Bos Mafia Playboy

Tawaran Tidur Bertiga



Tawaran Tidur Bertiga

0Rizal Hartanto masih saja bingung dengan keterlibatan Jeffrey dalam hubungan mereka. Padahal pria itu jelas-jelas selalu menjaga jarak darinya. Meskipun dia tahu jika dirinya memiliki hubungan dekat dengan Natasya.     
0

"Om Jeffrey adalah teman lama mamaku, Om." Tiba-tiba Imelda datang bersama seorang pria yang tak lain adalah suaminya sendiri.     

"Jeffrey teman lama Irene?" ulang Rizal Hartanto dengan wajah yang masih tak bisa mempercayai semuanya.     

Brian dan Imelda melangkah maju supaya lebih dekat dengan Eliza dan ayahnya. Mereka berdua juga ikut duduk bersama.     

"Bagaimana kamu bisa membuat pintu kamar sebelah tidak terkunci, Brian?" tanya Eliza dengan sorot mata yang tajam dan juga sangat penasaran.     

"Aku membayar seorang petugas kebersihan yang kebetulan melewati kamar itu agar membuka pintu kamar sebelah. Untung saja pasangan mesum itu tak menyadari, saat ada seseorang yang berusaha untuk membuka pintu kamar mereka." Brian tersenyum tipis pada Eliza. Ada kesedihan dan juga kekecewaan di dalam hatinya atas perbuatan Natasya yang sangat memalukan.     

Meskipun suaminya mencoba untuk tetap tenang dan juga mengulum senyuman palsu, Imelda tentunya sangat mengerti perasaan Brian. Walau bagaimanapun, Natasya tetaplah seorang wanita yang sudah melahirkannya.     

"Apa kamu baik-baik saja, Brian," cemas Imelda pada suaminya. Ia merasa tak tega melihat wajah Brian yang terlihat menyedihkan.     

Dengan senyuman yang hangat dan sedikit dipaksakan, Brian memandang lembut istrinya. Ia tak ingin jika Imelda terlalu mencemaskan dirinya.     

"Aku baik-baik saja, Sayang. Tak perlu khawatir .... Memang sudah seharusnya, Mama harus menerima hukumannya," pungkas Brian.     

Imelda merasa sedikit lega, meskipun masih ada yang mengganjal di dalam hatinya. Namun ia tak ingin mengambil pusing hal itu. Ia sangat yakin jika Brian pasti bisa mengatasi semuanya.     

"Semoga Om Rizal mau membantu kami untuk mengungkap semua kejahatan Mama Natasya." Kali ini Imelda memohon sebuah bantuan yang cukup besar pada seorang hakim senior itu.     

"Tentu saja, Imelda. Om sudah membicarakan hal ini dengan Eliza. Sebisa mungkin kita harus saling membantu untuk mengungkapkan kebenaran itu." Rizal Hartanto menghentikan perkataan sejenak lalu sedikit berpikir tentang rekaman yang tadi didengarnya. Ia mencoba mengingat sebuah nama yang sudah membantu Natasya melakukan banyak kejahatan.     

Brian bisa melihat jika Rizal Hartanto sedang berpikir cukup keras untuk memikirkan nama itu. Ia pun memberanikan diri untuk menanyakan hal itu secara langsung.     

"Apa yang Om Rizal pikirkan? Adakah yang bisa saya bantu?" tanya Brian pada ayah dari Eliza Hartanto.     

"Yudha Fabian. Kira-kira, siapa yang bisa menyelidikinya?" Pria tua itu tampak ragu jika mereka semua bisa menembus pertahanan dari penjahat itu.     

Seketika itu juga, Brian dan Imelda saling memandang satu sama lain. Mereka pun beralih menatap Eliza dan seolah melemparkan sebuah ucapan yang tak pernah dikatakannya oleh pasangan suami istri itu.     

"Ada apa dengan kalian berdua?" Eliza bisa menangkap sinyal yang sengaja mereka kirimkan kepadanya. Ia sebenarnya cukup paham apa yang dipikirkan oleh mereka berdua.     

"Sepertinya, Martin telah menempatkan seorang mata-mata di rumah Yudha Fabian. Besok pagi kita bisa membicarakan hal ini dengannya dulu," sahut Brian dengan wajah yang sangat menyakinkan. Ia berharap pria itu bisa membantunya untuk memecahkan teka-teki yang sedang di mainkan oleh ibunya sendiri.     

Rizal Hartanto tampak bingung saat mereka menyebutkan sebuah nama yang terdengar asing baginya. Ia belum pernah mendengar sebuah nama yang baru saja mereka sebutkan itu.     

"Martin? Siapa pria itu? Apakah ada hubungannya dengan Eliza?" tanya Rizal Hartanto sangat penasaran.     

Sontak saja mereka semua saling memandang satu sama lain, Rizal Hartanto masih belum mengetahui jika Eliza telah menjalin hubungan dengan orang kepercayaan diri keluarga Prayoga itu. Yang diketahuinya justru Eliza yang mati-matian mengejar Brian Prayoga sejak ia masih kuliah.     

"Martin adalah orang kepercayaan papaku, Om." Brian sengaja memungkasi pembicaraan mereka mengenai Martin. Bukan tanpa alasan, Eliza terlalu panik saat Rizal Hartanto menanyakan hubungannya dengan Martin.     

"Aku pikir pria itu adalah kekasih Eliza." Sebuah tanggapan dari Rizal Hartanto, langsung membuat Eliza tersedak tanpa alasan. Wanita itu terbatuk-batuk hingga wajahnya sangat memerah karena panik.     

Brian dan Imelda hanya bisa menahan tawa melihat respon Eliza atas ucapan ayahnya sendiri. Mereka yakin jika jaksa muda itu sangat terkejut dengan perkataan seorang Rizal Hartanto.     

Tak berapa lama, Brian bangkit dari tempat duduknya lalu berdiri di sebelah sang istri. Ia merasa jika hari sudah menjelang pagi, sedangkan mereka sama sekali belum beristirahat.     

"Lebih baik kita beristirahat dulu. Apakah Om Rizal dan Eliza akan langsung pulang ke rumah? Atau mau istirahat di sini hingga matahari terbit?" Brian sengaja menanyakan hal itu pada pasangan ayah dan anak itu.     

"Aku akan langsung pulang saja. Besok ada persidangan pagi hari yang harus dihadiri. Bagaimana denganmu, Eliza? Mau pulang bareng Papa?" Rizal Hartanto sengaja mengajak anaknya untuk pulang bersama. Ia merasa jika anak perempuannya itu jarang pulang ke rumah keluarga Hartanto.     

Eliza terlihat bingung atas pertanyaan itu. Ia juga belum yakin mau langsung pulang atau memilih untuk menginap di kamar hotel yang sudah dipesannya. Lagipula, Eliza harus melakukan sesuatu dengan bukti rekaman itu.     

"Aku akan menginap di sini saja, Pa. Lagian aku juga membawa mobil sendiri. Lebih baik Papa segera beristirahat, jangan memikirkan apapun lagi tentang Tante Natasya," bujuk Eliza pada ayahnya. Ia sangat tahu jika ayahnya sangat terpukul dengan kejahatan dan juga pengkhianatan Natasya. Hal itu membuatnya sedikit mengkhawatirkan sang hakim senior itu.     

Rizal Hartanto lalu pamit pulang pada mereka semua. Ia meminta agar mereka semua lebih berhati-hati karena Natasya bisa melakukan sesuatu yang di luar dugaan.     

Brian dan juga Imelda hanya bisa mengucapkan terima kasih atas perhatian dari Rizal Hartanto. Mereka juga memohon maaf karena telah mengacaukan hubungannya dengan Natasya.     

Untung saja, Rizal Hartanto sama sekali tak marah ataupun kesal. Ia justru berterima kasih karena mereka telah membuka pengkhianatan Natasya kepadanya.     

Begitu ayahnya pergi, Eliza pun melemparkan sebuah tatapan aneh pada pasangan di hadapannya. Kemudian ia tersenyum licik dengan sorotan mata aneh pada Brian dan Imelda.     

"Apa kalian berdua mau tidur bertiga bersamaku di sini?" Sebuah pertanyaan yang terdengar sangat mengesalkan bagi mereka. Eliza terlihat seperti wanita murahan yang sedang memohon kehangatan.     

"Hentikan omong kosongmu, Eliza. Apakah kamu sudah gila?" teriak Brian pada seorang wanita yang seharian bersama dengannya dan juga Imelda.     

Wanita itu justru menertawakan jawaban kesal dari Brian Prayoga. Ia tak menyangka jika suami dari Imelda itu akan merespon dengan jawaban yang tidak terduga. Rasanya sangat menggelikan melihat Brian yang langsung naik pitam mendengar godaannya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.