Enam Suami Tampan

Tidak Bisa Bernafas



Tidak Bisa Bernafas

0Liang Zhichen melirik Dong Huiying, wajah Sang Istri itu kini memiliki beberapa luka. Ia ingat betul, bila sebelumnya kulit wajah istrinya ini begitu mulus dan indah.     
0

Namun penyebab Sang Istri terluka memang karena kesalahannya. Hal ini terjadi karena ia memberi ide pada Su Lang untuk menjebaknya.     

Seketika Dong Huiying berkata dengan nada kesal, "Persediaan obat di rumah sudah tinggal sedikit dan jenis-jenis obat di toko-toko pusat kota Taihang tidak terlalu lengkap. Aku ingat kalau Hong Xiangjun memiliki banyak obat herbal dan berjanji akan memberi bahan obat yang aku butuhkan. Ketika aku hendak berangkat, Liang Yuening memaksa untuk ikut dan akhirnya aku terpaksa mengajaknya."     

"Asal kamu tahu, kami bertiga hampir mati tadi malam." Tambah Dong Huiying.     

Sembari memandangi suaminya ini, ia pun melanjutkan, "Lengan Hong Xiangjun terkilir. Juga ada panah yang bersarang di lengan Liang Yuening. Jika saja waktu itu aku tidak mendorongnya, maka panah itu pasti sudah bersarang tepat di jantungnya sekarang. Sekarang ia masih mengalami cedera mental dan belum sadarkan diri hingga sekarang. Aku hanya sekedar memberitahu agar kamu tahu hal yang terjadi pada kami."     

Liang Zhichen kini terlihat bingung.     

"Liang Yuening terkena panah?" Ucap Liang Zhichen dengan suara yang sedikit serak.     

"Apa sekarang kamu menyesalinya?" Tanya Dong Huiying.     

Liang Zhichen benar-benar terkejut.     

Tidak, ia tidak hanya menyesalinya sekarang.     

Sejak mengetahui bahwa rombongan tiga orang itu adalah rombongan istrinya, Liang Zhichen sudah menyesali perbuatannya. Padahal ia tidak memiliki niat untuk membuat jebakan seperti itu hingga membuat istri dan saudaranya terluka parah.     

Dong Huiying menghela napas dengan berat dan berkata, "Sebenarnya aku juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkanmu. Aku tahu jika kamu memang harus menyarankan taktik pertempuran untuk orang-orang di markas Hei Feng. Namun asal kamu tahu saja, aku semalam sangat marah dan benci pada pria yang mereka panggil 'si Tuan' itu. Aku sampai berharap bahwa dia harus mati. Jika aku tidak mengenalmu, mungkin sekarang aku sudah berhasil membunuh si Tuan itu. Tapi karena mengenalmu sebagai suamiku dan juga sebagai kakak tertua Yixuan, aku memutuskan untuk membawamu pergi."     

Dong Huiying menceritakan hal yang ada di dalam pikirannya dengan sangat jelas.     

Secara kebetulan bertemu dengan keluarga memang menyenangkan, tapi kalau saudara itu hampir membunuhmu, walau tanpa disengaja, pasti hal itu tetap membuatmu merasa tidak nyaman, kan?     

Tapi dari sudut pandang lain, Liang Zhichen melakukan semua itu juga karena memperhitungkan posisinya di antara para bandit. Liang Zhichen pun juga tidak sepenuhnya salah meski Dong Huiying, Liang Yuening, dan juga Hong Xiangjun yang dikejar, dikepung, serta hampir kehilangan nyawa mereka. Hong Xiangjun dan Liang Yuening mungkin saja marah padanya, hal itu juga tidak salah diterima oleh Liang Zhichen. Hanya saja, sepertinya takdir seolah sedang mempermainkan mereka. Untungnya, mereka bertemu secara bersamaan dan masih berakhir baik.     

Andai rencana Liang Zhichen berhasil, Dong Huiying dan Liang Yuening terbunuh karena rencana yang dibuatnya, bukankah ia akan menyalahkan dirinya sepanjang sisa hidupnya?     

Jika Dong Huiying tidak mempertanyakan identitas si Tuan ketika pertama kali bertemu dengannya, dan ia pasti berbalik untuk melawannya. Kondisi saat itu pasti juga tidak akan membaik kalau Dong Huiying tidak mengikuti firasatnya.     

Jika saja salah satu dari mereka berbuat kesalahan, akibat yang ditimbulkan oleh ketidak sengajaan itu benar-benar fatal.     

Dong Huiying menghela napas dalam-dalam, ia pun menatap Liang Zhichen dalam-dalam.     

Sesungguhnya ia masih ingin melampiaskan balas dendamnya. Namun sekali lagi, orang yang membuat rencana itu adalah salah satu suaminya. Ia harus membatalkan rencananya ini.     

"Ya sudahlah. Kamu bisa kembali kesana lagi."     

Setelah berkata seperti itu, Dong Huiying pun menjabat tangan Liang Zhichen. Ia langsung Huiying berbalik dan pergi meninggalkannya. Liang Zhichen menatap punggung Sang Istri yang semakin menjauh dengan rasa bersalah. Ia mencoba menghentikannya beberapa kali, tetapi akhirnya memutuskan untuk menutup mulutnya.     

Liang Zhichen tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengan Sang Istri lagi karena memang yang dilakukannya memang salah. Bila harus kembali ke posisi masing-masing, rasanya memang ini pilihan terbaiknya untuk saat ini.     

Walau begitu, di dalam hatinya masih menyimpan rasa khawatir terhadap kondisi Liang Yuening. Namun menyadari keterampilan medis yang dimiliki Sang Istri, ia tahu bahwa Liang Yuening akan baik-baik saja.     

Sayangnya, mengingat hal yang terjadi sejak kemarin hingga hari ini, Liang Zhichen tentu masih terkejut dan takut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.