Enam Suami Tampan

Masa Lalu Liang Shujun



Masa Lalu Liang Shujun

0Dari kemarahan Liang Shujun ini, sudah jelas bahwa ia tidak mau mengingat masa lalunya. Namun, saat ia bertemu perempuan ini, seolah perempuan ini membawanya kembali pada masa lalunya yang kelam itu. Tidak hanya itu, bahkan mungkin semua nasib sialnya adalah karena pertemuannya dengan He Su.     
0

Liang Shujun mulai mengingat kejadian satu tahun yang lalu. Rasa sakit dan penderitaan pun perlahan mulai muncul di dalam hatinya. Ia memperhatikan He Su yang mulai lemas dengan senyum diwajahnya.     

Kepahitan dan pergolakan di batinnya seolah tidak terlihat sama sekali karena senyum indah dan ceria tersungging di wajah tampan Liang Shujun.     

Tapi, tangan yang mencekik He Su itu memang terasa semakin lama mencekik dengan semakin kuat.     

Meski dalam keadaan yang mencekam ini, perasaan hati Liang Shujun terbersit sebuah rasa puas. Perasaan ingin membalas dendam ini ternyata rasanya tidak buruk juga.     

Lagi pula, perempuan yang berdiri di hadapannya ini telah memanipulasi hidup dan mati orang lain sesuka hatinya. Perempuan ini juga seolah sedang membuat mainan pasukan semut dan memaksa mereka untuk pergi ke manapun sesuka hatinya, termasuk untuk kejadian hari ini.     

Liang Shujun juga cukup sadar diri bahwa dirinya sudah berusaha dengan keras untuk menahan diri. Namun hari ini, sepertinya sudah tiba waktunya untuk orang yang dibencinya ini mati di tangannya.     

*****     

Ketika masih kecil, Liang Shujun pernah mendengar bisik-bisik tetangga.     

Di desa tempat tinggalnya, belum pernah ada yang yang terlahir kembar. Secara kebetulan, Liang Shuyu dan Liang Shujun terlahir sebagai anak kembar.     

Mereka lahir dengan berat badan yang berbeda, Liang Shujun memiliki berat hampir 4 kg, sementara Liang Shuyu hanya 2 kg lebih berat darinya.     

Penduduk desa mengatakan bahwa Liang Shujun adalah keturunan hantu karena telah mencuri berat badan milik Liang Shuyu dan bahkan hampir membuatnya mati ketika lahir. Penduduk desa juga berkata bahwa kelahiran mereka membawa kesialan bagi keluarga Liang.     

Benar saja, beberapa waktu berlalu dan bencana alam mulai menerjang penduduk desa ini. Gunung yang rimbun telah mengalami kekeringan, bencana banjir pun menerjang dengan hebat, dan mulai muncul wabah penyakit. Beberapa saat kemudian ayah mereka meninggal, dan ibu mereka menjadi lumpuh. Akhirnya kakak tertua berperan sebagai ayah, ibu, sekaligus kakak bagi adik-adiknya.     

Kakak tertua pernah menasehatinya agar tidak terlalu memikirkan perkataan orang. Liang Shuyu memang sudah sakit-sakitan sejak lahir dan itu bukanlah kesalahan Liang Shujun.     

Tapi, tidak ada yang tahu bahwa sebuah gosip buruk bisa sangat berpengaruh bagi perkembangan mental anak-anak.     

Terbukti, Liang Shujun pun memikirkan hal ini. Ia pun merasa terbebani dengan desas-desus tersebut.     

Karena kakak kedua jadi sakit-sakitan karenanya, Liang Shujun berpikir bila dirinya harus bertanggung jawab untuk itu dan juga membantu kakaknya agar bisa sembuh dari penyakitnya.     

Jadi sejak masih kecil, bahkan ketika Liang Haoming masih hobi bermain lumpur, Liang Shujun sudah mengekor kemanapun kakak tertuanya pergi untuk membantunya bekerja.     

Bahkan sebelum usianya 15 tahun, ia sudah membantu kakak tertua untuk berburu di pegunungan. Ketika Liang Shujun berusia 15 tahun, ia mulai bisa mengabaikan tentang gosip itu dan bahkan tidak terlalu peduli dengan harga dirinya sendiri.     

Awalnya ia merasa kelelahan, apalagi dengan mengikuti beberapa perempuan kuat darinya dan memiliki suara nyaring untuk membawa karung pasir. Liang Shujun sudah banyak melakukan semua pekerjaan yang berat.     

Kemudian saat sudah bisa menabung, ia pun menyewa sebuah toko dan memulai bisnis kecil-kecilan, dan perjalanan bisnisnya tidak terlalu buruk.     

Namun pernah suatu kali ia pergi terburu-buru dan lupa membawa topi hanya karena tidak ada beras lagi di rumah. Ia pun pergi ke toko penjual beras secara polos dan terburu-buru.     

Ah, kejadian ini sungguh membuatnya menyesal. Andai Liang Shujun ingat untuk memakai topinya, mungkin ia tidak akan semalu ini saat pergi ke toko beras milik Keluarga He.      

Andai Liang Shujun tidak terlalu khawatir dengan beras pun, dirinya juga akan mencari toko beras lain selain toko Keluarga He yang dekat dengan rumahnya.      

Andai ia tidak ditakdirkan seperti ini, maka semua perasaan yang dipendamnya ini tidak akan menumpuk dalam hatinya.     

Saat itu ia bertemu dengan He Su untuk pertama kalinya, He Su pun juga tampak jatuh hati padanya.     

Namun He Su terbiasa bersikap sombong dan suka mendominasi hal apapun yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Sayangnya, hal ini termasuk ketika ia mendekati Liang Shujun. Nyatanya, Liang Shujun tidak pernah tertarik pada He Su. Dalam mata Liang Shujun, ia merasa bahwa dirinya tidak akan menjadi pasangan yang serasi dengan He Su dan tidak akan pernah cocok dengannya.      

Akan tetapi, perasaan Liang Shujun berbeda dengan pikiran He Su. Dengan semua yang dimiliki He Su, ia merasa bisa memilih semua pria yang dianggapnya cocok dengannya.     

Dengan demikian, He Su pun tidak memperdulikan perasaan orang yang disukainya ini.     

Awalnya, He Su sangat baik pada Liang Shujun. Tetapi saat ia mulai merasakan penolakan dari Liang Shujun, He Su mulai mengacau dan memaksakan perasaannya pada Liang Shujun. Parahnya, bisnis Liang Shujun pun dihancurkan oleh He Su.     

Pada saat itu Liang Shuyu tiba-tiba muntah darah dan koma. Liang Shujun tahu bahwa saudaranya ini sangat membutuhkan ginseng dengan kualitas terbaik untuk menyelamatkan hidupnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.