Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Pukuli Dia (Bagian 2)



Kakak Po, Pukuli Dia (Bagian 2)

0Xiao Denglong yang kehilangan pegangan Liuli Guoguo pun langsung kembali akan terjatuh di tanah bersalju. Tapi, untung saja dua pelayan yang menyadarinya langsung berlari dan memegangnya, "Kak Xiao Denglong, kamu baik-baik saja, kan?" tanya salah satu dari mereka.     
0

"Tidak apa-apa! Tubuhku ini cukup kuat kok… Aduhhh… Sakitnya!" keluh Xiao Denglong sambil mengusap bekas darah di bibirnya dan langsung menegakkan tubuhnya dengan sok kuat. Tapi, karena ketidak hati-hatiannya, hal itu malah menyebabkan luka di bagian perutnya tertarik sehingga dia pun kesakitan.     

Dua pelayan yang memegangi Xiao Denglong pun bingung, Kakak Xiao Denglong ini ya, sudah terluka tapi masih bisa begini. Bisa tidak sih membuat kita tidak khawatir! Batin dua pelayan itu.      

Dua wanita itu tadi benar-benar menakutkan, karena sudah membuat para pelayan tadi sangat ketakutan sekali. Untung saja mereka tidak memukuli Xiao Denglong sampai mati, kalau tidak saat ini para pelayan itu pasti sudah menangis tersedu-sedu sekarang.     

"Ding Xiang! Cepat kamu berdiri! Jangan menangis lagi, ada aku disini, kamu bicaralah pelan-pelan." kata Liuli Guoguo sambil mengerutkan keningnya. Kemudian dia menepuk-nepuk pelayan yang menangis dan sedang berlutut di tanah bersalju.     

Kalau istri kecil memang kenapa?! Kalau dibandingkan dengan Tuan putri kami, kamu mah tidak ada apa-apanya! Batin Lan Lian. Kemudian, dia pun langsung memaki pelayan yang berlutut di tanah bersalju itu, "Heh pelayan murahan, menangis apa kamu?! Padahal jelas-jelas kamu yang menabrak Tuan putri kami, kamu malah masih punya muka untuk menangis? Membuat seolah kami memperlakukanmu seperti bagaimana saja!"     

Setelah Lan Lian memaki sambil menunjuk-nunjuk hidung Ding Xiang, lalu dia juga menunjuk-nunjuk Xiao Denglong yang sedang dipegangi oleh dua pelayan, "Kamu juga, berani sekali membentakku, apa kamu tahu siapa aku?! Apa kamu tahu siapa tuan putriku ini?! Apa kamu tahu seberapa terhormatnya status tuan putriku ini?!! Tuan putri kami ini adalah.."     

"Lan Lian! Kamu jangan bicara lagi, aku, aku baik-baik saja..." kata Du Xuexin yang awalnya hanya ingin memandangi adegan ini dan mengawasi Liuli Guoguo di samping. Lalu, tiba-tiba dia melihat sepasang sepatu brokat biru tua masuk ke halaman, dia pun langsung membujuk dan mencoba menghentikan pelayannya yang tidak hentinya berceloteh, dan berusaha menutupi rasa sakit hatinya.     

"Nona, Kamu begitu saja melepaskan orang ini, merekalah yang menabrakmu, dan merekalah yang tidak tahu aturan!" kata Lan Lian yang masih saja dengan sikap galaknya. Dia sama sekali tidak tahu kalau dia dijadikan senjata oleh Nonanya sendiri.     

"Kamu… omong kosong!" kata Liuli Guoguo yang terlihat memonyongkan mulutnya seperti mulut bebek. Dia berteriak dengan marahnya, bagaikan singa kecil yang bulunya berdiri semua karena marah. Pelayannya telah diganggu oleh orang luar, jelas dia sangat sangat sangat marah sekali.     

"Liuli Guoguo, kenapa?" tanya seseorang dengan suara rendah seperti bintang jatuh di langit sembilan. Seketika, semua perhatian orang-orang di halaman Liuli Guoguo pun langsung tertuju ke suara itu.      

Dewa mereka datang. Dewa yang juga sangat dirindukan oleh Du Xuexin. Tapi sayangnya, pada akhirnya dewa itu milik Liuli Guoguo.      

Begitu mendengar suara yang sangat akrab untuknya, Liuli Guoguo pun langsung menoleh. Kemudian, dia menapakkan dengan mantap langkah kakinya di tanah bersalju, dan langsung menghampiri Xuanyuan Pofan. Setibanya di depan Xuanyuan Pofan, dia langsung menarik lengan Xuanyuan Pofan dan berkata dengan wajah sangat marah, "Kakak Po, pukul dia..."      

Jari telunjuk Liuli Guoguo menunjuk ke Lan Lian, pelayan terdekat Du Xuexin. Hati kecilku ini marah, marah sekali! batin Liuli Guoguo. Dia benar-benar marah sampai tidak bisa mengatakan hal lain dan hanya mengungkapkan keinginan mendesak dalam benaknya.     

Wajah Du Xuexin kemudian tampak memucat, Anak kecil ini memanggilnya 'Kakak Po'? Tidak! Tidak boleh! Dia bisa-bisanya menarik lengan Xuanyuan Pofan dengan mesranya. Tidak! Ini tidak boleh! Xuanyuan Pofan seharusnya milikku, Du Xuexin! Huwaaaaah! batinnya.     

Lan Lian seketika tercengang, kakinya jadi lemas dan seluruh tubuhnya gemetar. Karena, melihat kedua mata Raja Huayou saja, dia sudah merasa sangat ketakutan.     

Xuanyuan Pofan kemudian memandangi halaman Liuli Guoguo yang berantakan. Namun, dia tidak bertanya apapun, dan bibir tipis itu pun berkata dengan santai, "Pengawal kedua belas, pukul dia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.