Enam Suami Tampan

Dia Sengaja Melakukannya



Dia Sengaja Melakukannya

1Selesai mengantarkan Sang Istri ke kamar tidur saudara Liang, Liang Zhichen memeluk gulungan selimut, ia kembali menatap Dong Huiying dalam-dalam.     1

"Kalau begitu, semoga Sang Istri bermimpi indah"     

Setelah itu ia berbalik dengan sangat pelan. Saat berjalan keluar ia juga dengan penuh perhatian menutup pintu kamarnya dengan perlahan.     

Liang Zhichen bahkan tidak menyangkal kalau ia memang sengaja melakukannya. Ia terus menerus mencoba menyelidikinya dan sangat ingin mengetahui batas ingatan Sang Istri yang telah hilang.     

*****     

Setelah Liang Zhichen pergi, Dong Huiying berbaring di kangtou yang sempit, tetapi jelas-jelas tadi dirinya merasa sangat kelelahan dan ingin beristirahat. Sekarang, ia benar-benar sudah berbaring, namun malah tidak bisa tidur.     

Dong Huiying pun melihat langit di luar jendela, menatap balok rumah yang terbuat dari kayu dan kemudian merasa malu. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Dong Dabao yang dulu.      

Ia merasa Dong Dabao terus-menerus merampas dan terus-menerus memeras. Ya, seperti burung merpati menempati sarang murai. Jelas-jelas kamar yang selama ini ditempatinya sebenarnya adalah kamar tempat Liang bersaudara tinggal. Tetapi kemudian ia menempati kamar itu sendiri dan mengirim mereka ke tempat ini.      

Kangtou yang terlalu kecil ini tidak bisa menampung terlalu banyak orang, bahkan jika harus tidur di lantai. Apalagi mereka tinggal di gunung yang udaranya lembab. Bila memasuki musim panas, panasnya akan terasa menyengat dan musim di musim dinginnya juga akan terasa menggigil. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan cara Liang bersaudara bisa bertahan.     

Setelah berpikir lama, ia menghela nafas lagi.     

Jadi pertama-tama seperti ini, melakukan sesuatu seharusnya dilakukan secara bertahap, tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Masih banyak hal yang menunggu untuk diselesaikan. Sebelum itu, ia harus menyimpan energi dan membangun kekuatannya.     

*****     

Menjelang siang, Dong Huiying bangun. Ia duduk dalam keadaan masih pusing dan seperti ada rasa sakit yang membakar di bawah pantatnya. Tadi malam ia sibuk mengobati luka-luka kakak beradik Liang itu, sementara luka di lengan dan bokongnya sama sekali tidak diperdulikannya. Sebelumnya ia juga terlalu kelelahan sehingga mengabaikan luka-lukanya sendiri. Sekarang, saat ia bangun, tubuhnya sudah merasakan rasa sakit yang teramat menyakitkan. Ia terus mengerutkan keningnya karena kesakitan.     

"Sang Istri?"     

Ketika Dong Huiying berjalan ke rumah timur, Liang Yixuan dengan cepat berusaha bangun dan melihat keadaannya.     

"Bagaimana dengan Shujun, apakah dia baik-baik saja?" Tanya Dong Huiying yang masih meringis kesakitan.     

"Dia sempat bagun tadi, tapi kemudian tertidur lagi."     

Dong Huiying juga ingin mengetahui kondisi yang lainnya.     

Lao San atau Liang Shujun masih berbaring di atas kangtou, di sebelahnya ada Lao Er atau Liang Shuyu. Liang Shuyu sedang tertidur nyenyak dan tubuhnya ditutupi dengan selimut tipis.      

Di sebelahnya lagi ada Liang Yuening. Kedua orang ini kemarin memang tidak banyak membantu, tetapi karena mereka khawatir tentang Liang Shujun, mereka juga sudah cukup dikagetkan dan khawatir. Selain itu, kedua orang ini juga mengalami luka yang parah. Satu orang sedang sakit parah, dan yang satu sakit karena menikam lengannya sendiri dengan pisau. Lukanya bisa saja infeksi, tubuhnya melemah, dan juga demam. Jika keadaannya dilihat seperti ini, maka akan terasa miris. Selain itu juga dalam tidurnya, ia terlihat cemberut dengan mengerutkan keningnya seakan masih merasakan kesakitan.     

"Sang Istri sudah bangun?"     

Saat ini, Liang Zhichen si pria berperut hitam itu telah membuka tirai dan masuk ke kamar. Ia tersenyum pada Dong Huiying dan di belakangnya ada Lao Si atau Liang Haoming yang sederhana dan tidak pandai berbicara.     

"Aku akan bersiap-siap untuk naik gunung sebentar lagi."     

"Baiklah, Sang Istri bisa membersihkan diri dulu, Zhichen sudah siap." Ia mengeluarkan kain pembungkus kecil, di dalamnya diisi dengan beberapa pakaian ganti, makanan kering dan lain-lain.     

Dong Huiying menatap ke arah Lao Si dengan curiga, "Dia juga akan pergi bersama?"     

"Ya."     

Liang Zhichen mengangguk, "Haoming memiliki kemampuan yang baik, membawanya ke gunung, selalu bisa membantu."     

"Baiklah, tunggu aku sepuluh menit lagi, lalu kita akan segera berangkat!"     

Sepuluh menit?     

Liang Zhichen mengangkat alisnya, dan pada saat berikutnya, Dong Huiying telah bergegas keluar dari ruangan ini. Dengan cepat ia mencuci muka dan membilas mulutnya. Ia juga tergesa-gesa mengobati lukanya dan kemudian berganti pakaian yang bersih.     

Tepat sepuluh menit kemudian Dong Huiying telah muncul kembali di depan Liang Zhichen dan mengajaknya, "Ayo pergi!"     

Liang Zhichen yang menunggu selama itu hanya bisa protes di dalam hati, 'Astaga, waktu sepuluh menit ini mungkin bisa menjadi waktu untuk minum secangkir teh.'     

Selanjutnya, Liang Yixuan dengan tertatih-tatih mengantar Dong Huiying dan dua orang itu keluar dari rumah.     

Ketiganya langsung menuju gunung, dan pemberhentian pertama adalah tempat saat Liang Shujun bertempur melawan beruang hitam dan tempat saat Dong Huiying bertempur melawan serigala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.