Istri Kecilku Sudah Dewasa

Jangan Bergerak (Bagian 2)



Jangan Bergerak (Bagian 2)

1Liuli Guoguo mengangguk tanpa berpikir, bibir kecilnya pun kemudian menjawab, "Tampan lah, sangat tampan sekali! Aku bertanya padanya, apa dia itu peri, tapi dia jawab bukan. Tapi menurutku, dia seperti peri ataupun Dewa, deh. Karena benar-benar sangat, sangat, sangat tampan sekali!"     1

Wajah tampan Xuanyuan Pofan saat itu berubah jadi gelap dan sangat suram sekali. Dia tidak bisa menerima kalau ada pria lain yang masuk di pandangan istri kecilnya, selain dirinya sendiri. Menurutnya, istri kecilnya hanya boleh memandang dia seorang. Jika istri kecilnya itu menatap pria lain atau merasa pria lain tampan, maka jelas dia akan sangat cemburu. Dirinya sangat iri, iri sampai rasanya bisa gila.     

"Siapa yang lebih tampan, aku atau dia?" tanya Xuanyuan Pofan dengan geram. Ada ketegangan dalam suara kesalnya itu, karena dirinya takut kalau nanti mendengarkan jawaban yang tidak diinginkannya. Dia benar-benar menyesal ketika pertanyaannya itu sudah terucap. Kenapa aku bertanya hal yang begitu kekanak-kanakan seperti ini?! batinnya     

"Hah?" gumam Liuli Guoguo dengan bingung. Ini bukan gaya Kakak Po deh, sampai tiba-tiba mengajukan pertanyaan seperti ini, batinnya. Dia pun kemudian menjawab, "Tentu saja Kakak Po. Dalam hatiku, Kakak Po adalah orang yang paling tampan sedunia. Lebih cantik daripada kakak penari!"      

Liuli Guoguo lalu membuka telapak tangan besar, untuk menopang wajah kecilnya dan berkedip ke arah Xuanyuan Pofan. Lalu, dia juga merangkul lengan pria itu dan memberinya pelukan.     

Wajah muram Xuanyuan Pofan kembali seperti semula dalam sekejap, seperti angin musim semi yang tenang. Dia tersenyum lega karena mendengar pujian yang sangat bagus ini. Bahkan, jika dibandingkan dengan wanita penari, dia tidak peduli sama sekali.      

Apalagi, Liuli Guoguo pernah mengatakan kalau Du Heng yang setampan itu, katanya sedikit lebih jelek daripada wanita penari. Itu berarti, Xuanyuan Pofan telah menang dari dua orang, jadi jelas kalau dia sangat puas dengan jawaban ini.     

Liuli Guoguo memeluk Kakak Po-nya, Wow hangat sekali! batinnya. Tiba-tiba napas hangat berhembus di telinga kecilnya. Lalu, jatuh ke lehernya yang sensitif. Wah, Kakak Po menciumku, batinnya lagi karena terkejut.     

"Liuli Guoguo, jangan bergerak!" kata Xuanyuan Pofan sambil menciumi leher Liuli Guoguo yang lembut dan seputih salju.      

Dua gunung kecil di dada Liuli Guoguo menempel tepat di dada Xuanyuan Pofan, begitu kenyal dan lembut membuat darah di tubuhnya seketika memanas. Dia pun sadar kalau dirinya sudah tidak kuat, dia ingin melepaskan Liuli Guoguo tapi dia tidak bisa menghentikan dirinya. Sebentar lagi selesai, dia harus bertahan sebentar lagi, maka setelah itu dia bisa bebas.     

"Oh, oh." jawab Liuli Guoguo yang benar-benar patuh, lalu dia memejamkan matanya. Meskipun tidak tahu mengapa Kakak Po mulai menjilat lehernya, tapi selama Kakak Po senang, dia tidak apa-apa.      

Dibandingkan dengan ciuman seperti ini, yang terakhir kali ketika di perjalanan dari kuil Qingfeng ke Tong Zhou yang sangat dadakan itu. Kali ini Xuanyuan Pofan lebih sangat lembut, dan Liuli Guoguo tidak merasa ketakutan menerimanya. Dia malah merasa begitu hangat, bahkan walau ada rasa geli, tapi ini begitu hangat dan sangat menyenangkan.      

Seiring dengan bibir tipis Xuanyuan Pofan yang sedang menjelajah, kulit seputih porselen istri kecilnya itu sudah ada beberapa bekas merah. Ketika dirinya mau mundur dan melepaskannya, tiba-tiba suara Liuli Guoguo yang begitu jernih membangunkannya lebih dulu.     

"Kakak Po, sosismu memukul tempat pipisku, sakit sekali!" keluh Liuli Guoguo. Selanjutnya, tampak cahaya ungu yang melintas dengan cepat dari kamar Xuanyuan Pofan ke paviliun Chiming.      

Liuli Guoguo menatap Kakak Po-nya, yang tiba-tiba berlari begitu kencang secepat angin. Mata besar bagai anggur itu berkedip lagi dan lagi, lalu mencubit hidungnya sendiri sambil bergumam, "Pasti sosis Kakak Po sudah menyembunyikan banyak pipis deh, sampai dia tidak bisa menahannya lagi untuk segera pipis."     

Tahun itu, ketika Liuli Guoguo masih sangat kecil, tanpa sengaja dia masuk ke kamar Kakak Po-nya, lalu melihat pipis yang meluncur dari sosis Kakak Po yang berdiri. Saat itu, dia sangat terkejut sekali. Kemudian, dia terus bertanya ke Xuanyuan Pofan seharian. "Kakak Po, kenapa aku tidak punya sosis? Aku juga mau pipis dengan berdiri!" katanya.      

Pertanyaan itu bahkan hampir membuat Xuanyuan Pofan gila.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.