Bos Mafia Playboy

Sumber Uang Natasya



Sumber Uang Natasya

0Vincent tersenyum penuh arti mendengar pertanyaan kekasihnya. Dia sedikit malu ketika harus mengakui hal itu. Namun apa daya, pria itu tak mungkin bisa menghindari pertanyaan Laura.     
0

"Mulai sekarang aku akan memanggilmu seperti itu, Sayang," jawab Vincent pada seorang wanita yang masih terbaring lemah setelah melakukan operasi.     

Di belakang Vincent, Davin Mahendra mulai mendekati kekasih anaknya itu. Ada sesuatu yang cukup membuatnya penasaran. Dia pun sudah tak mampu untuk menyimpan pertanyaan di dalam hatinya.     

"Bagaimana kamu bisa tahu jika Vincent adalah anak kandung dari Adi Prayoga, Laura?" tanya Davin Mahendra pada seorang wanita yang tampak sedikit pucat setelah menjalani operasi.     

Pada akhirnya, Laura harus menjawab pertanyaan itu. Tak mungkin jika dirinya berusaha untuk menghindarinya. Terlebih semua orang sudah berkumpul di sana. Sebelum memberikan jawaban, wanita itu terlihat menarik nafas cukup dalam. Berharap mereka semua tak murka dengan sesuatu yang telah dilakukan di belakang mereka.     

"Semua berawal saat Vincent datang dalam kondisi kritis ke klinik ini ... saat aku melakukan tes uji golongan darah, ternyata Vincent memiliki golongan darah B sama dengan Bos Adi Prayoga. Padahal aku sangat ingat jika Imelda bergolongan darah O." Laura berhenti sejenak, dia mencoba untuk bernafas sebentar.     

Seluruh orang tampak serius mendengarkan cerita Laura. Tak ada yang berbicara ataupun memperhatikan ke arah lain.     

"Kemudian saat aku dan Imelda mengobrol, aku sengaja menanyakan golongan darah Om Davin dan Tante Irene. Mungkin saat itu, Imelda tak menyadari alasanku menanyakan hal itu karena terlalu mencemaskan Vincent. Mendengar jawaban itu, aku pun berpikir untuk melakukan tes DNA diam-diam. Dan hasilnya ... sungguh sangat mengejutkan," terang Laura atas pertanyaan dari calon mertuanya. Dia tak yakin apakah seorang Davin Mahendra akan memaafkan kelancangannya itu.     

"Maaf, Om Davin. Aku benar-benar sudah sangat lancang melakukan tes DNA diam-diam," sesal Laura dalam wajahnya yang tampak semakin pucat setelah berbicara terlalu panjang.     

Davin Mahendra tak mungkin menyalahkan Laura. Terlebih wanita itu juga telah mengorbankan dirinya untuk membuat Vincent tak melakukan sebuah kesalahan fatal. Dia pun memutuskan untuk melupakan kelancangan yang telah dilakukan oleh calon menantunya itu.     

"Sudahlah, Laura. Tak perlu diperpanjang lagi. Semuanya pasti ada hikmahnya. Lebih baik kamu istirahat saja, biar Vincent yang menemuimu. Ada banyak hal yang harus kami urus sekarang." Davin Mahendra mengajak mereka semua untuk keluar dari ruangan itu. Dia hanya menyisakan Vincent agar menemani Laura di sana.     

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Pa?" tanya Brian pada kedua pria yang sedang memikirkan sebuah rencana untuk memberikan hukuman setimpal bagi Natasya.     

Davin Mahendra dan juga Adi Prayoga saling menatap penuh tanya. Mereka berdua juga belum terpikirkan sebuah cara agar bisa membuat Natasya benar-benar jera.     

"Sebaiknya kita berbagi tugas. Harus ada seseorang yang menemui Yudha Fabian dan juga Rizal Hartanto, mereka berdua memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Natasya. Siapa tahu kalian bisa menemukan bukti-bukti yang bisa menjerat wanita itu," ujar Davin Mahendra penuh keraguan. Dia sendiri juga tak yakin jika Yudha Fabian akan mau bekerja sama dengannya. Apalagi, hubungan mereka benar-benar putus setelah perselisihan antara Davin Mahendra dan juga Yudha Fabian.     

Sedangkan Imelda memiliki pemikiran sendiri, dia yakin jika Martin pasti bisa menemukan bukti-bukti kejahatan Natasya.     

"Aku akan menemui Martin untuk membicarakan hal ini. Sepertinya dia bisa menemukan bukti-bukti yang bisa membuka semua kejahatan yang selama ini dilakukan oleh Mama Natasya," sahut Imelda dengan penuh keyakinan. Entah mengapa, ada sebuah keyakinan di dalam hatinya. Dia yakin jika kekasih Eliza itu bisa menyelesaikan segalanya.     

Mereka semua akhirnya bergerak ke tujuan masing-masing. Davin Mahendra dan Jeffrey langsung keluar lebih dulu. Disusul Adi Prayoga, Brian dan juga Imelda. Ada banyak hal yang harus dilakukannya dengan secepat mungkin sebelum Natasya melakukan hal lain yang bisa saja lebih berbahaya.     

Brian dan juga Imelda masuk ke dalam mobilnya lalu bergegas menemui Martin yang ada di rumahnya. Kebetulan sekali, Dennis sudah memberitahukan jika Martin sudah bisa berjalan asal tidak terlalu lama.     

Sedangkan Adi Prayoga juga langsung masuk ke dalam mobilnya, entah pria itu akan melakukan apa. Hanya dia yang tahu dengan rencananya sendiri.     

"Ke mana Papa akan pergi, Brian?" tanya Imelda saat mobil yang membawa ayah mertuanya tampak terburu-buru pergi. Dia sangat cemas jika Adi Prayoga akan melakukan tindakan yang mungkin saja bisa membahayakan dirinya.     

"Aku juga tak tahu, Sayang. Mungkin Papa membutuhkan waktu untuk sendiri di saat mengetahui kebenaran mengenai Kak Vincent. Hal itu pasti sangat mengguncang dirinya." Brian hanya bisa mengatakan itu pada istrinya. Dia tak yakin dengan apa yang akan dilakukan oleh ayahnya.     

Mereka pun lalu meninggalkan klinik Kevin untuk menemui Martin yang masih tidak keluar dari rumah. Dia sedang menunggu waktu yang tepat agar kakinya benar-benar pulih.     

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, pasangan itu sudah berada di halaman depan rumahnya. Terlihat mobil Eliza sudah terparkir juga di sana.     

"Sepertinya Eliza sedang bersama Martin," lontar Imelda sebelum membuka pintu mobilnya. Dia pun keluar lalu masuk ke dalam rumah disusul Brian di belakangnya.     

Dan benar saja, Martin dan Eliza sedang duduk di ruang tengah. Mereka berdua terlihat sedang berbicara serius hingga tak menyadari kedatangannya.     

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Imelda pada pasangan kekasih yang tampak serius dengan pembahasan di antara mereka.     

Martin dan Eliza menolehkan wajahnya secara bersamaan. Mereka melihat jika sang empunya rumah telah kembali.     

"Duduklah, Imelda. Aku sedang membicarakan tentang bisnis Tante Natasya," jawab Eliza pada istri dari Brian Prayoga.     

Tak berapa lama, Brian pun ikut duduk bersama mereka semua. Dia juga sangat penasaran dengan bisnis yang telah dijalankan oleh Natasya hingga menghasilkan banyak uang.     

"Bisnis apa saja yang sedang dijalankan oleh Mama?" tanya Brian sangat penasaran. Pria itu sama sekali tak mengetahui kehidupan seperti apa yang telah dilakukan oleh ibunya selama ini.     

Natasya memiliki banyak uang meskipun tidak terlihat mempunyai pekerjaan yang jelas. Hal itu tentunya sangat mencurigakan bagi mereka semua.     

"Tante Natasya memperjualbelikan obat-obatan terlarang. Namun kita tidak bisa membuktikan apapun. Dia tak terlibat secara langsung dalam bisnis kotor itu. Banyak orang-orang bayaran yang mau bekerja keras untuknya." Hal itu sangat mengejutkan Brian dan juga Imelda. Mereka tak menyangka jika seorang wanita seperti Natasya bisa melakukan bisnis gelap yang sangat berbahaya.     

"Ada satu lagi yang harus kalian berdua ketahui .... " Eliza sengaja menjeda ucapannya. Ia melihat jika pasangan itu terlalu syok mendengar bisnis ilegal milik ibunya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.