Bos Mafia Playboy

Menemani Mandi



Menemani Mandi

0Happy Reading     
0

Imelda masih menatap kosong lelaki di sampingnya itu. Dia mencoba memikirkan sesuatu yang mungkin saja diingatnya dari masa lalu. "Apa sebenarnya hubungan kematian Mama dan kepergian Tante Natasya?" gumamnya dengan wajah yang sangat penasaran. Wanita itu menatap suaminya dengan penuh arti. "Apakah kamu juga tak mengetahui hubungan mereka berdua?" tanyanya pada Brian.     

Pria itu langsung memandang ke arah istrinya, Brian dapat melihat rasa penasaran yang begitu besar terlihat jelas dari wajah Imelda. "Aku tak mengetahui tentang hubungan rumit di antara dua keluarga ini. Tetapi aku sangat yakin jika ada sebuah rahasia besar yang mungkin sedang disembunyikan oleh mereka semua," jelas Brian dengan wajah yang terlihat cukup serius.     

"Rahasia? Rahasia apa?" Imelda semakin penasaran dengan sesuatu yang membuatnya penasaran selama ini. Wanita itu langsung mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi seseorang. "Di mana Papa?" tanyanya pada seseorang di dalam ponsel. Imelda menunjukkan ekspresi wajah yang serius ketika menghubungi orang itu. "Jika Papa kembali, langsung hubungi aku," perintahnya sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.     

Brian yang sejak tadi mendengar dan juga memperhatikan istrinya menjadi lebih penasaran. Dia berpikir jika yang baru saja dihubunginya pastilah anak buah Davin Mahendra. "Siapa yang kamu hubungi?" tanyanya dengan tatapan mata yang sudah tidak sabar untuk mendengar jawaban dari istrinya.     

"Alex. Dia paling tahu keberadaan Papa lebih dari siapapun," jawab Imelda sambil bangkit dari tempat duduknya. Wanita itu bermaksud untuk keluar dari ruangan itu. Namun tiba-tiba Brian memeluk tubuhnya dari belakang.     

"Mau ke mana kamu, Sayang?" tanya Brian pada wanita di pelukannya.     

Imelda sedikit terkejut menerima pelukan mendadak dari pria yang sudah menghamilinya itu. Dia pun membalikkan badannya dan mereka pun saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. "Rasanya aku ingin mandi dulu, apa kamu ingin menemaniku mandi?" Imelda menatap pria itu dengan wajah serius dan tanpa senyuman sedikit pun.     

"Menemanimu mandi?" ulang Brian dengan wajah yang penuh keraguan.     

Mendadak Imelda mendorong pelan suaminya lalu terkekeh memandangi pria yang terlihat bingung dan juga salah tingkah itu. "Mana mungkin kamu mau menemaniku mandi? Tubuhku sama sekali tak menarik di matamu." Setelah memberikan sebuah balasan untuk Brian, wanita itu langsung membalikkan badannya dan meninggalkan pria yang tadi memeluknya. Imelda berjalan menuju kamar yang dipakainya selama ini, tentu saja itu adalah kamar suaminya. "Sial! Ternyata Brian benar-benar tak tertarik padaku," kesalnya sambil mendorong pintu kamar. Dia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintunya.     

Brian masih berdiri di depan pintu di mana Imelda meninggalkannya tadi. Pria itu beranjak keluar dan memanggil pelayan untuk membereskan semuanya. Kemudian dia pun beranjak ke sebuah kamar yang biasanya di pakai oleh wanita yang sangat dicintainya itu. Dengan ragu dan tak bersemangat, Brian memutar handle pintu lalu mendorongnya hingga terbuka. Dia memandang sekeliling kamar itu, tak ada seorang pun yang ditemukannya di dalam kamar. Pria itu berpikir jika Imelda sedang berada di taman atau di ruang tengah untuk menonton televisi. Karena pintu kamar mandi juga terbuka berarti tak ada seorang pun yang berada di kamarnya. Tanpa ragu sedikit pun, Brian melepaskan pakaiannya dan melemparkannya ke dalam keranjang pakaian kotor lalu melangkahkan kaki ke kamar mandi.     

Pria itu langsung berdiri di depan wastafel sambil memandangi wajahnya sendiri. Brian tersenyum simpul melihat wajah tampannya yang cukup memikat hati. Dia bangga dengan ketampanan yang di wariskan oleh sang ayah. Tak lama kemudian dia masuk ke dalam sebuah dinding kaca di bawah guyuran shower yang mengalir. Sejak tadi dia tak sadar jika telah berada di dalam kamar yang sama dengan sang istri. Sebuah tirai yang menutupi bathtub telah membuat Brian tak menyadari ada orang lain di sana. Saat dia baru saja membasahi rambutnya dan memberikan shampo juga, tiba-tiba air shower tak mau keluar. Dia sangat panik karena busa dari shampo telah mengenai matanya. Tanpa pikir panjang Brian langsung berjalan pelan dengan mata tertutup ke dalam bathtub untuk membasuh matanya. Di meraba bathtub untuk mencari sebuah selang yang berada di sana. Namun saat mencoba untuk meraba permukaan bathtub, dia merasakan sesuatu yang aneh yang membuat dirinya bergetar seketika.     

Imelda yang sejak tadi berendam di bathtub merasa sedikit ngantuk dan hampir tertidur di dalam sana. Antara sadar dan tak sadar, dia merasa ada sebuah pasang tangan yang menggerayangi tubuhnya. Dengan sangat berat karena terlalu mengantuk, Imelda mencoba membuka matanya. Dan yang terjadi membuatnya naik darah. "Brengsek kamu, Brian!" Wanita itu berteriak begitu menyadari suaminya telanjang dan sedang menggerayangi tubuhnya. Tanpa henti dia memukul dada Brian lalu mengambil selang dan menyemprotkan air ke wajah suaminya. "Dasar pria mesum! Berani-beraninya kamu melakukan itu!" kesal wanita yang sudah melupakan jika dirinya juga tak memakai sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.     

"Hentikan, Imelda! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan," sahut Brian dengan wajah terkejut dan juga merasa bersalah atas apa yang dilakukannya tanpa sengaja. Pria mencoba merebut selang di tangan istrinya tanpa peduli Imelda yang terus memukulinya. Dia hanya ingin membersihkan shampo yang masuk ke dalam matanya. Setelah matanya bisa melihat dengan jelas, Brian baru sadar telah melakukan kesalahan yang cukup fatal. "Sejak kapan kamu berendam di sini?" tanyanya dengan wajah yang sangat malu.     

Wanita itu langsung menarik sebuah handuk yang tergantung di dinding untuk menutupi tubuhnya yang masih penuh dengan busa. "Sejak kita selesai sarapan! Apa kamu sengaja melakukan ini?" tanyanya dengan wajah kesal. "Apa kamu sengaja ingin menggodaku dengan tubuhmu?" tanyanya lagi sambil melirik tubuh bagian bawah Brian yang tidak tertutupi apapun.     

"Apa maksudmu, Imelda?" Brian masih belum menyadari dirinya yang berdiri menatap Imelda dengan tubuh polos tanpa kain atau apapun yang menutupinya.     

"Dasar pria gila!" Imelda kembali berteriak dan menyemprotkan air pada benda yang sejak tadi merusak pemandangannya.     

Begitu menyadari hal itu, Brian langsung menutupinya dengan kedua tangan. "Astaga! Aku pinjam handuk dulu." Dengan gerakan cepat dan kepanikan, Brian langsung menarik handuk Imelda tanpa menunggu persetujuan darinya. Pria itu berusaha untuk menariknya namun Imelda tak membiarkan selembar kain itu terlepas dari dirinya. Terjadilah aksi tarik menarik yang membuat mereka berdua justru masuk ke dalam bathtub yang penuh dengan air dan busa.     

"Apa-apaan kamu, Brian! Jadi basah handuknya," protes wanita yang berada di satu bathtub bersama sang suami.     

"Ini gara-gara kamu sendiri, aku hanya meminjam sebentar lalu memberikannya lagi padamu," sahut Brian sambil menahan senyumnya karena melihat Imelda yang justru menggemaskan saat kesal.     

"Bilang saja kamu ingin melihat tubuhku!" Imelda semakin memberikan sebuah tuduhan serius pada pria di depannya.     

Brian langsung menarik rambutnya sendiri di depan sang istri. Sekesal apapun dirinya, dia tak ingin marah pada wanita yang sedang menatap tajam dirinya itu. "Bukankah kamu ingin aku menemanimu mandi," kilahnya untuk menyelamatkan harga dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.