Bos Mafia Playboy

Kematian Imelda Dan Bayinya?



Kematian Imelda Dan Bayinya?

0Bagi Brian dan dua pasangan pengantin di dekatnya itu, waktu berjalan sangat lambat. Suhu udara serasa semakin menurun dengan kadar oksigen yang dirasakannya begitu rendah. Sebuah suasana yang sangat menyiksa bagi mereka semua.     
0

Hingga tak berapa lama, pintu ruang operasi telah terbukti. Nampak beberapa dokter dan juga perawat keluar dari sana. Terlalu sulit membaca ekspresi yang dilukiskan oleh para tim medis itu.     

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" Dengan susah payah Brian mencoba bangkit lalu berdiri di hadapan beberapa dokter yang telah menangani Imelda.     

"Kondisi bayinya sangat sehat. Hanya saja .... " Dokter itu tampak sangat ragu untuk melanjutkan ucapannya. Ada perasaan takut yang tiba-tiba bersemayam di dalam dadanya.     

Tak sabar menunggu jawaban itu, Brian mendekati sang dokter dan menatapnya sangat tajam. Bagai sebuah pedang yang sangat siap untuk menghabisi mereka semua.     

"Cepat katakan, Dok! Bagaimana kondisi istri saya?" Dalam kegelisahan yang bercampur perasaan takut, Brian akhirnya melontarkan pertanyaan itu pada seorang pria berseragam dokter itu. Dia sudah sangat tak sabar untuk mendengar penjelasan dari mereka.     

Terdengar suara helaan nafas panjang sebelum dokter itu menjelaskan kondisi Imelda. Terlalu berat bagi mereka untuk mengatakan kebenaran itu.     

"Kondisi Dokter Imelda masih belum stabil setelah mengalami pendarahan, dia harus mendapatkan perawatan intensif pasca operasi ini. Sedangkan untuk bayinya, kami akan membawanya ke ruang bayi untuk mendapatkan perawatan khusus pasca lahir. Setelah memindahkan Dokter Imelda ke ICU, Anda bisa menemuinya." Begitulah penjelasan panjang lebar dari dokter itu. Tentunya mereka semua cukup terpukul mendengar kondisi Imelda yang masih belum stabil.     

Mendadak ... Brian kehilangan kata-katanya. Terlalu takut untuk kehilangan Imelda, membuat pria itu melupakannya sang buah hati yang terlahir dengan selamat. Pikirannya hanya berpusat pada sosok wanita yang sangat dicintainya itu.     

"Jika terjadi apa-apa pada Imelda, aku akan mati bersamanya,"rancau Brian dalam perasaan takut yang semakin menyesakkan dada.     

Bukannya rasa empati yang didapatkan, Brian justru mendapatkan sebuah pukulan dari Vincent. Pria itu benar-benar tak bisa mengerti dengan pola pikir Brian. Bagaimana Brian bisa berpikir sebodoh itu?     

"Apakah kamu sudah gila? Lihatlah anakmu yang berjuang sendirian di dalam sana." Vincent menunjukan ke sebuah ruangan dengan tulisan 'ruang bayi' di bagian sebelah pintu. Rasanya sangat memalukan melihat Brian yang tampak sangat lemah dan tak bisa menerima hal itu.     

"Tapi, Kak .... " Vincent kembali memukul Brian agar segera sadar dan kembali ke dalam kenyataan. Pria itu terlalu lemah dan juga menyedihkan bagi mereka.     

Di antara suasana yang sangat menegangkan itu, dari kejauhan terlihat Davin Mahendra, Adi Prayoga dan juga Rizal Hartanto berjalan ke arah mereka. Ketiga pria itu baru saja kembali dari sebuah pesta pernikahan yang telah ditinggalkan oleh kedua pasangan pengantin.     

"Ajak Laura untuk berganti pakaian!" Rizal Hartanto memberikan dua buah paper pada Eliza. Sepertinya itu adalah pakaian ganti yang sengaja dibelinya sebelum mendatangi rumah sakit.     

Eliza pun mengajak Laura untuk mengganti gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Mereka juga tak membayangkan jika pesta pernikahannya menjadi berantakan karena banyak hal yang tak terduga. Namun hal itu jelas tak terlalu penting. Yang terpenting, mereka berdua telah resmi menjadi pasangan masing-masing.     

"Apakah Imelda akan baik-baik saja?" Eliza bertanya pada Laura sembari melepaskan gaun pengantin yang masih menutupi tubuhnya.     

"Semoga saja dia baik-baik saja. Jika terjadi apa-apa dengannya, para pria itu pasti akan menjadi gila. Mereka semua sangat menyayangi Imelda melebihi apapun," ujar Laura dengan penuh harap. Dia sendiri tak meginginkan adik iparnya itu sampai harus bertarung dengan kematian.     

Mereka berdua sama-sama mengetahui, betapa pentingnya Imelda bagi mereka. Hal itu membuat mereka juga terus berharap jika Imelda akan segera sadar dengan kondisi yang semakin baik.     

Di sisi lain, Adi Prayoga memandang anak bungsunya dari pernikahannya dengan Natasya. Tak disangkanya, Brian terlalu lemah menghadapi kondisi Imelda yang tak baik-baik saja.     

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Davin Mahendra sudah menduga jika hal seperti itu akan terjadi. Mengingat Irene juga mengalami pendarahan hebat saat melahirkan Imelda.     

"Imelda sempat mengalami pendarahan pasca operasi. Dia harus mendapatkan perawatan intensif untuk beberapa hari ke depan," jelas Vincent atas pertanyaan dari ayahnya.     

Situasinya tak lebih baik setelah kehadiran ketiga pria itu. Brian justru semakin terpuruk sembari menunggu Imelda dipindahkan ke ICU. Rasanya sudah sangat tak sabar untuk segera bertemu dengan wanita yang dicintainya itu.     

Rizal Hartanto tampak sibuk dengan ponsel di tangannya. Seakan dia harus menjawab beberapa panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.     

"Berita pernikahan mereka dan juga kelahiran seorang penerus telah bocor ke media. Mereka baru saja berbondong-bondong mendatangi rumah sakit. Aku sudah menyiapkan penjagaan ketat di seluruh pintu masuk rumah sakit," jelas Rizal Hartanto pada beberapa pria yang cukup terkejut mendengar hal itu.     

Tidak disangka jika pergerakan media terlalu cepat dan sangat merisaukan mereka semua. Hal itu tentunya menambahkan kecemasan di hati mereka. Pengamanan di rumah sakit itu harus diperketat dengan sebaik mungkin.     

"Terima kasih, Hartanto. Pasti kami semua akan sangat merepotkanmu untuk beberapa hari ke depan," sesal Davin Mahendra karena merasa sungkan pada segala bentuk kebaikan dari seorang hakim senior itu.     

"Tak perlu sungkan, mulai sekarang kita adalah sebuah keluarga. Membantu kalian adalah sebuah kewajiban bagiku," tegas Rizal Hartanto pada mereka semua.     

Berita kelahiran penerus pertama dari Keluarga Prayoga dan juga Mahendra menjadi berita terpanas di seluruh pelosok negeri. Hal sampai terdengar di telinga Natasya. Wanita itu semakin geram karena segala rencananya telah gagal total. Natasya telah gagal menghabisi nyawa mereka semua.     

Dia pun memikirkan sebuah cara untuk memberikan sebuah pukulan telak bagi mereka semua. Yang bisa membuat mereka yang masih hidup seolah akan memohon untuk sebuah kematian.     

Natasya membayar seseorang yang berpengaruh besar di penjara paling menakutkan itu. Dia meminta orang itu agar memerintah seseorang untuk membunuh Imelda dan juga bayinya.     

"Aku hanya membantumu untuk menghubungi seseorang di luar penjara. Yang terjadi di luar sana, tidak ada hubungannya denganku," peringat seorang wanita tua yang sangat dihormati di lingkungan penjara wanita itu.     

"Aku mengerti. Pastikan saja jika pesanku ini telah tersampaikan secepatnya." Natasya sudah tak peduli lagi dengan mereka semua. Kematian Imelda dan juga anaknya akan menjadi hukuman menyakitkan bagi mereka semua.     

Tak peduli apapun resikonya, dia sudah memerintahkan seorang dokter di rumah sakit itu yang pernah memiliki hubungan sangat baik dengan Natasya. Wanita itu berharap jika usaha terakhirnya kali ini tidak akan mengalami kegagalan lagi seperti sebelumnya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.