Istri Kecilku Sudah Dewasa

Apa Kamu Mau Memanggilku Dandan?



Apa Kamu Mau Memanggilku Dandan?

0Setelah mengatakan bahwa Liuli Guoguo setuju kepada bocah itu, dia lalu meletakkan mangkok putih yang sudah kosong itu ke atas meja kayu. Kemudian dia menelan kue keju madu terakhir yang ada di mulutnya. Setelah menopang pipinya dengan kedua tangan, dia pun mengiyakan bocah itu dan bergegas berjongkok.     
0

Begitu melihat kakak cantik menurutinya. Alis tebal dan indah bocah itu langsung terlihat naik dan menunjukkan senyum kesuksesan. Karena setelah Liuli Guoguo berjongkok nanti, dia akan dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong kulit yang menggantung di pinggangnya. Kemudian, dia akan berjinjit dan meletakkan sesuatu itu ke atas kepala Liuli Guoguo.     

"Wow! Cantik sekali mahkota bunga itu!" kata Pao Baobao dengan tanpa sadar begitu melihat mahkota bunga cantik yang diletakkan di atas kepala Liuli Guoguo.     

Mahkota bunga, batin Liuli Guoguo. Karena gerakan bocah tadi benar-benar sangat cepat, sampai dia tidak sempat melihat benda apa yang telah ditaruh di atas kepalanya oleh bocah itu.      

Tangan kecil Liuli Guoguo kemudian meraba kepalanya, dan dia pun juga jadi yakin kalau benda itu memang sebuah mahkota bunga. Apalagi, mahkota bunga itu mengeluarkan harum bunga yang samar saat berhembus dari kepalanya. Aromanya seperti bau bunga clivia dan begonia.     

"Pangeran kecil, apakah kamu sendiri yang membuat mahkota bunga ini? Hebat sekali keahlian seni yang kamu miliki! Tidak aneh kalau kamu adalah putra dari Tuan Na Lanyan," kata Pao Baobao yang memuji bocah itu sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh mahkota bunga itu.     

"Ya pasti aku yang membuatnya lah! Keahlian seniku tentu saja bagus! Namun, itu tidak ada hubungan sedikitpun dengan ayahku!" seru bocah berbaju merah muda itu dengan bangganya sambil bertolak pinggang.      

"Dasar bocah kurang ajar. Tidak sopan sekali!" ucap Na Lanyan yang sedang sangat berkonsentrasi memasak bunga pencuci sumsum dan membentuknya menjadi mahakarya, serta seni yang indah.      

Na Lanyan yang awalnya malas memedulikan putranya yang nakal itu, tapi langsung tidak bisa menahan diri untuk mengangkat kakinya dan menendang pantat putranya begitu mendengar ucapan putranya tadi.     

"Ayah! Tidak boleh menendang pantatku! Apa kamu tahu, kalau menendang pantat seorang pria, itu sangat melukai harga diri seorang pria! Ayah, kamu sudah melukai harga diriku! Aku benci kamu!" kata bocah itu dengan kesal sambil memegangi pantatnya. Wajah bulatnya juga terlihat sangat merah karena marah. Benar-benar memalukan sekali, sih! Di depan kakak cantik, pantatku ditendang begitu saja! batinnya.     

"Sana pergi!" teriak Na Lanyan dengan tak berdaya dan tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika melihat putranya itu. Dia pun langsung menundukkan kepalanya lagi untuk melanjutkan memasak mahakaryanya, yaitu bunga pencuci sumsum.     

Bocah laki-laki berbaju merah muda itu lalu menoleh dan melihat dua kakak cantik tersebut. Namun wajahnya langsung memerah lagi karena malu ketika melihat dua kakak cantik yang tertawa karena melihatnya ditendang oleh ayahnya. Tapi, demi mengejar cinta kakak cantiknya itu, dia pun menggunakan kemampuannya yang bermuka tebal dan tak tahu malu untuk mencoba menenangkan diri.      

Setelah bocah laki-laki itu membuat dirinya tenang dari rasa malu atas perbuatan ayahnya, dia kemudian bersenandung dan mencoba mengeluarkan suara di tenggorokannya. Dia lalu berkata dengan sangat serius kepada Liuli Guoguo, "Kakak cantik, kamu jangan tertawa lagi. Aku mau mengatakan satu hal yang sangat penting kepadamu!"     

Liuli Guoguo terlihat sedang menahan rasa sakit di perutnya karena tertawa, lalu mengiyakan dengan cepat. Dia kemudian memegang Pao Baobao untuk mencoba membuat dirinya sendiri berdiri dengan tegak, dan dia berusaha untuk menghormati bocah itu.      

Dengan wajah bulatnya yang imut, Liuli Guoguo kemudian segera bertanya dengan serius kepada bocah itu, "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"     

Setelah berdeham untuk menjernihkan suara di tenggorokannya, bocah itu pun kemudian membuka mulutnya dan berkata, "Kakak cantik, nama panjangku adalah Na Lanfu! Nama kecilku adalah Dandan, tapi ibu dan ayahku suka memanggilku Dan'er."      

"Kamu bisa memanggilku Na Lanfu ataupun memanggilku Dandan! Tapi, aku lebih suka kamu memanggilku Dandan. Karena itu terdengar lebih akrab, hehe! Kakak cantik, apa kamu mau memanggilku Dandan?" tanya bocah itu kemudian.     

Liuli Guoguo benar-benar terkejut, karena dia sama sekali tidak membayangkan kalau bocah itu akan membicarakan hal ini. Dia pun jadi tidak bisa menahan diri untuk menahan tawanya. Siapa yang bisa memberitahuku? Bibi dan paman Na Lanyan, kenapa bisa melahirkan seorang anak yang begitu lucu sekali seperti ini, sih?! Hahahahaha, batinnya.     

Melihat Liuli Guoguo tertawa, bocah kecil itu kemudian langsung mengepalkan tangannya dengan erat, dengan wajah kecilnya yang memerah seperti pantat monyet. Karena dia benar-benar merasa sangat malu dan tak berdaya.      

Setelah melihat Liuli Guoguo dan Pao Baobao selesai tertawa dengan puas, bocah itu kemudian segera bertanya lagi kepada Liuli Guoguo, "Kakak cantik, apa kamu mau memanggilku Dandan?" Cepat katakan dong! Cepat katakan! batinnya.     

"Aku… Em… Em… Aku mau!" kata Liuli Guoguo. Dia tahu kalau dirinya tidak boleh tertawa lagi. Jadi dia pun menjawab dengan serius kepada bocah berbaju merah muda itu.      

"Oke! Kalau begitu kakak cantik, aku mau tanya lagi kepadamu, apa kamu suka dengan mahkota bunga yang kuhadiahi?" tanya bocah kecil itu lagi.     

Mata besar Liuli Guoguo seketika langsung melirik ke atas kepalanya. Tanpa memikirkannya, dia pun kemudian menjawab, "Iya suka, kamu sangat bagus sekali membuat mahkota bunga ini!"      

Aku pasti cantik sekali memakai mahkota bunga ini! Nanti aku akan pergi ke Kakak Po dan memperlihatkan ini! Pasti kakak Po juga akan menyukainya! batin Liuli Guoguo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.