Enam Suami Tampan

Tawa yang Mengerikan



Tawa yang Mengerikan

0Dong Huiying membeku selama beberapa saat.     
0

Liang Yuening meneruskan kata-katanya, "Tidak hanya berhenti disitu, masih ada Kakak Keempat! Kau bisa lihat sendiri? Luka di pipi kanannya, atau jangan-jangan kau juga sudah melupakannya, bagaimana luka itu bisa membekas padanya? Hari itu Kakak Keempat melompat ke dalam api besar demi menyelamatkanku. Akibatnya api besar itu telah membakar kulit wajahnya, tapi ini hanya sebagian kecil, kau lihat!"     

Liang Yuening membuka kancing bajunya, memperlihatkan bekas luka yang terlihat buruk dan menakutkan. Luka itu tampak berselang seling di tubuhnya.     

Kemudian ia tertawa lebar, "Setelah insiden kebakaran itu, aku harus terbaring selama tiga bulan lamanya. Tubuhku sendiri, hampir 60% kulit di sekujur tubuhku mengalami luka bakar serius. Semua bekas luka itu tertutup oleh pakaian ini, malah biasanya masih bisa terlihat saat aku melakukan kegiatan sehari-hariku."     

Liang Yuening pun kembali mengungkit keadaan Kakak Keempat, "Tapi yang terjadi pada Kakak Keempat, demi menolongku dia bahkan harus menderita lebih sengsara daripada aku. Saat itu ketika kami berdua melarikan diri dari kobaran api, rupa kakak keempat hampir tidak menyerupai manusia. Dia tidak hanya terbakar lebih dari pada aku, tapi luka bakar yang dialaminya sedikitpun juga tidak lebih sedikit daripada lukaku! Karena dia seorang kakak yang terus berusaha melindungi adik laki-lakinya selama dalam kobaran api itu!"     

Liang Yuening mengambil napas dalam-dalam, seolah-olah berpikir yang dikatakannya itu belum cukup menarik. Kemudian Liang Yuening menambahkan, "Lao San, dia adalah Kakak Ketigaku, dia sering dipukuli, di balik pakaiannya akan terlihat tubuhnya yang dipenuhi dengan luka memar biru dan kehitaman. Bahkan luka lamanya juga belum sembuh, namun luka baru datang lagi dan terus seperti itu darimu. Beberapa hari yang lalu aku masih melihat luka di punggungnya masih bernanah."      

Liang Yuening pun mulai memberi tahu Dong Huiying mengenai penyakit atau rasa sakit yang dialami keenam saudara Liang, "Sedangkan Kakak Kedua, kesehatannya tidak baik, sejak kecil ia lemah dan sering sakit-sakitan. Kamu selalu menganggap kakak kedua tidak berguna. Parahnya, suatu ketika kamu membawa Kakak Kedua naik gunung. Saat itu sedang musim dingin, kamu malah meninggalkan kakak kedua di tengah gunung dan membiarkannya berjuang hidup seorang diri. Namun aku rasa akal sehatmu pasti juga paham betul dalam kondisi kesehatan Kakak Kedua yang tidak baik seperti itu, bahkan orang yang tubuhnya sehat pun tidak akan bisa bertahan lama di kondisi pegunungan seperti itu."     

"Setelah kau turun dari gunung, kau malah terlihat tanpa rasa bersalah sedikitpun masih bisa pergi ke rumah judi untuk bermain judi dan minum hingga mabuk. Untungnya beberapa saudaraku, bahkan Liang Yixuan yang kakinya cacat pun bergerak keluar. Dalam kondisi gunung es yang tertutup salju kami mencari sepanjang malam. Setelah beberapa lama barulah kami sudah menemukan tubuhnya yang sudah kaku dan membeku di sebuah lubang yang dibuat oleh para pemburu. Keadaannya sudah koma, Kakak Kedua sudah begitu lemah dan jika dilihat sepertinya ia tidak akan bertahan." Tegas Liang Yuening dengan rasa sedih namun juga tetap marah.     

Ya, setelah kejadian itu, Kakak Kedua yang sebelumnya memiliki kondisi kesehatan buruk, menjadi bertambah lebih buruk lagi.     

"Dan masih ada kakak tertua!"     

"Sebagai seorang pria, sangat sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di kota. Dulu awalnya ia sama sekali tidak kidal, tangan kanannya dapat menulis tulisan dengan sangat baik dengan pena besi, karena kelebihannya itu pemilik restoran menempatkannya pada jabatan yang baik dalam pekerjaannya. Namun, pada saat yang sama ketika kamu berlaku kejam pada Liang Yixuan hingga menyebabkan kaki Yixuan patah, kakak tertua berusaha menghentikanmu. Alhasil karena menghentikanmu berakibat kakak tertua juga harus kehilangan tangan kanannya. Akhirnya pemilik restoran memecatnya dan pekerjaannya diambil alih oleh orang lain. Tentu saja semua hal ini adalah hal yang kecil bagimu. Bagaimana seseorang bisa menjalani hidup tanpa pernah tersandung? Menjadi Sang Istri pemimpin keluarga, memberi hukuman fisik kepada suami adalah suatu hal yang lazim di seluruh Da Yuan, tapi….!"     

Liang Yuening menatap Dong Huiying dengan tatapan suram.     

"Dong Dabao, sudah satu tahun lamanya aku, Liang Yuening, selalu bersikap buruk dan sangat emosional. Aku selalu berselisih denganmu, kau memukul dan memakiku, aku menerima semuanya. Tapi, apa kesalahan yang dilakukan saudara- saudaraku yang lain? Hal yang kau lukai disini tidak hanya fisik kami, tapi juga hati kami!"     

"Aku selalu memikirkan, bagaimana seseorang bisa menjadi keras, sehingga bisa berhadapan melawan seorang Dong Dabao? Semua orang mengatakan bahwa hati manusia adalah daging yang lembut, tapi Dong Dabao, kau memiliki hati seperti batu." Tegas Liang Yuening lagi.     

Semua usaha yang dilakukan Liang Yuening dan saudara-saudaranya tidak pernah dinilai di mata Dong Dabao. Pukulan, tendangan, penghinaan, dan pelecehan selalu terjadi hari demi hari di dalam rumah ini. Rumah ini selalu terasa sangat menyakitkan. Liang Yuening membenci Sang Istri dan merasa bahwa semua saudaranya dalam keluarga ini juga sama benci Dong Dabao. Lagi pula sudah setahun lamanya seluruh saudara Liang terus hidup dalam kesengsaraan yang menyakitkan. Keenam saudara Liang tidak pernah bisa tidur dengan tenang untuk istirahat. Setiap hari rasanya seperti menginjak lantai es yang tipis, selalu saja ada perasaan khawatir dan ketakutan saat Dong Dabao akan membuat keributan lagi.      

Tidak hanya itu, keesokan harinya, seluruh saudara Liang pun akan mengulang kebiasaan yang sama seperti kemarin. Dipukuli, dilukai, mendapat cedera, melihat darah, kulit yang mengelupas hingga daging yang terbuka lebar, semua proses ini selalu berulang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.