Enam Suami Tampan

Liang Yixuan Takut Dengan Tatapan Matanya



Liang Yixuan Takut Dengan Tatapan Matanya

0Liang Yixuan takut dengan tatapan mata Lao Si. Ia pun bertanya sembari meletakkan masakannya di atas meja, "Kakak, kamu kenapa?"     
0

Mata Lao Si tertuju padanya. "Bukan apa-apa." Wajahnya datar dan menepuk debu yang tidak ada di bahunya.     

"Kakak mau pergi kemana?"     

Melihat Lao Si berjalan keluar membuat Liang Yixuan lebih bingung lagi. Biasanya mereka makan dua kali sehari, bahkan terkadang makan malamnya sangat larut. Sekarang, saat ada Sang Istri di rumah, mereka bisa makan sehari sebanyak tiga kali dan jam makannya juga tepat waktu. Sekarang, ketika Sang Istri tidak dirumah, Liang Yixuan merasa ada sesuatu yang hilang.     

Lao Si menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah Liang Yixuan.     

"Ada urusan."     

Lao Si melangkahkan kakinya, lalu berhenti lagi.     

"Aku akan pergi selama beberapa hari, jadi rawatlah Lao Er."     

Liang Yixuan berkata, "Makan dulu baru pergi, Kak?"     

Liang Haoming melirik ke arah tumis sayuran yang baru saja keluar dari penggorengan, "Tidak perlu." Ya, ia sedang tidak nafsu makan.     

Liang Yixuan yang mendengar hal itu hanya diam sambil menatapnya dengan bingung.     

Kenapa Lao Si seperti itu?     

"Kakak, pulanglah lebih awal!"     

"Iya." Jawab Liang Haoming seadanya.     

Setelah Liang Haoming pergi, Liang Shujun meregangkan pinggangnya dengan malas. Ia pun bersandar dengan malas ke kusen pintu. Matanya tampaknya mengalirkan air yang mengalir, ekspresinya menarik dan sembrono. Walau demikian, ia merasa sedikit sinis.     

"Yixuan," Liang Shujun mengangkat tangannya ke arah Liang Yixuan, "Kamu masih punya kakak-kakakmu yang lain ketika Lao Si tidak bahagia seperti itu. Ayo, kita makan bersama."     

Liang Yixuan menggodanya, "Kakak, aku ingat Sang Istri pernah berkata bahwa kamu sudah sembuh."     

Mata Liang Shujun melebar tiba-tiba, "Bagaimana mungkin? Aku telah mematahkan tulangku selama seratus hari, perutku robek, dan ususku hampir mengalir keluar dari perutku. Aku benar-benar terluka."     

Liang Yixuan tertawa, "Ucapanmu sungguh buruk, Kak."     

Liang Yixuan pun memegang lengan Liang Shujun, dan kakaknya ini pun menatap langit tanpa mengetahui sesuatu yang diingatnya, dan tiba-tiba memanggil, "Yixuan!"     

"Iya?"     

"Kamu tahu tentang kondisi tubuh kakak kedua, kan? Ingatlah apa saja yang perlu dilakukan, nanti ayo kita merawatnya bersama-sama."     

Liang Yixuan terdiam beberapa saat, "Aku mengerti."     

Liang Shujun menatapnya dan menghela napas dalam diam.     

Ya, membutuhkan banyak uang untuk bisa menyembuhkan Liang Shuyu. Kakak Tertua dan Kakak Keempat keluar untuk mencari uang. Mereka berdua sendiri berada dirumah karena masih belum pulih total dan sedang dalam masa penyembuhan. Namun memang tidak ada alasan untuk bermalas-malasan di rumah. Tapi, apa Liang Yixuan sungguh dalam kondisi baik-baik saja?     

Liang Yixuan membantu Liang Shujun duduk dan menyiapkan peralatan makan untuknya.     

Sambil memikirkan Lao Si yang belum makan, ia merasa sedikit tertekan.     

"Kakak, apa menurutmu aku terlalu tidak berguna, ya?"     

Dari kecil hingga sebesar ini, kakak-kakaknya lah yang selalu merawat rumah dan berjuang untuk keluarga, sementara Liang Yixuan selalu berada di rumah. Awalnya, pekerjaan rumah selalu dilakukan sendiri, tetapi sekarang, dirinya semakin tidak berguna.     

Hidangan yang dibuatnya bahkan lebih buruk dari buatan Sang Istri.     

Mata Liang Shujun tersentak, ia mencubit dagu Liang Yixuan dan memaksanya untuk melihat dirinya sendiri.     

"Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?"     

Liang Shujun tampak sangat serius, "Lain kali, jangan bicara seperti itu lagi!"     

Liang Yixuan sedikit tidak nyaman dan ingin memutar wajahnya, tetapi Liang Shujun menghentikannya.     

Ekspresi Liang Shujun sangat serius, "Yixuan, dengar! Tidak ada orang yang tidak berguna di dunia ini!"     

Liang Yixuan tidak berdaya, "Aku tahu, kamu pasti juga memikirkan banyak hal ya, Kak."     

Liang Shujun menatapnya lagi untuk waktu yang lama, dan kemudian melepaskan tangannya dan memakan makanannya sendiri dengan tenang.     

Selesai makan siang, Liang Shujun kembali ke kamarnya.     

Sebaliknya, Liang Yixuan langsung menjaga Liang Shuyu ketika di sore hari. Beberapa saat kemudian, ia mendengar teriakan yang mengejutkan dari Nyonya Gao. Ketika Liang Yixuan keluar, ia melihat Liang Yuening menyeret babi hutan yang sangat besar sambil terengah-engah.     

Liang Yixuan terkejut.     

"Kakak ke lima?"     

Liang Yuening buru-buru berkata, "Yixuan, aku masih ada urusan lain. Aku pergi dulu. Mintalah Bibi Lin untuk menjual daging babi hutan ini. Aku perlu pergi ke gunung lagi!"     

Kemudian, Liang Yuening bergegas pergi tanpa bisa dihentikan.     

Liang Yixuan pun heran melihat.     

Liang Yuening berkata tanpa kalimat pembuka dan penutup. Ia bahkan langsung pergi begitu saja?     

Pertanyaannya adalah, bukankah Liang Yuening pergi ke gunung bersama Sang istri? Lalu kenapa turun sendirian?     

Sungguh sikapnya ini sangat terburu-buru seakan sedang mengejar sesuatu.      

Kejadian hari ini sungguh sangat membingungkan, bahkan sikap kedua kakaknya, Liang Yuening dan Liang Haoming.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.