Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tuantuan, Kamu Di Mana? (Bagian 2)



Tuantuan, Kamu Di Mana? (Bagian 2)

"Lepaskan Tuantuan ku!" kata seseorang. Sebab, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat jernih.     

Baru saja Wen Yiwen memasukkan kelinci kecil ke dalam kandang burung, tiba-tiba ada gadis kecil yang mengenakan gaun merah muda yang seumuran dengannya menghampiri dirinya. Gadis itu mengulurkan tangannya, seolah mau merebut kandang di tangannya.     

"Xiao Denglong! Cepat panggil tabib untuk menyelamatkan harimau besar, harimau besar tidak boleh mati!" kata Liuli Guoguo. Dia lalu berlari menghampiri si kelinci sambil menggertakkan giginya dan membatin, Aku marah sekali!     

Setelah berjalan menelusuri bangunan Ya, Liuli Guoguo dan para pelayan pun sampai di tempat terpinggir di luar bangunan itu dan melihat seekor harimau besar terbaring jatuh dan bersimbah darah. Lalu, ketika melihat kelincinya sendiri dimasukkan dan dikurung ke dalam kandang burung, Liuli Guoguo merasa marah sekali.      

Mangkanya dicari dari tadi tidak ketemu! Ternyata Tuantuan bertemu dengan orang jahat dan dikurung olehnya! Orang jahat itu juga memanah si harimau besar! Cih, jahat sekali dia! Si harimau besar begitu lucunya, mana boleh mati begitu saja?! batin Liuli Guoguo.     

"Laksanakan!" kata Xiao Denglong yang juga terkejut ketika melihat harimau besar yang bersimbah darah. Dia pun segera melaksanakan apa yang diperintah Liuli Guoguo. DIa berbalik, lalu segera pergi dari tempat itu untuk memanggil tabib. Dia adalah pelayan Liuli Guoguo yang paling cepat larinya. Harimau besar, kamu bertahanlah jangan sampai mati. Kalau kamu mati, Nyonya kecil akan bersedih. Nyonya kecil ini sangat suka sekali denganmu harimau besar! batinnya.     

Wen Yiwen kemudian mengangkat kandang burung itu lebih tinggi, lalu mendorong gadis yang mau merebut kandang itu darinya. Tiba-tiba, dia pun menyadari kalau sesuatu yang menarik.      

Eh? Bukannya gadis kecil bercadar ini istri kecil paman, ya? Memakai cadar jadi terlihat misterius saja. Aku tadi sampai bingung ketika masuk ke aula utama dan melihatnya. Paman juga begitu aneh deh, baik-baik saja kenapa juga harus menyuruh istri kecilnya memakai cadar? Cih! Paras wajah asli istri kecil paman ini, pasti kalau tidak sangat jelek ya berarti sangat cantik. Ini membuat tanganku gatal saja, rasanya ingin sekali melihat wajah aslinya, batin Wen Yiwen.     

"Yoh, tante toh, kamu mau menyelamatkan kelincimu? Kalau begitu lepaskan cadarmu! Lepaskan dulu pacarmu, baru aku akan mengembalikan kelinci ini kepadamu!" kata Wen Yiwen dengan tertawa licik. Dia bicara sambil menyerahkan kandang burung itu kepada pelayannya, "Ju'er bawa baik-baik ini!" perintahnya. Ju'er pun dengan segera mengambil kandang itu.     

Liuli Guoguo melihat kandang burung itu diberikan begitu kasarnya ke pelayan, hal itu seketika membuatnya menjadi marah. Wanita jahat ini ya, bisa-bisanya sekasar itu memberikan kandangnya. Membuat jantungku berdegup kencang karena ketakutan saja. Aku takut sekali barusan kalau si kelinci terluka, batinnya.     

"Apanya yang tante? Kelinci itu milikku. Cepat kembalikan padaku! Jika tidak, aku akan memukulmu!" kata Liuli Guoguo sambil mengangkat lengannya yang dibalut begitu tebal dengan baju musim dingin. Tapi sayangnya, bagaimana pun berusaha, dia tetap tidak bisa melingkis lengan bajunya dan mengangkat lengannya.     

Uh… Aku terlalu banyak memakai baju musim dingin. Tidak heran kalau pemuda galak tadi mengataiku bacang! batin Liuli Guoguo.     

Pelayan lain yang ada di samping Wen Yiwen, kemudian membungkuk ke Liuli Guoguo dan berkata, "Nyonya kecil Raja Huayou, Nona kami ini adalah anak dari putri kerajaan. Cucu yang paling disayangi oleh Raja dan Ratu. Jadi, dengan begini bukannya kamu adalah tantenya?"     

Mendengar ini, Liuli Guoguo sudah tidak lagi mencoba melingkis lengan bajunya karena terlalu susah. Dia pun mengibaskan lengan bajunya itu, lalu berkata, "Oh, ternyata kamu itu keponakanku. Kamu kan sudah memanggilku tante, sini keponakanku yang patuh. Cepat kembalikan kelinci kecil itu padaku. Sikap yang seperti ini tidak baik, loh. Kalau kamu tidak mengembalikan kelinci itu, aku tantemu ini tidak akan merasa tidak enak lagi dan bisa-bisa langsung memukulmu, loh!" Ketika bicara sampai di sini, dia pun kemudian mengepalkan tangannya dan membentuk sebuah tinju.     

"Kamu.." gumam Wen Yiwen. Dasar anak kecil sialan! Aku memanggilnya tante itu, karena aku masih menghormati pamanku! Kamu masih kecil saja, kelihatannya kamu tidak lebih tua dariku? Lalu atas dasar apa kamu sok tua begitu?! batinnya.     

"Pergi sana! Kamu tidak berhak memberiku pelajaran atau menasehatiku! Kamu kira, karena kamu adalah istri kecil Raja Huayou, jadi kamu sangat luar biasa, hah? Lihat aku dong, aku ini cucu kesayangan nenek dan kakekku!" sambung Wen Yiwen.     

"Kamu mau kembalikan atau tidak?" tanya Liuli Guoguo sambil mengeratkan kepalan tangannya ke depan. Wajahnya yang ada di balik cadar, sekarang sudah menjadi merah karena marah. Keningnya pun sudah berkerut tidak karuan, dia bagaikan berubah jadi singa yang mengerikan.     

"Tidak mau ku kembalikan!!!" teriak Wen Yiwen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.