Istri Kecilku Sudah Dewasa

Memberi Kejutan Ke Kakak Po (Bagian 10)



Memberi Kejutan Ke Kakak Po (Bagian 10)

0Cui Le dan Ding Xiang, dua pelayan Liuli Guoguo ini langsung menangis terisak begitu melihat Nyonya kecilnya. Syukurlah, Nyonya kecil biak-baik saja, batin mereka.      
0

Liuli Guoguo menelan ludahnya, lalu mengambil dumpling daging yang jatuh di atas meja. Kemudian dia menepuk untuk membersihkan debu di atasnya, lalu memasukkan dumpling daging itu ke mulut kecilnya. Dia pun melepaskan diri dari dekapan Kakak Po-nya dan berlari kecil menghampiri dua pelayannya yang masih menangis terisak.      

Dumpling sebanyak ini, apa kamu bisa tidak memakan dumpling yang jatuh tadi lalu makan dumpling yang masih bersih? batin Xuanyuan Pofan.     

"Cui Le, Ding Xiang bukannya kalian ada di Tong Zhou? Kenapa kalian tiba-tiba datang ke kerajaan ini?" tanya Liuli Guoguo dengan mulut yang masih penuh dengan dumpling daging, sehingga suaranya tidak terlalu jelas. Setelah bicara, tiba-tiba Ding Xiang memeluknya, lalu Cui Le juga ikut memeluknya.     

Segera setelah itu, dua pelayan itu menangis tersedu-sedu, lalu berkata, "Hiks hiks hiks! Syukurlah Nyonya kecil baik-baik saja! Anda benar-benar mengagetkan kami, sampai kami hampir jantungan dan mati rasanya. Hiks hiks hiks" Suara tangisan mereka bahkan terdengar hampir bersamaan.     

Waktu pertama kali tahu kalau Nyonya kecilnya keracunan, dua pelayan itu langsung jatuh pingsan. Begitu siuman, putri keempat sudah pergi naik kuda ke kerajaan dengan sangat cepat, tanpa berpikir untuk membawa mereka bersama pergi ke sana. Mereka pun panik dan mau mengejarnya untuk ikut ke kerajaan. Tapi, mereka khawatir kalau mereka tidak terlalu cepat berkuda, sehingga bisa-bisa malah terlambat datang.      

Apalagi, mereka tidak akan bisa masuk jika tidak punya tanda pengenal kerajaan. Akhirnya, mereka berlari ke pengawal putri keempat karena dia punya tanda pengenal. Lalu, Cui Le dan Ding Xiang pun memohon sambil menangis kepada pengawal itu untuk mengantarkan mereka ke kerajaan.     

Sekarang, setelah melihat Liuli Guoguo baik-baik saja, mereka berdua sangat bahagia sampai tidak terkendali, sehingga mereka lagi-lagi menangis. Apalagi Ding Xiang, dia langsung memeluk Liuli Guoguo dengan erat sambil menangis sampai napasnya terengah-engah dan pundaknya gemetaran. Bahkan, dia juga terlihat tidak mampu untuk mengatakan apapun.      

Liuli Guoguo akhirnya menelan dumpling daging yang telah dikunyah di mulutnya dan sudah masuk ke perutnya. Melihat Cui Le dan Ding Xiang menangis tersedu-sedu seperti ini, dia pun terlihat tak berdaya.      

Tangan kecil dan putih Liuli Guoguo lalu menepuk punggung Cui Le dan mencoba menenangkannya. "Sudah, sudah, Cui Le jangan menangis lagi, jangan menangis lagi!" katanya.      

Setelah menepuk punggung Cui Le, Liuli Guoguo lalu gantian menepuk dan menenangkan Ding Xiang. "Ding Xiang, sudah, sudah, jangan menangis lagi, sudah ya," katanya.      

Liuli Guoguo bingung, padahal dia hanya menderita flu saja dan tidak begitu parah. Lalu, entah kenapa dua pelayannya ini begitu khawatir sampai seperti ini. Dia merasa kalau ada yang aneh dengan ini semua.     

"Terima kasih atas kebaikan kalian. Xiao Denglong, bawa Cui Le dan Ding Xiang ganti baju dulu, lalu pergi sarapan!" perintah Xuanyuan Pofan setelah melihat dua pelayan yang menangis tersedu-sedu itu.      

Hal yang paling sulit untuk dibeli di dunia ini adalah ketulusan. Inilah sebabnya, mengapa para pelayan seperti Cui Le dan Ding Xiang ini, walaupun tidak memiliki ilmu bela diri dan pengetahuan yang bagus, tapi mereka masih ditempatkan oleh Raja Huayou untuk melayani Liuli Guoguo. Karena mereka ini cukup tulus dan sangat menyayangi majikannya.     

"Laksanakan!" kata Xiao Denglong sambil membungkuk dan mengisyaratkan kalau dia mengerti akan perintah Raja Huayou.     

"Eh? Nyonya kecil, kenapa bibir anda sangat merah dan bengkak ?! Heh! Hiks hiks hiks, apa anda belum sepenuhnya sehat? hiks hiks hiks," tanya Ding Xiang.     

Setelah Ding Xiang mendengar perintah Raja Huayou, dia mau menyeka air matanya dan membuat dirinya sendiri berhenti menangis. Tapi, begitu mengangkat pandangan matanya, dia melihat bibir kecil Liuli Guoguo yang merah dan bengkak. Hal tersebut membuatnya menjadi khawatir kembali.     

Setelah mendengar ini, Liuli Guoguo membeku sesaat, lalu menyentuh bibir kecilnya. Dia berpikir sejenak dan akhirnya teringat sesuatu. Kemudian, dia menjawab dengan ekspresi pasrah dan tak berdaya, "Tidak kok, sepertinya merah dan bengkak karena dicium Kakak Po tadi."     

Kakak Po sangat menyebalkan sekali. Bagaimana bisa dia membuat bibirku jadi bengkak begini? Bagaimana ini kalau bibirku bengkak begini? Nanti tidak cantik lagi, batin Liuli Guoguo. Setelah berpikir seperti ini, dia langsung berbalik dan melihat pantulan dirinya di depan cermin. Karena dia ingin melihat seberapa bengkak bibir kecilnya.     

Suara tangisan dua pelayan itu pun berhenti, air mata yang jatuh dengan deras pun juga ikut berhenti. Wajah mereka pun tanpa sadar mulai terlihat memerah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.