Bos Mafia Playboy

Tertangkap Basah



Tertangkap Basah

0Rizal Hartanto baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan di dalam ruang kerja. Ia pun berniat untuk beristirahat karena malam semakin larut. Namun terdengar suara dering dari ponsel miliknya. Ia pun bergegas mengambil ponsel di atas meja itu dan memeriksa seseorang yang sedang menghubunginya.     
0

"Eliza?" gumam Rizal Hartanto saat menatap layar ponsel yang memperlihatkan nama anaknya.     

Ia pun langsung menerima panggilan itu sembari berjalan menuju ke dalam kamarnya.     

"Ada apa, Eliza? Tak biasanya kamu menghubungi Papa malam-malam begini." Rizal Hartanto cukup penasaran pada anak perempuannya itu. Selama ini, Eliza hampir tak pernah menghubungi ayahnya itu.     

Terlukis kecemasan di wajah Rizal Hartanto. Bola matanya terlihat melebarkan mendengar ucapan anak dalam ponsel.     

"Apa! Kamu mabuk di kamar hotel? Bagaimana kamu bisa melakukan hal memalukan itu, Eliza? Bagaimana jika ada yang melihatmu?" Amarah di dalam diri pria itu mulai terlihat sangat jelas. Ia pun mengambil kunci mobilnya lalu keluar dari rumahnya itu.     

"Kirimkan nomor kamarmu! Tunggu Papa di sana." Dengan terburu-buru, Rizal Hartanto masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancap gas ke sebuah hotel di mana Eliza berada.     

Pria itu tak pernah menyangka jika anak perempuannya bisa melakukan hal itu di hotel. Yang membuatnya semakin kesal, hal itu dilakukannya saat tengah malam. Rizal Hartanto tak ingin nama baik keluarga menjadi hancur gara-gara kelakuan anaknya sendiri.     

Begitu sampai di lobby hotel, Rizal Hartanto langsung masuk dan bergegas ke sebuah kamar yang di tempati oleh anaknya. Ia ingin segera membawa Eliza keluar sebelum ada orang lain yang mengetahui perbuatan memalukan itu.     

Seorang jaksa muda yang sedang naik daun ditemukan mabuk berat di dalam kamar hotel. Rizal Hartanto tak ingin jika anaknya akan menjadi berita utama dalam siaran berita. Dengan langkah cepat dan menyakinkan, ia pun berjalan menyusuri lorong panjang hotel itu untuk mencari keberadaan anaknya.     

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Rizal Hartanto berada di depan kamar 302 seperti yang dikirimkan oleh Eliza lewat pesan.     

Rizal Hartanto berniat untuk mengetuk pintu kamar itu. Namun ia menyadari jika kamar itu sama sekali tak terkunci. Dengan sedikit keyakinan yang dimilikinya, pria itu mendorong pintu kamar yang ia pikir ada Eliza di sana.     

Namun pria itu hanya mendapati sebuah ruang tamu kosong tak berpenghuni. Rizal Hartanto pun melangkah masuk ke sebuah kamar yang berada tak jauh dari pintu. Begitu pintu kamar itu terbuka ....     

Rizal Hartanto melihat sebuah pemandangan yang membuat darahnya langsung mendidih seketika. Ia melihat Natasya sedang ditindih oleh seorang pria yang wajahnya terlihat sangat familiar baginya. Yang membuatnya semakin hancur, wanita itu sedang memejamkan matanya bersamaan dengan suara desahan dan juga erangan dari mulutnya.     

"Natasya!" teriak Rizal Hartanto pada seorang wanita yang dicintainya selama bertahun-tahun. Bahkan ia telah memberikan apapun yang diminta oleh wanita itu.     

"Mas Rizal!" Natasya sangat terkejut dengan keberadaan seorang pria yang selama ini selalu mendukungnya. Ia langsung mendorong Teddy Julian dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun.     

Tak jauh beda dari Natasya, Teddy Julian juga sangat kaget karena tertangkap basah telah melakukan hubungan terlarang dengan Natasya. Pria itu sengaja membelakangi Rizal Hartanto agar pria itu tak menyadari jika itu adalah dirinya.     

"Mas! Aku bisa jelaskan semuanya." Natasya bangkit dan turun dari ranjang itu. Ia mencoba untuk meluluhkan hati Rizal Hartanto yang sudah terbakar dalam amarah.     

Begitu Natasya mencoba untuk menyentuhnya ... dengan gerakan cepat Rizal Hartanto langsung menghempaskan tangan wanita itu. Seolah ia tak rela jika tangan kotor itu menyentuh tubuhnya.     

"Jauhkan tangan kotormu dari tubuhku!" bentak Rizal Hartanto pada wanita yang sedang berusaha memperlihatkan penyesalannya.     

"Maaf, Mas. Aku khilaf ... aku tak akan mengulanginya." Dengan entengnya, Natasya mengungkapkan ucapan maaf pada seorang pria yang selama ini selalu mendukungnya.     

Tanpa mempedulikan wanita itu, Rizal Hartanto bergerak ke arah seorang pria yang sengaja ingin menyembunyikan dirinya. Ia sangat yakin jika pria itu sengaja untuk menghindarinya.     

"Apa yang sedang kamu tutupi Teddy Julian? Aku tak menyangka jika kamu terlibat hubungan menjijikkan dengan Natasya. Apakah kamu juga terlibat dengan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh wanita murahan itu?" Rizal Hartanto memandang jijik pada wanita yang baru semalaman memuaskannya hingga berkali-kali. Ia tak menyangka jika Natasya hanyalah seorang wanita murahan yang tidur dengan banyak pria.     

"Jangan menuduh sembarangan, Rizal Hartanto! Aku tak ada hubungannya dengan semua yang dilakukan oleh Natasya. Kami hanya bertemu dan bersenang-senang saja," kilah Teddy Julian pada seorang kawan lama yang dulu menjadi bawahannya.     

Rizal Hartanto justru tertawa lepas dalam kepedihan di dalam hatinya. Ia merasa sangat bodoh karena telah terjebak dengan kecantikan dan juga perkataan manis dari Natasya.     

Mendadak langit seolah menjadi gelap baginya. Pikirannya langsung terbuka atas ucapan Eliza beberapa hari yang lalu.     

"Jadi Natasya adalah alasanmu meminta aku untuk menutup insiden kecelakaan yang terjadi pada Irene Mahendra? Apa yang sedang kalian tutupi? Apa jangan-jangan .... " Rizal Hartanto merasa tak sanggup mengatakan sebuah kebenaran dari masa lalunya.     

"Hentikan omong kosongmu, Rizal Hartanto! Kamu sudah menuduhku sembarangan!" Teddy Julian tetap tak mengakui semuanya. Ia tak ingin terseret pada semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Natasya.     

Natasya mencoba untuk menarik Rizal Hartanto agar menjauhi Teddy Julian. Ia tak ingin jika pria itu sampai menginterogasi pria itu.     

"Sudahlah, Mas. Tak perlu diperpanjang lagi. Ini semua hanyalah kesalahpahaman saja. Sampai kapanpun aku tetap milikmu." Natasya mencoba untuk meraba dada dari seorang pria yang berprofesi sebagai hakim. Ia hanya ingin meredakan amarah dari Rizal Hartanto.     

"Jangan menyentuh aku, Natasya. Aku tak sudi jika tangan kotormu itu menyentuh tubuhku." Dengan sedikit kasar, Rizal Hartanto mendorong Natasya dan membuatnya tersungkur ke lantai.     

Segala perasaan cinta tulus yang telah diberikannya seakan langsung menghilang begitu saja. Ia tak bisa menerima pengkhianatan dari wanita yang sangat dicintainya. Bukan tanpa alasan, Natasya pernah berjanji pada Rizal Hartanto jika dirinya hanya akan menjalin hubungan hanya dengannya saja. Namun kenyataan yang didapatkannya terlalu menyakitkan. Rizal Hartanto harus menyaksikan sendiri saat Natasya sedang berhubungan intim dengan kawan lamanya.     

"Mas! Kumohon percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu saja." Natasya berusaha keras untuk membujuk Rizal Hartanto. Ia tak ingin kehilangan dukungan dari sosok pria itu.     

Belum juga Rizal Hartanto memberikan tanggapan atas bujukan dari Natasya, seseorang masuk dan menghampiri mereka bertiga. Sosok wanita muda yang tersenyum penuh kemenangan menyaksikan pemandangan di hadapannya. Ia tak menyangka jika rencananya berjalan sangat lancar.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.