Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dua Peliharan Imut



Dua Peliharan Imut

0Halaman Liuli Guoguo,      
0

Liuli Guoguo yang sudah lama bermain dengan para pelayan kemudian turun dari ranjang empuknya, lalu berjalan ke samping meja mahoni. Mulutnya setelah itu terbuka dan berkata, "Apa makanannya sudah dibungkus? Aku mau memberikannya langsung kepada Kakak Po."     

Ding Xiang terlihat sedang menutup kotak makanan dari kayu cendana itu dengan tutup kotak makannya, lalu mengerutkan kening dan menjawab, "Nyonya kecil, makanan ini sudah dibungkus dengan baik. Tapi, sepertinya makanan ini sudah dingin deh."     

Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya, kemudian berkata dengan cemas, "Bagaimana dong ini?! Aku ingin memberikan makanan ini ke Kakak Po agar langsung dimakan malam ini juga! Makanan yang begitu lezat tidak akan terasa enak jika dibiarkan sampai besok!"     

"Tidak apa-apa, Nyonya kecil. Hamba akan membawanya ke ruang makan dan meminta Ju Yue untuk memanaskannya," kata Ding Xiang kepada Liuli Guoguo sambil mengendurkan kerutan di antara alisnya.      

Liuli Guoguo yang saat ini sedang berdiri di depan meja mahoni, kini dia telah mengganti pakaian sekolahnya menjadi gaun katun warna merah muda. Bibir kecilnya yang sedari tadi dimanyunkan, seketika langsung berubah dan melengkung seperti bulan kecil. "Em em, baiklah!" gumamnya.     

Ding Xiang pun meletakkan kotak makanannya, lalu berjalan keluar. Ketika dia sampai di depan pintu, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu. Pundaknya terlihat gemetaran, lalu dia dengan segera berbalik dan berkata kepada Xiao Denglong, "Xiao Denglong, ayo kamu temanilah aku. Sudah semalam ini, aku… Aku… Aku takut."     

Xiao Denglong pun melirik dengan tatapan meremehkan kepada Ding Xiang, lalu dia memberikan lap kain yang ada di tangannya kepada Cui Le dan berkata, "Iya iya iya, aku tahu kalau kamu ini penakut. Iya, aku akan menemanimu pergi ke sana."      

Ding Xiang seolah langsung berubah menjadi anak kucing pemalu yang bergantung kepada ibu kucing. Kemudian dia berlari ke arah Xiao Denglong, dan langsung berpegangan pada pinggang Xiao Denglong yang ramping.     

"Hati-hati kalian ya, Xiao Denglong. Jangan sampai Ding Xiang hilang hehehe!" goda Liuli Guoguo sambil tertawa cekikian.      

Begitu Ding Xiang mendengar kata-kata ini, dia pun menoleh, lalu menjulurkan lidah ke arah Liuli Guoguo.      

Liuli Guoguo juga menjulurkan lidah kecilnya ke arah Ding Xiang. Setelah itu dia meletakkan tangannya di atas kepala untuk membentuk telinga kelinci, lalu memainkannya untuk mengejek Ding Xiang.     

"Nyonya kecil, chinchilla bangun!" seru Mo Li ketika dia ingin menyelimuti dua ekor chinchilla yang lucu itu.     

"Hah?" gumam Liuli Guoguo yang dengan cepat berbalik dan langsung berlari ke ranjang bambu kecil di samping ranjang yang hampir roboh. Kemudian dia berlutut di samping ranjang bambu itu, dengan mata besar bagai anggurnya yang membelalak ketika menatap dua ekor hewan kecil berbulu abu-abu yang sangat imut di atas ranjang bambu tersebut.      

Di atas alas bambu yang dilapisi selimut lembut berwarna kuning angsa, terlihat ada dua gumpalan berwarna abu-abu bulat yang imut sekali, yakni dua peliharaan Liuli Guoguo yang imut.     

Tangan depan dari dua hewan kecil dan lucu itu ditegakkan ke depan secara perlahan, seolah-olah mereka sedang meregangkan otot-otot mereka setelah tidur. Ranjang bambu kuning muda itu dibuat oleh Cui Le dan Xiao Denglong ketika mereka pergi ke halaman belakang beberapa jam yang lalu.     

Awalnya, Liuli Guoguo berencana menempatkan kedua hewan semacam kelompok tikus abu-abu tersebut di sarang bambu tempat tinggal si kelinci kecil, Tuantuan. Namun, ketika dia dan pelayannya meletakkan dua chinchilla itu ke sarang bambu si kelinci dulu, dia melihat dua ekor chinchilla itu berusaha memanjat naik ke ranjang. Bagaimana pun berusaha, tapi tetap saja tidak bisa berhasil naik ke ranjang si kelinci itu.     

Setelah itu, Liuli Guoguo pun menyuruh para pelayannya untuk mengubah sarang bambu si kelinci dulu menjadi ranjang bambu yang datar dan tidak terlalu tinggi. Begitu ranjang bambu datar itu diletakkan di lantai, maka bisa digunakan langsung oleh dua ekor chinchilla untuk bermain dan beraktivitas dengan bebasnya, serta tidak takut untuk terjatuh lagi.      

Tetapi, selimut kecil dan alas tidur di atas ranjang bambu itu tetap selimut dan alas tidur yang dulu digunakan oleh si kelinci cantik Tuantuan.     

***     

"Han Zi, ini di mana?" tanya salah satu chinchilla dari dua chinchilla yang imut itu kepada chinchilla yang lain.     

"Istriku, ini adalah tempat Raja di kota ini! Kenapa kamu bisa lupa, sih? Pria tua yang memelihara kita berdua punya keponakan yang bernama Cui Le, lalu pria itu menyuruh Cui Le membawa kita berdua ke kota untuk diberikan kepada gadis kecil di depan kita ini untuk dipelihara dan dirawat," jawab si suami chinchilla dengan aksen lokalnya yang khas. Dia berusaha menjelaskan semuanya sesabar mungkin kepada istrinya yang bodoh itu.     

"Oh oh oh! Aku ingat! Astaga! Gadis kecil ini memberikan ranjang yang begitu kokoh dan nyaman sekali untuk kita! Ini terlalu nyaman sekali! Sampai aku ketiduran dan melupakan semuanya," kata si istri chinchilla yang imut sambil menggaruk keningnya yang berbulu lembut.     

"Astaga istriku istriku!" ucap si suami chinchilla dengan menghela napas kepada istrinya yang bodoh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.