

"Baik!"     

*****     

Ketika sudah tiba di rumah sewaan di kota, Dong Huiying mendesak Liang Shujun untuk cepat melepaskan pakaiannya.     

Liang Shujun sedikit tidak nyaman dan merasa tidak berdaya dengan permintaan Sang Istri.     

"Sang Istri, aku sungguh baik-baik saja. Meskipun ada banyak darah, tapi itu hanya cedera kecil."     

Dong Huiying berhenti, tiba-tiba ia memahami maksud Liang Shujun yang bersikap seeprti ini.     

"Kamu…"     

Ia bertanya dengan sedikit kebimbangan, "Apakah kamu malu padaku?"     

Liang Shujun terdiam sejenak mendengar pertanyaan Sang Istri.     

Dong Huiying pun tahu perkataannya benar saat melihat sikap Liang Shujun. Ia pun mengerutkan alisnya dan benar-benar tidak tahu harus menangis atau tertawa.     

"Menurutmu untuk apa aku berkata begitu?"      

Dong Huiying sebenarnya belum pernah melihat tubuh suaminya ini.     

Liang Shujun benar-benar pemalu. Ia malu pada Sang Istri yang ingin memeriksa badannya.     

Dong Huiying jadi ingat hari itu, hari saat ia bertarung dengan sengit di gunung dan terluka parah. Sang Istri langsung menjahit lukanya dengan jarum dan mengobatinya secara rutin. Ia juga memeriksa lukanya beberapa kali selama masa penyembuhan.     

Namun setelah semua itu, Liang Shujun masih saja malu. Setelah beberapa lama, Liang Shujun pun tersipu dan bersedia melepas jaketnya.     

Ya, ada banyak bekas luka bersilang di punggungnya. Semua yang pernah dilihat Dong Huiying sebelumnya, dan setiap bekas luka itu adalah bukti tindak kekerasan Dong Dabao.     

Ia pun menghela napas ketika melihat kembali ke punggungnya yang menyedihkan.     

Sepertinya Dong Huiying harus meluangkan waktu untuk membuat salep yang dapat menghilangkan bekas luka ini. Apalagi setiap kali melihat bekas luka pada keluarga Liang, ia merasa sedikit tidak nyaman.     

Sekarang, di atas bekas luka yang lama, ada beberapa luka pisau baru.     

Luka pisau ditutupi dengan perban berdarah.     

Ketika menyentuh tubuh Liang Shujun, Dong Huiying dengan lembut membuka perbannya seolah-olah takut menyakitinya.     

Dong Huiying pun mulai bisa merasakan jari-jari dinginnya menyentuh kulit punggung Liang Shujun dengan lembut, tubuhnya terlihat sedikit kekar.     

Meskipun diam, tapi wajah putih Liang Shujun tetap mempesona. Sekarang, ia seperti udang yang sedang direbus dan jadi kemerah-merahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.