Enam Suami Tampan

Karena Kelihatannya Mahal



Karena Kelihatannya Mahal

0Dong Huiying membawa beberapa koin tembaga di dalam sakunya. Kemarin, Shujun memaksanya untuk membawanya.      
0

Sebenarnya, Dong Huiying merasa tidak tega. Namun, apa yang ia makan selama ini berasal dari keluarga Liang, dan dia punya rasa kemanusiaan. Bagaimanapun juga, ia tetap memiliki utang yang harus dibayar, jika tidak mungkin hatinya akan merasa tidak tenang. Lagipula, tidak mudah bagi seseorang untuk menghasilkan uang.     

Di masa depan, ia pasti akan menebus hutang itu ratusan kali lipat. Ini adalah prinsip dan kepercayaan yang selalu dipegang teguh oleh Dong Huiying.     

Ketika di jalan, Dong Huiying mendapat berita bahwa keadaan di kota itu masih sangat makmur. Di sana terdapat banyak toko di sisi kiri dan kanan jalan.     

Kebanyakan toko yang ada di sana menjual daging rebus, barang dan makanan kering, serta aneka makanan. Selain itu di sana juga ada toko barang-barang keperluan sehari-hari dan juga toko pakaian.     

Jika digambarkan secara khusus, tempat kuno ini mengingatkan Dong Huiying pada beberapa kota kuno yang menampilkan tempat-tempat indah. Bangunan-bangunan di kota ini sebagian besar didominasi oleh dinding yang berwarna abu-abu dan ubin yang berwarna hitam.      

Orang-orang yang ada di sana masih mengenakan pakaian kuno, hampir semua pria mengenakan topi untuk menutup wajah mereka. Para wanita yang ada di sana memiliki tubuh tinggi besar. Mereka berjalan seperti seekor kuda yang perkasa. Sedangkan Dong Huiying lebih mirip seorang turis.     

Ketika tiba di suatu tempat, Dong Huiying berhenti di lapak seorang pedagang kecil. Ia melihat benda-benda seperti gelang dan manset kayu, dan tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang sedang memohon di sampingnya, "Nyonya Sun, kumohon, ini hanyalah sepucuk surat! Di rumah ada urusan mendesak, aku harus memberitahu istriku secepatnya!"      

Dong Huiying menoleh ke samping dan melihat seorang wanita paruh baya sedang duduk di sebuah bangku. Di hadapannya ada sebuah kain yang ditegakkan. Di kain itu bertuliskan Jasa Ahli Penulisan Surat..     

Mata wanita paruh baya itu terlihat kejam. Ia duduk di bangku dan menghancurkan biji-bijian. Pria yang ada di hadapannya terlihat kurus dan mengenakan pakaian yang berwarna putih, pada umumnya pakaian yang berwarna putih digunakan ketika sedang dalam suasana berkabung. Pria itu mengenakan topi hitam dikepalanya. Suaranya terdengar jernih seperti tetesan air, sehingga membuat siapa saja yang mendengarnya merasa tersentuh.     

"Pergi sana!" wanita itu mengibaskan tangannya dengan tidak sabar.     

"Kau kira aku tidak mau hidup? Kau tak punya perak tapi masih menginginkan aku melakukan banyak hal? Yang benar saja!"     

"Nyonya Sun …" Pria itu memohon lagi, tapi wanita paruh baya itu menendangnya dengan sombong.     

"Menyingkirlah! Kau mengganggu bisnisku!"     

Melihat tindakan wanita paruh baya itu kepada pria yang ada di depannya, Dong Huiying langsung mengernyitkan alisnya.     

Wanita paruh baya bernama Nyonya Sun itu menendang pria di hadapannya hingga terhuyung-huyung lalu terjatuh di depan Dong Huiying.     

Dong Huiying spontan membantunya berdiri, tapi pria itu buru-buru menghindarinya dan memandangnya seolah ia melihat binatang buas, "Nona … kau? Ini tidak pantas."      

Pria itu menatap Dong Huiying dengan curiga, karena tubuh Dong Huiying yang mungil sehingga pria itu tidak bisa memperkirakan usia dong Huiying saat ini.      

Pria itu menganggap bahwa Dong Huiying adalah gadis yang masih belum cukup umur. Saat ini tinggi badannya kurang lebih sekitar 160 sentimeter.      

Pada Dinasti Yuan, usia Dong Huiying diperkirakan masih sebelas atau dua belas tahun, atau sedikit lebih tua. Tapi pada usianya saat ini usia Dong Huiying termasuk masih sangat muda.     

"Ah, tidak apa-apa."     

Pria itu menundukkan wajahnya. Karena ia memakai topi, Dong Huiying pun tidak bisa melihat ekspresi wajahnya. Pria paruh baya itu pun melirik wanita paruh baya yang memiliki bisnis penulisan surat itu, dan menghela napas panjang. Kemudian ia segera pergi.     

Dong Huiying memandang punggung pria itu. Saat ia hendak berbalik, tiba-tiba ia melihat batu giok di samping kakinya. Tekstur batu giok itu bagus, sepertinya batu giok itu harganya sangat mahal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.