Istri Kecilku Sudah Dewasa

Darah Hijau Ajaib (Bagian 2)



Darah Hijau Ajaib (Bagian 2)

01"Bagus sekali kamu ya, Nenek Ye! Dasar budak anjing! Bisa-bisanya kamu menyelinap ke ruang penyimpanan kayu ini dan diam-diam mengoleskan obat untuk gadis murahan ini! Pengawal! Cepat pukul pelayan ini sampai mati!!" teriak istri pegawai pemerintah sambil membelalakkan matanya. Disampingnya, bahkan juga ada suaminya.     

Suaminya baru saja menyelesaikan urusannya yang ada di luar. Begitu kembali ke kediamannya, dia mendengar kalau anak tersayangnya telah memukul Pao Baobao dengan kejam. Dia pun ingin pergi ke ruang penyimpanan kayu untuk memeriksa Pao Baobao, dia takut kalau Pao Baobao meninggal.      

Tapi tidak disangka, begitu sampai di depan pintu, pegawai pemerintah itu mendengar ada suara mengobrol di dalam ruang penyimpanan kayu tersebut. Istrinya tidak bisa menahan diri lagi, jadi dia pun langsung menendang pintunya dengan keras.     

"Nyonya, Nyonya, ampuni hamba! Ampuni hamba!" kata nenek Ye yang langsung berlutut dan minta ampun kepada majikannya.      

Pao Baobao yang melihat ini pun menjadi sangat kesal dan marah. Dia pun berusaha berdiri, lalu berteriak, "Siapa dari kalian yang berani menyakitinya, awas saja!"     

"Wow, gadis murahan ini merasa hebat, ya? Pengawal! Cepat pukul nenek Ye sekarang juga!" teriak istri pegawai pemerintah dengan memberi perintah ke pengawalnya. Selanjutnya, datanglah seorang pengawal dengan membawa satu balok besar, yang kemudian dipukulkan ke tubuh nenek Ye.     

"Tidakkkk! Siapa dari kalian yang berani menyakiti nenek Ye. Maka aku akan membenturkan kepalaku dengan keras ke tembok sampai mati. Coba lihat saja, siapa nanti yang bisa menyelamatkan putri kalian itu!" kata Pao Baobao sambil mundur dan menunjuk ke dinding kasar yang ada di sampingnya.      

Pao Baobao kemudian melanjutkan perkataannya, "Kalian juga tahu, jika tanpa darahku, anak tersayang satu-satunya kalian itu pasti sudah mati dari dulu!" Dia tidak masalah kalau siapapun menyiksanya seperti apa. Tapi, jangan pernah sedikitpun menyentuh atau menyakiti nenek Ye, maka dia akan marah dan tidak bisa menerima itu.      

Mendengar ancaman Pao Baobao, pegawai pemerintah itu dan istrinya langsung panik. Istri pegawai pemerintah tersebut kemudian membelalakkan matanya dan berkata dengan keras, "Cepat tangkap dia, jangan biarkan dia membenturkan dirinya ke tembok!"     

Pao Baobao pun langsung mengambil kayu panjang, lalu melambaikannya ke depan dan berteriak, "Kalian kira bia menangkapku sekarang, lalu tidak akan ada masalah yang terjadi? Pokoknya, selama nenek Ye dilukai ataupun disakiti sedikit saja. Aku, cepat atau lambat pasti akan membunuh diriku sendiri! Jika kalian tidak percaya, coba saja!"     

"Dasar anjing!" maki istri pegawai pemerintah.     

"Sudah! Sudah! Jangan ribut lagi!" kata pegawai pemerintah yang memotong ucapan istrinya ketika mau memaki dan memarahi Pao Baobao lagi. "Semuanya cepat mundur dan kembali! Masalah malam ini anggap saja sudah selesai! Pao Baobao dan nenek Ye dikurung di ruang penyimpanan kayu ini selama tiga hari, ini adalah hukuman untuk mereka," katanya kemudian.     

Apa yang dikatakan oleh Pao Baobao memang benar, penyakit Pao Meiqing ini sangat butuh darah Pao Baobao untuk bisa sembuh. Jadi, dia tidak boleh mati! batin pegawai pemerintah.     

"Suamiku..." kata istri pegawai pemerintah yang masih sangat marah dan tidak bisa menerima. Tapi, suaminya langsung memotong ucapannya lagi, "Sudahlah! Ayo kembali tidur saja!" kata pegawai pemerintah itu sambil melirik istrinya, kemudian berbalik dan pergi. Istrinya itu pun melirik sinis ke dua orang di ruang penyimpanan kayu itu, lalu ikut berbalik dan pergi.     

Setelah itu, barulah Pao Baobao jadi lega. Dia pun menahan sakit di tubuhnya dan langsung berjalan ke nenek Ye yang berbaring di lantai. Jika dia yang dipukul atau dicambuk, tidak peduli keras atau tidak, dia masih bisa menahan dan tidak masalah. Tapi, nenek Ye sudah berumur, jadi jelas begitu dipukul, itu akan membahayakan nyawanya.     

"Nenek Ye! Nenek Ye!" panggil Pao Baobao ketika melihat nenek Ye yang pingsan, seketika dia pun menjadi panik. Dia melihat tubuh nenek Ye yang menggigil, jadi dia langsung membungkukkan tubuhnya, dan menaruh jarinya ke bawah hidung nenek Ye. Begitu merasakan nenek Ye masih bernapas, dirinya pun lega. Tapi, dia masih saja khawatir.      

Begitu melihat pembuluh darahnya sendiri di tubuh kurusnya, Pao Baobao tiba-tiba mendapatkan ide. Dia pun buru-buru berlari ke tumpukan kayu. Setelah cukup lama mencari, dia pun mendapatkan kayu yang tajam. Setelah itu, dia menusukkan kayu itu ke tangannya hingga darah hijau mengalir keluar dari tangannya.     

Pao Baobao bergegas kembali ke nenek Ye, lalu berjongkok dan membiarkan darah hijau dari pergelangan tangannya mengalir ke mulut Nenek Ye. Darah hijau itu sangat ajaib. Tidak lama kemudian, nenek Ye siuman dan bekas pukulan di tubuhnya menghilang. Rasa sakit pun bahkan sudah tidak ada lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.