Enam Suami Tampan

Hanya Ingin Menghilangkan Trauma



Hanya Ingin Menghilangkan Trauma

0"Aku…" Ya, ia hanya ingin menghilangkan traumanya!      2

Angin dan hujan di luar semakin besar, sepertinya tidak bisa berhenti untuk waktu yang singkat.     

Dong Huiying memandang Dokter Xiao dengan cemberut, bisakah ia mengatakan jika dirinya sudah dewasa? Jelas-jelas tinggi badannya yang 164 sentimeter itu tidak buruk, tidak seperti anak kecil, dan lagi sekarang kulitnya putih mulus. Jika ini di dunianya yang sesungguhnya, tubuh kecil seperti ini adalah idaman semua orang dan bahkan menjadi standar kecantikan perempuan pada umumnya. Tetapi di sini, mengapa sering dianggap sebagai anak kecil?     

Dong Huiying memilih diam saja.     

Tapi, ketika ia terpikir tentang penampilan para perempuan pada dinasti ini, tiba-tiba dirinya merasa bahagia.     

Ia lebih merasa bahagia menjadi perempuan mungil seperti ini daripada harus memiliki tubuh yang tinggi dan kuat, itu benar-benar mengerikan.     

Dokter Xiao memandang Dong Huiying dan tersenyum. Karena tidak mendapatkan jawaban darinya, Dokter Xiao tidak lagi melanjutkan pertanyaannya dan hanya diam.     

Hujan turun dengan deras semalaman dan baru berhenti keesokan harinya.     

Dong Huiying terus mencari tumbuhan obat di sekitar gua tempatnya berteduh kemarin dan dokter Xiao terus memandanginya. Dalam hati dokter Xiao bertanya-tanya, kenapa ada orang tua yang membiarkan anaknya berkeliaran di gunung seorang diri begini?     

Ia ragu-ragu sejenak lalu mulai mengikutinya.     

Dong Huiying masih terdiam dan fokus pada tujuannya. Dong huiying hanya bisa mendesah ketika sadar bahwa ada orang yang sedang mengikutinya.     

Ketika ia baru saja berhasil menghentikan Liang Yuening untuk mengikutinya, muncul pria baru lagi yang entah alasannya malah mengikutinya terus dari tadi.     

Apa Dong Huiying ditakdirkan untuk selalu diikuti oleh orang lain?     

*****     

Setelah hujan sejak semalaman, esoknya Dong Huiying memetik buah-buahan liar di sepanjang jalan. Buah-buahan ini tidak beracun, tetapi buahnya sangat hijau, asam dan pahit.     

Dokter Xiao terus menatap Dong Huiying yang bergerak dengan lincah dari kejauhan sembari memeriksa setiap tumbuhan yang dilewatinya. Awalnya ia mengira bahwa Dong Huiying adalah gadis kecil yang lemah dan polos, tapi begitu melihatnya menarik pisau dan memotong burung, dokter Xiao langsung terdiam dan terkejut….     

'Bagaimana bisa anak-anak melakukan hal itu? Sejak kapan ada anak sekuat itu dan bahkan berani naik ke gunung sendirian? Melihat hal ini, sepertinya gadis kecil ini sudah cukup terlatih.' Pikir dokter Xiao dengan penuh keheranan.     

Dong Huiying berjongkok di tepi sungai dan membersihkan bulu burung itu menggunakan air sungai yang mengalir. Sebelum naik gunung, ia berpikir bahwa dirinya akan tinggal di gunung selama beberapa hari. Jadi, ia membawa banyak bumbu, seperti garam, merica, beberapa alat masak dan semuanya sangat lengkap.     

Dong Huiying mulai mengeluarkan isi perut burung itu dan memasukkan bumbu-bumbu masak yang tepat, lalu melapisi bagian luarnya dengan bumbu juga dan mulai memanggang.     

Kemampuan memanggang Dong Huiying lebih bagus dari pada Liang Haoming, dalam beberapa saat, aroma harum dari daging panggang mulai tercium.     

Dokter Xiao menelan ludah dengan miris ketika mencium harum aroma burung panggang. Ia pun menatap Dong Huiying dan "ehm!!" Lebih tepatnya memandang ke arah burung panggang yang membuatnya lapar itu hingga air liurnya terus menetes.     

Setelah sekian lama.     

'Hem, aromanya… benar-benar harum." Dong Huiying mengangkat burung panggang itu dari atas api dan mencium aromanya terlebih dahulu. Ia pun mengambil secuil dagingnya.     

 Dagingnya sangat empuk dan mengeluarkan sari daging berwarna keemasan, aroma dagingnya yang harum membuat jari-jarinya tidak sabar untuk segera merobek-robek dagingnya.     

Tiba-tiba, ia mendengar ada langkah kaki mendekat.     

Dong Huiying tersenyum dan berkata, "Hei, Tuan Cendekiawan?" Ya, Dong Huiying masih tidak tahu nama orang itu, jadi ia dengan asal memanggilnya dengan nama Tuan Cendekiawan.     

Ia pun menoleh ke arah dokter Xiao sembari menggoyang-goyangkan burung panggangnya dan bertanya, "Apa kau mau?"     

Mata dokter Xiao menatap lurus ke arah burung panggang itu dan ia tanpa sadar menganggukkan kepala. Setelah itu dokter Xiao tidak lagi bisa menutupi ekspresi wajahnya yang kelaparan itu.     

Ya Tuhan, ini bukan hal yang bagus. Ekspresi wajahnya agak menakutkan.     

Tapi... tapi... tapi, aromanya sangat harum, sepertinya sangat enak.     

Dokter Xiao benar-benar tidak bisa menahan diri lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.