Istri Kecilku Sudah Dewasa

Ingatan Nona Ning’er



Ingatan Nona Ning’er

0Na Lanyan terlihat tersenyum pahit, lalu dia mengambil sepatunya dan mengenakannya lagi. Kemudian dia berusaha menenangkan diri yang begitu sedih, dan melanjutkan mengubur diri untuk mengerjakan mahakarya seninya.      0

Sedangkan Liuli Guoguo dan Pao Baobao tampak menutup mulut mereka karena menahan tawa. Lalu, mereka segera kembali fokus dan terus memperhatikan Na Lanyan.     

Setelah habis satu dupa, Na Lanyan pun telah berhasil membuat dua bunga pencuci sumsum itu menjadi sebuah mahakarya dengan inovasi dan kekreatifan yang pada dasarnya masih menggunakan cara asli pengolahan bunga pencuci sumsum.      

Pada akhirnya, setelah melewati semua usaha dan kerja keras Na Lanyan, satu bunga pencuci sumsum yang gemuk dan juga satu bunga pencuci sumsum yang cantik pun telah berubah menjadi dua pemandangan indah yang mengapung di atas air hangat.     

Di atas meja kayu pir bunga kuning, telah ada dua piring bulat dari keramik yang berukirkan bunga biru. Di atas dua piring itu terdapat dua pemandangan alam yang begitu indah dan sangat menawan. Sebab, di bawah kecerdikan dan kekreatifan Na Lanyan, mahkota bunga pencuci sumsum tersebut kini sudah dijadikan seperti bentuk awan putih di langit yang biru.      

Garis warna-warni pada benang sari bunga dijadikan seperti cahaya pagi yang dipantulkan oleh awan putih. Kemudian, putik bunga dan tangkai bunganya telah dijadikan pemandangan gunung, sungai dan pepohonan. Duri-duri bunga yang punya warna berbeda sekarang menjadi seperti tanaman willow, dan beberapa dari duri itu juga dijadikan gambar beberapa gadis anggun yang berdiri di tepi pantai.      

Kemudian, dasar bunga dan juga kepala putiknya dijadikan gundukan batu dan perahu kecil.     

Liuli Guoguo dan Pao Baobao sampai membelalakkan mata bulat mereka karena takjub saat melihat gambar pemandangan yang sangat indah sekali di depan mereka.      

Na Lanyan terlihat menepuk-nepuk tangannya untuk membersihkannya, lalu menyeka keringatnya dengan sapu tangan dan berkata, "Oke, tinggal darah empedu saja. Sini, berikan darah empedunya."     

0"Oh, oh," gumam Pao Baobao yang dengan cepat memasukkan tangannya ke dalam kantong pinggangnya, dan mencoba mengeluarkan darah empedu milik Liuli Guoguo yang dia simpan. Tapi, dia tiba-tiba baru ingat kalau beberapa saat yang lalu, Liuli Guoguo bilang kepadanya kalau dia akan menunjukkan keempat darah empedu itu kepada Raja Huayou. Jadi, dia telah mengembalikan darah empedu Liuli Guoguo kepada Liuli Guoguo tadi.     

Liuli Guoguo pun juga baru sadar, dia pun kemudian segera berkata kepada Na Lanyan, "Paman Na Lanyan, darah empeduku ada di Kakak Po. Tunggu sebentar ya, aku akan pergi ke bangunan Chiming dan meminta kakak Po datang ke sini sambil membawa darah empedu itu."     

"Oke, tidak perlu tergesa-gesa," ucap Na Lanyan sambil mengambil sumpit giok biru dan siap untuk melanjutkan mengukir gambar indah yang telah dibuatnya.     

"Xiao Guo, apakah kamu ingin aku menemanimu?" tanya Pao Baobao yang kemudian berlari maju ke depan Liuli Guoguo.      

Lalu, Liuli Guoguo segera berkata dengan suara kecilnya yang manis kepada Pao Baobao, yang telah berhenti di depannya, "Tidak, aku akan pergi sendiri. Nanti kamu malah pingsan lagi begitu melihat Kakak Po!"     

"Oh, oh, baiklah!" jawab Pao Baobao yang tersenyum sambil menggaruk kepalanya. Sebab, dia merasa apa yang telah dikatakan oleh Liuli Guoguo itu masuk akal.     

"Pao Baobao, sini bawa darah empedu milikmu dulu saja. Aku akan menyelesaikan punyamu dulu," kata Na Lanyan sambil mengukir gambar indah di atas piring.      

Seketika Pao Baobao langsung merapatkan bibirnya, lalu dia menoleh ke belakang dan berkata pada Na Lanyan, "Paman Na Lanyan, aku tidak punya darah empedu."     

"Hah?!" gumam Na Lanyan dengan terkejut. Dia pun segera menghentikan tangannya yang sedang mengukir gambar, lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Pao Baobao.      

Setelah melihat tatapan terkejut dan bingung Na Lanyan, Pao Baobao tidak tahu kenapa tiba-tiba jadi gugup dan panik sendiri. "Guru bilang kalau tipe darahku cukup spesial. Jadi tidak perlu darah empedu. Jadi cukup langsung menggunakan bunga pencuci sumsum saja untuk mencuci sumsum."     

Na Lanyan pun langsung mengiyakan begitu saja setelah dia melihat ekspresi gadis muda ini sedikit takut. Akhirnya, dia berusaha merespon dengan ekspresi yang wajar, lalu mengubur diri untuk meneruskan mengukir bunga itu. Padahal, sebenarnya ada kebingungan dan rasa penasaran yang besar dalam hatinya. Seketika, rasa penasaran dan juga kesan dari Pao Baobao untuknya pun jadi lebih besar.     

***     

Bangunan Chiming,      

Di dalam ruangan, Xuanyuan Pofan terlihat tengah menatap ke empat darah empedu yang begitu berharga, yang punya warna berbeda-beda di atas meja di depannya. Entah mengapa ada perasaan yang aneh dan tak terlukiskan di dalam hatinya.      

Di sisi lain, tepatnya di sebelah lukisan pemandangan, telah berdiri seorang pria cantik yang berambut putih, namun punya wajah yang terlihat masih sangat muda dan penuh dengan kejayaan dunia.     

"Yang Mulia, nona Ning'er hanya memiliki empat jenis darah, ini merupakan fenomena yang wajar. Karena jenis darah asalnya, dan dengan ingatannya saling berintegrasi menjadi satu. Jika mengembalikan ingatannya kembali, maka baru bisa mendapatkan jenis darah yang kelima. Lalu, memaksanya belajar ilmu bela diri."      

"Dengan cara ini, maka kita bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembalikan kelima jenis darah dari nona Ning'er. Hanya saja… Hanya saja... Kalau seperti itu maka ingatannya akan..."     

Qiu Yinwan merasa dirinya benar-benar tidak punya keberanian untuk melanjutkan ucapannya ini. Karena dia menyadari kalau wajah tampan pria berjubah hitam yang sedang duduk di seberang lukisan itu seketika terlihat membeku dan terasa begitu dingin bagai musim dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.