Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kamu Sudah Bebas



Kamu Sudah Bebas

0Pagi hari, Xuanyuan Mingxin memandangi wajah mungil dan imut Liuli Guoguo. Dia punya ide untuk menyisir sendiri rambut Liuli Guoguo. Dia sangat kesal dengan adik keenamnya yang tidak paham cara menikmati sesuatu. Dia selalu saja mengikat rambut Liuli Guoguo dengan ikatan biasa, tidak menarik sama sekali.      
0

Xuanyuan Mingxin pun setiap pagi akan merubah ikatan gaya rambut Liuli Guoguo. Dia akan mengubah gaya rambut Liuli Guoguo dengan berbagai macam model rambut yang lucu, lalu akan merias Liuli Guoguo menjadi lebih cantik dan imut.     

Xuanyuan Mingxin sangat iri sekali dengan adiknya karena bisa punya istri kecil yang seimut ini.Aku kedepannya juga mau melahirkan anak perempuan yang seimut Liuli Guoguo ini ah! Aku juga akan meriasnya dengan sangat sangat sangat cantik! batinnya.     

Liuli Guoguo tidak memberontak, dia sangat bersedia dan patuh ketika dirias macam-macam oleh Xuanyuan Mingxin. Dirinya juga pernah berkata kalau dia sangat senang sekali, karena setiap harinya punya model rambut yang berbeda dan memakai baju-baju yang baru. Hanya saja, setiap hari-hari yang bahagia selalu saja akan diiringi dengan hari yang sedih.     

Tengah malam, rencana pergerakan untuk melarikan dari kediaman Ti Du pun datang. Si kelinci langka warna-warni yang sudah haus akan kebebasan dunia luar pun melangkahkan kaki kecilnya ke samping ranjang Liuli Guoguo. Dia lalu melihat manusia dewasa yang bernama, Xuanyuan Mingxin sedang memeluk manusia kecil yang tidak lain adalah Tuannya.     

Tanpa sadar, mata si kelinci pun memerah dan air mata sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Air mata si kelinci menetes begitu saja, "Meskipun kamu begitu bodoh dan polos, tapi aku, aku, aku sangat menyukaimu hiks hiks hiks." katanya.     

"Yang mulia Yin Ni, jika kamu tidak tega untuk pergi..." ucap si harimau besar A Duo ketika menghampiri si kelinci. Dia ingin sekali menepuk pundak si kelinci, tapi dia tidak berani dan ragu, sehingga kakinya terhenti di udara. Setelah tinggal beberapa hari di kediaman penangkap jiwa Xiu Lou, dia menyadari kalau yang mulia Yin Ni sangat aman dan dijaga sangat baik oleh istri kecil penangkap jiwa Xiu Lou.     

Ketenangan dan ketentraman di samping penangkap jiwa Xiu Lou, jika dibandingkan dengan lingkungan luar yang sangat tidak aman. Sebenarnya, A Duo lebih ingin untuk membiarkan si kelinci cantik yang selama ini dicintainya, untuk diam-diam dan tinggal saja di samping penangkap jiwa Xiu Lou.     

Si kelinci menggertakkan giginya, dia lalu menyeka air matanya sendiri, "Tidak! Aku tetap harus pergi dari sini!" katanya. Dia lebih memilih kehidupan yang berwarna warni penuh bayang-bayang cahaya pedang, daripada hidup aman tentram seumur hidupnya.      

Bagaimanapun aku adalah kelinci langka warna-warni! Aku seharusnya mati di puncak gunung tertinggi, bukan malah mati di ruangan yang begitu hangat ini! Aku juga masih harus menyelamatkan teman binatang buas lainnya di kota binatang buas. Jadi, mana mungkin aku memilih untuk hidup tenang dan tentram di sini! batin si kelinci.     

Kaki si harimau seketika berhenti di udara. Awalnya dia berniat menepuk pundak si kelinci untuk menenangkannya, sekarang malah ditarik kembali olehnya setelah melihat tatapan mata yang sangat bertekad di mata si kelinci.      

Si kelinci perlahan-lahan mendekat ke Liuli Guoguo. Kaki mungil berbulu si kelinci pun mendaki ke ranjang Liuli Guoguo. Lalu, dia meninggalkan daun hijau di bantal kelinci di bawah kepala Liuli Guoguo. Kemudian, si kelinci pun berubah wujud.     

Di saat itu juga, angin berhembus dengan kencang di kediaman Ti Du. Sekelompok binatang buas yang berderet-deret di luar kediaman memandang ke sekitar mereka, seperti sedang menanti Raja mereka kembali.     

"Yin Ni!" kata seekor macan tutul ketika melihat sosok si kelinci. Dia pun langsung berlari menghampirinya, dan memeluk si kelinci ke dalam dekapannya.     

"Kamu terlalu erat memelukku! Cepat lepaskan!" kata si kelinci yang sangat tidak suka dipeluk oleh si macan tutul, dia pun mendorong si macan. Tapi, sayangnya kaki mungilnya tidak akan bisa menandingi kekuatan pelukan si macan. Jadi, dia pun terpaksa hanya bisa menerima pelukan itu sampai si macan tutul melepaskannya sendiri.      

Mata si harimau besar yang melihat adegan di depannya itu pun menggelap.     

"Yang Mulia Yin Ni, Kakak Gan Ba, ayo cepat kita pergi! Jika kalian terus berpelukan dan mesra-mesraan seperti ini, yang ada kita malah tertangkap!" kata seekor rubah yang maju ke depan, lalu menggoyangkan ekornya.     

Barulah si macan tutul melepaskan pelukannya dari tubuh si kelinci, lalu si kelinci pun sudah berpindah di pundak macan tutul, "Yin Ni, kamu sudah bebas!" kata macan tutul yang di pundaknya sekarang ada seekor kelinci. Si kelinci mungil dan lembut itu sama sekali tidak terasa berat di pundak si macan tutul, si macan tutul hanya merasakan geli saja di pundaknya.     

Si kelinci menoleh menatap ke kediaman Ti du. Kemudian, muncul wajah manusia kecil yang begitu bodoh, imut, bersih dan ceria di pikirannya. Setelah itu, dia pun menoleh kembali dan berkata, "Em, ayo kita pergi!" Putri kecilku, selamat tinggal. Semoga kita bisa bertemu suatu hari nanti, ucapnya dalam hati.     

Tidak lama kemudian, bertambah desas-desus mengenai seekor kelinci yang muncul di lingkungan luar. Hanya saja, hal itu juga bertambah dengan air mata seorang anak perempuan kecil.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.