Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dia Adalah...



Dia Adalah...

2Suasana jadi hening cukup lama. Semua murid kelas Jianjia terdiam dan menantikan adegan di depannya untuk waktu yang lama juga. Tapi, mereka masih saja tidak melihat roh jiwa di kandang itu tidur. Harusnya, roh jiwa itu tidur karena dihadapkan dengan gambar di kertas yang ada di tangan Mao Maocong.      2

Setelah beberapa saat, mereka mengernyit, menggelengkan kepala dan rasanya ingin muntah ketika melihat roh jiwa di kandang itu meludah. Dia mengeluarkan busa kotor yang menjijikan sambil menggeram tidak karuan dan berusaha lepas dari kandang besi.      

Mao Maocong yang berdiri dekat dari kandang, langsung terkejut dan berteriak ketakutan. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berlari ke kerumunan teman-temannya yang lain.     

Lin Cantik mau menghampiri Mao Maocong karena melihat teman baiknya ketakutan. Tapi, dia masih tidak ingin melepaskan tangan Li Jinyang yang tampan ini. Namun, pada akhirnya dia masih saja menarik diri dari lengan Li Jinyang dan berlari untuk menenangkan teman baiknya yang ketakutan.     

Liuli Guoguo memalingkan pandangannya ke roh jiwa yang tidak terhipnotis itu. Sekarang, roh jiwa itu malah terbang dengan begitu bangga dan beringas di kandang tersebut.      

Liuli Guoguo mengepalkan tangannya dengan erat,, seolah ada dorongan dari dalam diri untuk mengalahkan roh jiwa yang tampak hebat itu. Tapi dia gugup, dia takut gambar simbolnya yang jelek itu akan bernasib sama dengan Mao Maocong yang tidak berdaya karena tidak bisa menidurkan roh jiwa itu.     

"Mao… Mao Maocong tidak apa, ini pertama kalinya kamu menggambar simbol, itu hal yang normal kalau gagal. Mao Maocong nol bintang. Selanjutnya, Ma Yifeng," kata guru Gou.     

Sekolah dan perguruan tinggi biasanya menggunakan bintang untuk memberikan nilai untuk murid mereka. Dari ujian besar ataupun pekerjaan rumah biasa, mereka harus mendapatkan dan mengumpulkan bintang. Para murid dari kelas tingkat medium atau kelas tingkat dasar perlu mengumpulkan 100 bintang untuk bisa naik, dan masuk ke kelas tingkat tinggi.     

"Ma Yifeng, nol bintang."     

"Selanjutnya, Li Tianyu."     

"Li Tianyu, nol bintang"     

"Selanjutnya, Ximen Ziwei."     

"Ximen Ziwei, nol bintang."     

Guru Gou menghela napas berat dan terus memanggil, "Selanjutnya, Ximen Yanzi."     

"Ximen Yanzi, nol bintang."     

Lagi-lagi, murid lain gagal membuat roh jiwa ini tidur. Roh jiwa itu terlihat menyeringai bahagia di kandang. Dia menjadi semakin merajalela dan seenaknya, bahkan membuat suara keras yang tidak karuan karena belum ada yang berhasil menidurkannya.     

"Dia bicara apa?" gumam Liuli Guoguo dengan bingung. Karena dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh roh jiwa yang dari tadi bersuara keras itu.      

Tidak tahu, sengaja atau tidak, tapi Li Jinyang mendengar dengan jelas gumaman Liuli Guoguo ini di telinganya. Dia kemudian membuka mulut, lalu menjelaskan kepada Liuli Guoguo, "Liuli Guoguo, dia bilang 'Dasar kaum manusia yang bodoh, anak-anak bodoh, dengan kemampuan sepele kalian ini ,mana mungkin bisa menidurkanku!'"     

Sebenarnya ada lagi kata-kata setelah itu, yaitu, 'Tunggu saja, begitu aku keluar dari sini. Aku akan memakan kalian semua sampai tidak tersisa!' Tapi, Li Jinyang merasa kalau kata-kata ini terlalu kejam, jadi dia tidak menerjemahkannya kepada Liuli Guoguo karena khawatir dia akan takut nantinya.     

"Oh, ternyata begitu. Wow! Hebat sekali kamu bisa mengerti apa yang dikatakan roh jiwa! Hebat sekali!" kata Liuli Guoguo sambil menaikkan alisnya dan memuji Li Jinyang.      

"Hehehe berlebihan memujimu deh," jawab Li Jinyang yang tidak kuat menerima pujian dari Liuli Guoguo. Dia menundukkan kepala, lalu menggaruk kepalanya menutupi wajahnya yang langsung memerah karena malu. Kemudian dia melanjutkan, "Tidak ada hebatnya, ini semua karena dipaksa belajar oleh guru Li."     

"Guru Li?" tanya Liuli Guoguo dengan bingung. Wali kelas kita, guru pemusnahan yang sangat mengerikan itu? tanyanya dalam hati.     

"Dia adalah..." kata Li Jinyang.      

Namun, ketika mau menjawab Liuli Guoguo, tiba-tiba guru Gou memanggilnya, "Selanjutnya, Li Jinyang!"      

Li Jinyang pun hanya tersenyum kepada Liuli Guoguo dan melangkah maju. Dia berjalan ke area yang bercahaya merah, lalu mengangkat simbol hipnotis pengembalian mimpi-nya dan menghadapkannya ke arah roh jiwa yang ada di kandang. Dia tampak menaikkan alis dan mengerutkan keningnya.     

Pada saat ini, semua anak di kelas Jianjia dalam keadaan lemas dan tidak berharap roh jiwa akan tidur dengan simbol itu, karena saking seringnya murid yang gagal. Mereka mengira kalau Li Jinyang tidak akan bisa berhasil menidurkan roh jiwa itu. Tapi, beberapa detik kemudian, semua orang langsung bersorak dan semangat lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.