Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Ingin Penghangat Ini (Bagian 4)



Aku Ingin Penghangat Ini (Bagian 4)

0Setelah Xuanyuan Pofan bertanya cukup lama, dia menyadari kalau sosok kecil di sampingnya masih saja tidak menjawab. Pertanyaan ini begitu sulit dijawab, kah? tanyanya dalam hati.      
0

Xuanyuan Pofan pun berbalik dan menyadari kalau ternyata Liuli Guoguo sudah tidur. Sebab, bibirnya tampak membuka dan menutup karena sedang bernapas dengan teraturnya. Padahal tadi dia masih bergerak, tidak disangka begitu cepat dia sudah tidur, benar-benar gadis yang membuatku tak berdaya, batinnya.      

Xuanyuan Pofan tersenyum kecut, dia merasa kalau dirinya terlalu kekanak-kanakan. Di kehidupan yang ini, Liuli Guoguo masih begitu kecil, dia bisa paham apa coba? Yang menemaninya selama ini adalah aku. Jadi, siapapun tidak akan bisa merebutnya dariku, batinnya kemudian.      

Awalnya, Xuanyuan Pofan ingin langsung tidur, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecup bibir mungil Liuli Guoguo. Dia kemudian memandangi gadis mungil yang tidur seperti babi itu, tanpa sadar dia pun menggigit wajah Liuli Guoguo.      

Liuli Guoguo seketika menggumam pelan dan keningnya tampak berkerut. Xuanyuan Pofan langsung melepaskan gigitannya ketika melihat ini, lalu menggulung tubuhnya sendiri ke dalam selimut, memiringkan kepala, setelah itu dia terlihat mencoba untuk tidur. Tapi tidak ada yang tahu, kalau pria di samping ini tidak mengantuk sama sekali karena gadis kecil tersebut.     

Xuanyuan Pofan lalu mencubit telinga kecil Liuli Guoguo, dan memandangi wajah yang sangat imut. Ujung hidung yang bulat, bibir merah muda yang tampak lezat, setelah itu mencium aroma tubuh yang harum dan manis. Sudah hampir gila rasanya, akhirnya dia pun terpaksa pergi ke kamar lainnya untuk tidur, dan hanya bisa menanti Liuli Guoguo tumbuh besar. Benar-benar sangat menggoda menurutnya.     

***     

Di malam yang sama, ada sosok besar yang diam-diam masuk ke dalam halaman bangunan Liuli Guoguo. Ternyata itu adalah seekor macan tutul. Setelah macan tutul itu masuk ke dalam dan memastikan semua aman, tidak lama kemudian seekor sosok kecil juga ikut masuk diam-diam ke dalam halaman juga, dan itu adalah seekor rubah.      

Kelinci putih bercorak warna-warni yang mau bersiap untuk tidur, tiba-tiba telinganya tanpa sadar bergerak-gerak dan mendengar sesuatu. Sesuai insting, dia pun akhirnya langsung membuka matanya.     

"Yang Mulia Yin Ni!" panggil rubah itu dengan sangat bahagia sekali.     

"Yin Ni!" kata macan tutul yang juga sangat bersemangat dan bahagia. Dia bahkan langsung menghampiri kelinci putih itu dan memeluknya, lalu merangkulnya dengan sangat kuat.      

Bulu kelinci itu pun tampak berdiri semua, "Hei hei hei! Gan Ba, kamu pelan-pelan dong peluknya. Bisa tidak kamu setiap kali bertemu tidak memeluk sekasar ini?! Jika lain kali kamu tidak belajar lembut sedikit saja, aku akan minta putus denganmu!" katanya.     

Walaupun kelinci itu sekarang bagai harimau yang terkurung dalam tubuh kecil, dan diintimidasi oleh Xiu Lou, sebutan Raja Huayou dalam dunia bela diri. Tapi jika si kelinci itu menghadapi para pengejar cintanya, dia tidak akan sungkan sedikitpun. Mau bilang apa ya langsung bilang, sehingga tampak sangat arogan dan sombong.     

Macan tutul yang sangat mencintai si kelinci itu, mendengar kalau si kelinci tidak senang. Dia pun berhenti mengelus-elus dan merangkulnya dengan kuat, tapi diganti dengan pelukan ringan dan kecupan yang hangat. Setelah mengecupnya, macan tutul baru sadar kalau si kelinci cantiknya ini sedang memakai baju musim dingin yang sangat jelek, dan di telinganya dihiasi dengan bunga merah besar.     

Heh? batin macan tutul itu dengan terkejut. Karena tadi terlalu bersemangat bisa bertemu si kelinci, jadi dia tidak menyadari akan hal ini.      

Si kelinci yang menyadari kebingungan macan tutul, akhirnya hanya bisa menghela napas berat dan berkata, "Sulit dan panjang untuk diceritakan."     

Macan tutul pun tertawa, "Tidak apa, masih saja cantik kok, Yin Ni cantikku ini tidak peduli mau bagaimana pun, tetap saja cantik." katanya.     

"Tentu saja, aku kan kelinci cantik warna-warni!" kata si kelinci. Walaupun dia bicara begitu, tapi masih saja wajahnya memerah karena tersipu malu. Lalu, tidak lama kemudian, ciuman mengancam dari macan tutul pun datang lagi.      

Si rubah merasa pemandangan ini sangat tidak cocok untuk anak-anak, dia pun menutup mata besarnya dengan kedua tangannya dan berdiri di samping, seolah menjadi obat nyamuk di sana. Kemudian, dia pun mengirimkan tatapan tidak berdayanya. Setelah waktu berlalu sebentar, dia akhirnya membuka jemarinya sedikit dan mengintip dari sela-sela jari.     

Astaga! Mereka berdua kenapa masih saja berciuman, sih?! Masih saja berpelukan mesra! Bisa tidak kalau tahu diri sedikit dan belajar mengendalikan?! Belajar mengendalikan! Bagaimanapun, ini adalah kediaman Xiu Luo yang menakutkan! Huwaaaaah! batin si rubah. Dia tidak berani bergerak sama sekali dan hanya bisa menutup mata dan menganggap dirinya sebagai obat nyamuk.     

Waktu berlalu lagi, pada akhirnya si kelinci mendorong macan tutul lepas dari dirinya, lalu mengusap-usap bibirnya yang bengkak karena diciumi oleh macan tutul. Setelah itu, dia pun berkata dengan tidak senangnya, "Kamu ini bisa tidak sih tidak begitu ganas?! Aku merasa seperti akan kamu telan saja!"     

"Hehehe..." macan tutul itu tampak tersenyum bodoh dengan hati yang sangat puas, lalu menarik lagi si kelinci ke pelukannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.