Enam Suami Tampan

Semua Kubis Telah Dimakan oleh Babi



Semua Kubis Telah Dimakan oleh Babi

0Liang Shujun selalu terlihat canggung, mungkin karena ia sedang tidak sehat. Namun, ia bisa menjadi sangat jantan ketika ada sesuatu yang serius. Ia memang orang yang bersikap dengan sangat efisien.      
0

Setelah Dong Huiying mengemukakan pendapatnya, Liang Shujun bahkan tidak ikut makan malam. Ia memilih untuk keluar dengan membawa alat musik pipa, yang merupakan alat musik khas Tiongkok kuno.     

Liang bersaudara, mereka semua punya banyak keahlian. Lao San adalah seorang pria muda yang ceria dan punya suara yang merdu. Ia adalah seorang penyanyi opera dan memiliki reputasi yang baik di kota. Banyak wanita, baik tua maupun muda, menghabiskan banyak uang untuknya.      

Sayangnya, saat mengetahui bahwa Lao San sudah beristri, banyak orang yang sangat menyesalinya. Pria seperti ini biasanya sudah didahului oleh orang lain. Ya, sama seperti halnya semua kubis telah dimakan oleh babi!     

Dong Dabao lah babi yang menghabiskan semua kubis itu!     

Sejak pergi, Liang Shujun tidak pulang semalaman. Justru dengan situasi yang seperti itu, Dong Huiying merasa sangat senang. Dibandingkan tinggal di kamar yang sama dengan keluarga Liang, ia lebih nyaman saat sendirian seperti ini.     

Setelah semalam Dong Huiying tidur nyenyak, keesokan harinya ia mendengar suara kucing. Ia berjalan keluar rumah dengan rambut yang masih berantakan seperti kandang ayam, ia melihat keluar pintu halaman. Ia melihat ada seseorang sedang berjongkok di tanah sambil memunggunginya.     

Ternyata ia adalah Liang Haoming, saat itu ia sedang menunduk dan memandang seekor anak kucing yang kotor. Anak kucing adalah jenis kucing rumahan yang paling umum dijumpai, tapi ketika melihat rupanya, kelihatannya ia adalah kucing liar yang tidak dipelihara orang. Anak kucing itu menggosok telapak tangan Liang Haoming yang kasar dengan kepala kecilnya yang polos. Dari interaksi Liang Haoming dan anak kucing ini, mereka kelihatannya sangat akrab, setidaknya adegan itu sangat menyentuh.     

Dong Huiying hanya bisa melirik Liang Haoming. Anak keempat keluarga Liang ini, seperti biasa, memiliki wajah seperti yang pucat dan ekspresi wajahnya selalu tampak datar. Namun, entah bagaimana, Dong Huiying seakan-akan melihat kelembutan dari wajah pria itu.     

Saat tersadar, Liang Haoming menoleh dan menatap Dong Huiying. Mereka berdua saling berpandangan.     

"Sang Istri!"     

Saat itu Liang Haoming berusaha agar tetap terlihat tenang, kemudian ia berdiri tapi tidak melangkah. Ia menghalangi jalan anak kucing yang baru lahir itu     

"Umm..." Dong Huiying merasa sedikit malu. Ia mengangguk kepada Liang Haoming dan menyapanya, "Mana Liang Shujun? Apakah dia belum kembali?"     

Dalam situasi yang seperti ini, Dong Huiying tidak bisa berkata-kata, lebih tepatnya tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Namun, jika ia diam saja, ia akan menjadi lebih tidak nyaman. Jadi, ia tak punya pilihan lain selain bicara.     

"Kakak Ketiga?" Liang Haoming menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kata-katanya "Aku tidak melihatnya."     

"Oh!" Liang Haoming hanya menjawab singkat.     

Setelah itu, suasana pun menjadi hening.     

*******     

Beberapa waktu telah berlalu, Dong Huiying baru selesai mencuci wajahnya. Selama ini, Haoming merasa sangat lega. Ia menghela napas panjang dan memberikan isyarat tangan kepada anak kucing itu. Anak kucing itu bahkan sangat mengerti dengan isyarat yang diberikan oleh Haoming. Ia memiringkan kepalanya dan menatap Dong Huiying, kemudian dengan cepat si anak kucing menyelinap pergi.     

Setelah beberapa saat, Dong Huiying merasa bahwa ia telah kembali. Kini ia merasa lapar, sebenarnya sejak pagi ia berencana untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.     

Semalam, Liang Shujun memasak mie dan masih tersisa sedikit. Dong Huiying memanaskan mie tersebut untuk menyelesaikan masalah perutnya. Anehnya, Liang Haoming masih menatap Dong Huiying terus menerus.      

Ya, meskipun jarak mereka berdua tidak berdekatan, tapi Dong Huiying bisa merasakan bahwa tatapan mata Liang Haoming selalu tertuju kepada dirinya. Perasaan itu benar-benar membuatnya tidak nyaman.     

"Apa yang ingin dia lakukan? Apa ia ingin mengatakan sesuatu?" Pikirnya.     

Dong Huiying tidak ingin bertengkar lagi, ia tidak ingin terjadi pertikaian sengit seperti yang dialami Liang Yuening. Dong Huiying mengira bahwa akan jauh lebih mudah untuk menghadapi Liang Haoming, namun ternyata jauh lebih sulit, apalagi badannya yang tinggi dan besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.