Istri Kecilku Sudah Dewasa

Darah, Darahku



Darah, Darahku

0"Tidak ada apa-apa kok! Ingat ya jangan lupa lihat isi kantong itu!" kata Lin cantik dengan sopan sambil menepuk pundak Liuli Guoguo. Selesai bicara, dia pun berbalik dan kembali duduk di bangkunya.     0

Liuli Guoguo menaikkan alisnya, dia berpikir akan ada biskuit lezat atau permen dalam kantong itu. Lalu, ketika dia mau membuka kantong itu, tanpa sadar dia melirik ke Li Jinyang yang ternyata juga sama membawa sebuah kantong di tangannya. Tapi, kantong yang ada di tangan Li Jinyang itu lebih besar sekali daripada miliknya.      

Selain warna yang tidak sama, pola bordir di kantongnya juga tidak sama. Di kantong Li Jinyang tampak pola bordir indah yang berupa beberapa bebek yang dikelilingi bunga lotus. Sedangkan kantong merah muda milik Liuli Guoguo, tampaknya tidak ada pola bordir apapun di sana. Pantas saja Lin cantik bilang kalau ini dibuat asal-asalan olehnya. Perlakuan yang sangat berbeda sekali, ya! batinnya.     

Liuli Guoguo menelan ludahnya,dan menaikkan sudut bibirnya. Tapi, tiba-tiba dia teringat dengan Xiao Bao yang sudah menunggunya di toilet di dekat paviliun barat. Dia pun tanpa ragu memasukkan kantong merah muda itu, lalu segera pergi keluar.     

Pao Meiqing menatap bingung kepada Lin cantik yang duduk di barisan pertama. Lin busuk ini kenapa cepat sekali dekat dengan Liuli Guoguo yang jelek itu, ya? Cih! Tapi tidak aneh sih, murid busuk pasti suka bermain dengan murid yang busuk juga, batinnya.     

Ketika sosok Liuli Guoguo sudah menghilang dari kelas. Tatapan mata Li Jinyang pun teralih ke kantong warna biru di tangannya. Kantong ini tadi diberikan oleh Lin cantik padanya, ketika raungan rusa sudah baru saja berbunyi tadi.      

Setelah itu, Li Jinyang menyentuh bordiran bebek dan lotus di kantong itu, yang menurutnya sangat jelek. Dia pun langsung melemparkan kantong itu ke dalam kotak barangnya. Dia sangat tidak peduli dan juga tidak ingin tahu apa yang ada dalam kantong itu.     

***     

"Xiao Bao maaf sekali, aku terlambat," kata Liuli Guoguo yang tampak berlari ketika masuk ke dalam toilet di paviliun barat sambil memegang pundak Pao Baobao dengan napas yang terengah-engah.     

"Tidak apa, tidak apa kok. Aku juga baru saja sampai, aku kan tadi baru saja kencing di toilet dulu," kata Xiao Bao sambil menepuk pelan ke tangan Liuli Guoguo. Setelah itu, dia melihat ke sekelilingnya. Lalu, setelah memastikan tidak ada orang, dia pun menarik Liuli Guoguo untuk duduk ke sebuah sudut yang penuh rerumputan.     

"Xiao Bao, kenapa dua hari ini kamu tidak masuk sekolah?" tanya Liuli Guoguo setelah mengambil batu besar untuk didudukinya.      

Pao Baobao merapatkan bibirnya, lalu berkata, "Em, Nona yang aku layani sedang sakit. Jadi, aku harus tetap berada di kediaman untuk menjaga dan merawatnya."     

"Oh, oh, ternyata seperti itu ceritanya. Aku kira kamu sakit, baguslah kalau kamu tidak apa!" kata Liuli Guoguo sambil menepuk pundak Pao Baobao.     

"Awww..." teriak Pao Baobao sambil mengernyit.      

Liuli Guoguo langsung menarik tangan kecilnya dari pundak Pao Baobao dan bertanya, "Ada apa? Apa pundakmu terluka?"     

"Em, tidak kok. Mungkin karena kamu terlalu keras memukulnya, hingga menyakitiku," kata Pao Baobao yang mencoba untuk menggoda Liuli Guoguo.      

Liuli Guoguo buru-buru melihat ke tangan kecilnya, lalu bertanya, "Masa sih?"     

Pao Baobao kemudian tersenyum dan melihat Liuli Guoguo yang terlihat sangat polos itu. Setelah itu dia mengeluarkan sebuah botol obat dari saku pakaiannya, lalu menyerahkannya kepada Liuli Guoguo. "Ini, untukmu."     

"Hah obat mempercepat penyembuhan?" tanya Liuli Guoguo begitu melihat botol obat itu.      

Botol obat kecil itu, biasanya digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka pada seseorang. Ketika melihat pola yang ada di botol tersebut, tampaknya botol obat yang ada di tangan Pao Baobao adalah obat mempercepat penyembuhan level tiga.     

"Obat mempercepat penyembuhan? Oh ternyata obat ini adalah obat mempercepat penyembuhan. Tidak heran deh kalau efek obat itu begitu bagus," gumam Pao Baobao.     

"Em? Apa kamu tidak tahu?" tanya Liuli Guogo dengan bingung.      

Pao Baobao langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak tahu. Eh bentar, sebenarnya yang ada di dalam botol obat ini bukan obat mempercepat penyembuhan."     

"Em? Kalau begitu apa?" tanya Liuli Guoguo sambil mengambil botol obat itu.     

"Darah, darahku," jawab Pao Baobao.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.