Bos Mafia Playboy

Sebuah Mobil Yang Sangat Mencurigakan



Sebuah Mobil Yang Sangat Mencurigakan

0Jeffrey meninggalkan rumah Yudha Fabian dengan tangan kosong. Dia sama sekali tak mendapatkan bukti apapun atas kematian Irene Mahendra. Pria itu hanya mengetahui satu hal penting ... Yudha Fabian tak pernah terlibat dengan tewasnya seseorang yang menjadi istri dari Davin Mahendra itu.     
0

"Itu artinya ... Natasya benar-benar menghabisi Irene dengan tangannya sendiri. Aku harus segera menemui Davin Mahendra." Jeffrey bergumam sendiri tanpa peduli dengan orang-orang di sekitarnya.     

Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Jeffrey sudah tak sabar untuk mengatakan sedikit informasi itu kepada teman dekatnya dan juga rekannya selama bertahun-tahun lamanya.     

Dalam beberapa menit saja, Jeffrey sudah berada di depan rumah Davin Mahendra. Dia memutuskan untuk menghentikan mobilnya di depan gerbang lalu memperhatikan sekeliling rumah itu. Rasanya ada yang aneh dengan sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari rumah itu.     

Dengan langkah yang cepat, Jeffrey berjalan ke arah mobil berwarna hitam. Dia pun mengetuk kaca mobil itu agar orang yang berada di dalamnya menampakkan diri.     

"Tolong buka kaca mobilnya!" Dengan suaranya yang cukup tegas, Jeffrey menyuruh seseorang di dalam mobil itu untuk membuka kacanya.     

Belum juga kaca mobil itu terbuka, sang pengemudi sudah menyalakan mesin mobilnya dan langsung menancap gas.     

"Sialan!" kesal Jeffrey saat mobil itu melarikan diri. Untung saja, dia masih sempat melihat plat mobil hitam yang sangat mencurigakan itu.     

Dengan wajahnya yang sangat kesal, Jeffrey pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah dengan gerbang tinggi dan penjagaan yang lumayan ketat.     

"Apa Davin Mahendra ada di dalam?" tanya Jeffrey pada kedua pria yang berjaga di depan gerbang rumah itu.     

"Bos ada di dalam, Tuan. Silahkan masuk, saya akan mengantarkan untuk menemui Bos Davin Mahendra." Pria itu pun dengan sangat sopan mengantar Jeffrey untuk menemui Davin Mahendra. Kebetulan sekali, sang empunya rumah baru saja keluar dari kamarnya.     

Davin Mahendra cukup terkejut saat melihat Jeffrey yang sudah berada di dalam rumahnya. Ia pun menghampiri atasannya itu untuk menanyakan alasan kedatangannya.     

"Ada perlu apa kamu datang ke rumahku, Jeffrey?" tanya Davin Mahendra pada seorang pria yang baru saja memasuki rumahnya.     

"Aku ingin berbicara denganmu sebentar," jawab Jeffrey sembari melangkahkan kakinya mendekati sang tuan rumah.     

Sang empunya rumah lalu mempersilahkan Jeffrey untuk duduk di ruang tengah. Davin Mahendra sengaja membawanya ke sana karena kalau di ruang tamu, dua bodyguard yang berjaga di depan pintu pasti bisa mendengar percakapan mereka berdua.     

"Katakanlah!" ucap Davin Mahendra dalam wajahnya yang sangat tidak sabar. Tentunya, dia sangat penasaran dengan alasan kedatangan Jeffrey ke rumahnya.     

"Yang pertama ... sepertinya ada seseorang yang berusaha untuk mengawasi rumahmu. Saat aku mendatangi mobilnya, mereka justru melarikan diri," terang Jeffrey pada sosok pria yang begitu serius mendengarkan ucapannya.     

Tak ada respon terkejut ataupun panik di wajah Davin Mahendra. Pria itu tetap saja tampak begitu tenang setelah mendengar semuanya.     

"Aku sudah mengetahui tentang sebuah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari rumahku. Lalu ... Yang kedua?" tanya Davin Mahendra pada atasannya itu.     

"Aku baru saja menemui Yudha Fabian. Dia mengatakan jika dirinya sama sekali tak terlibat dengan tewasnya Irene. Natasya hanya memintanya untuk membereskan jejak di lokasi kecelakaan itu," jelas Jeffrey pada seorang pria yang tampak sangat memperhatikan setiap kata yang diucapkannya.     

"Apa kamu mendapatkan bukti kejahatan Natasya?" Dengan wajah yang tidak sabar, Davin Mahendra melontarkan sebuah pertanyaan pada seorang pria yang berada tak jauh darinya.     

Jeffrey tak langsung menjawab pertanyaannya. Dia memilih terdiam sejenak sebelum mengatakan jawabannya. Pria itu sendiri sudah berusaha cukup keras untuk membujuk Yudha Fabian. Bahkan dia juga menawarkan uang yang cukup banyak agar pria itu mau memberikan bukti-bukti kejahatan Natasya.     

"Mungkin aku terlalu bodoh atau bagaimana ... Yudha Fabian sama sekali tak bisa terbujuk dengan perkataanku. Bahkan aku juga telah menawarkan uang yang cukup banyak padanya," terang Jeffrey pada rekannya.     

"Apa kamu yakin jika Yudha Fabian memiliki bukti-bukti kejahatan Natasya?" Davin Mahendra mencoba untuk memperjelas ucapan yang baru saja di dengarnya.     

Kedua pria itu saling memandang satu sama lain. Mereka seakan tak bisa melakukan apapun untuk memberikan balasan setimpal pada Natasya. Padahal jelas-jelas wanita itu telah melakukan banyak kejahatan yang selama ini ditutupinya.     

Jeffrey pun tampak sangat gagal karena tak bisa melakukan apapun. Meskipun dia berusaha keras, tak akan ada hasil yang bisa didapatkannya.     

"Yudha Fabian sama sekali tak menginginkan uang sepeser pun. Lalu .... Apa yang bisa kita tawarkan untuknya?" Jeffrey tak sanggup lagi menutupi kegelisahannya. Dia benar-benar sangat bingung dengan apapun yang harus dilakukannya.     

"Kita harus memikirkan sebuah cara agar pria itu mau membantu kita untuk memberikan sebuah hukuman setimpal bagi Natasya." Davin Mahendra sama sekali tak bisa berpikir apapun. Perkataannya yang baru saja itu hanya untuk menghibur dirinya sendiri. Dia sendiri tak pernah tahu, hal apa yang bisa membuat Yudha Fabian mau membantu mereka.     

Di saat kedua pria itu hanya terdiam tanpa mengatakan apapun, tiba-tiba saja Adi Prayoga sudah masuk dan berjalan ke arah mereka berdua. Pria itu merasa ada sesuatu yang aneh saat melihat mobil Jeffrey terparkir di pinggir jalan depan rumah Davin Mahendra.     

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" lontar Adi Prayoga pada dua pria yang hanya terdiam tanpa membicarakan apapun.     

Jeffrey dan juga Davin Mahendra langsung memalingkan wajahnya. Mereka melihat sang bos mafia baru saja datang ke rumah itu. Seketika itu juga, wajah Jeffrey langsung berubah. Dia merasakan sebuah perasaan aneh saat bertatap muka secara langsung dengan sosok Adi Prayoga.     

"Apa kabar, Jeffrey?" sapa Adi Prayoga pada seorang pria yang sejak tadi terus memandangi dirinya.     

"Ehhh ... iya, aku baik-baik saja. Apakah kamu sering mengunjungi rumah in, Adi Prayoga?" Jeffrey sangat penasaran dengan hubungan mereka berdua. Setahunya kedua pria itu sudah cukup lama bermusuhan. Sejak kejadian video yang sengaja dilakukannya untuk menjebak Davin benar.     

Adi Prayoga tersenyum kecut pada pria itu. Dia sangat tahu arah pembicaraan dari Jeffrey. Bukan rahasia lagi jika dirinya dan juga Davin Mahendra bermusuhan sejak lama. Namun keadaannya semakin berubah sejak pernikahan Brian dan juga Imelda.     

"Setelah kami berbaikan, sepertinya baru dua kali ini," jawab Adi Prayoga sembari melirik wajah dingin dari sahabatnya itu.     

Jeffrey langsung bangkit dari tempat duduknya. Kemudian dia berdiri di hadapan ayah dari Brian Prayoga itu. Dia ingin mengucapkan permintaan maaf karena kebodohannya di masa lalu.     

"Aku ingin meminta maaf secara tulus padamu, Adi Prayoga. Terlalu banyak kebodohan yang telah kulakukan di masa lalu. Semoga kamu memaafkan aku," ungkap Jeffrey pada sang bos mafia.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.